28.7 C
Denpasar
Wednesday, June 7, 2023

Pertandingan Futsal Diwarnai Ricuh, Pemain dan Suporter Nyaris Baku Hatam

SINGARAJA– Pertandingan dalam Turnamen Futsal di GOR Bhuana Patra Singaraja yang berlangsung pada Rabu (21/12) malam lalu diwarnai dengan kericuhan. Penonton turun ke lapangan dan nyaris terjadi aksi baku hantam antara pemain dengan suporter.

Pertandingan pada malam itu mempertemukan tim futsal antara SMAN 1 Singaraja (Smansa) dan SMKN 3 Singaraja (Stemsi). Kericuhan diduga karena penonton terprovokasi sikap salah satu pemain.

Ketua Panitia KMS, Kadek Andre Hendrawan menuturkan, insiden bermula saat tim Stemsi ketinggalan dengan skor 2-3 di menit-menit akhir pertandingan. Bola sempat diambil oleh penjaga gawang tim Smansa, kemudian dilempar ke luar lapangan. “Mungkin itu penyebab rasa kesal oknum supporter. Sehingga suporter turun ke lapangan dan mengejar kiper Smansa,” kata Andre.

Baca Juga:  Dapat Gaji ke-13, ASN di Buleleng Mekenyem

Dalam video yang beredar, puluhan orang suporter berbaju hitam turun ke lapangan. Sementara dari arah tribun penonton muncul lemparan botol air minuman. Panitia dan aparat keamanan langsung menghalau para suporter agar kembali ke tempatnya masing-masing.

Panitia pun mnyeyangkan hal tersebut. “Selama ini suporter dari STM sebenarnya sangat tertib. Saat KMS Cup I mereka itu meraih gelar suporter terbaik,” imbuhnya.

Kasi Humas Polres Buleleng AKP Gede Sumarjaya mengatakan, polisi sudah siaga saat peristiwa itu terjadi. Setiap pertandingan polisi menyiagakan sedikitnya 10 orang personel untuk mengamankan jalannya pertandingan. Jumlah itu bisa ditambah sewaktu-waktu tergantung situasi yang terjadi. “Tadi malam itu hanya ada lempar-lemparan botol. Tidak sampai ada pemukulan. Setelah situasinya kondusif, pertandingan sudah dilanjutkan lagi,” katanya.

Baca Juga:  Kecelakaan Maut, Pengendara Motor Tewas Ditabrak Mobil

Sementara itu, Ketua Umum PSSI Buleleng Gede Suyasa menyarankan  agar panitia berkoordinasi dengan kepala sekolah. Sehingga kepala sekolah menugaskan guru pembinaan kesiswaan ikut mengawasi siswa mereka yang menjadi suporter.

PSSI sempat melakukan pola tersebut pada Turnamen Futsal SMA/SMK pada tahun 2019 lalu. Cara itu terbukti efektif mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. “Pengalaman kami 2019 seperti itu. Sebelum pertandingan kami komunikasi dengan kepala sekolah. Sehingga begitu ada gerakan, guru yang bergerak ikut mengamankan kondisi bersama aparat keamanan,” ujar Suyasa. (eps)



SINGARAJA– Pertandingan dalam Turnamen Futsal di GOR Bhuana Patra Singaraja yang berlangsung pada Rabu (21/12) malam lalu diwarnai dengan kericuhan. Penonton turun ke lapangan dan nyaris terjadi aksi baku hantam antara pemain dengan suporter.

Pertandingan pada malam itu mempertemukan tim futsal antara SMAN 1 Singaraja (Smansa) dan SMKN 3 Singaraja (Stemsi). Kericuhan diduga karena penonton terprovokasi sikap salah satu pemain.

Ketua Panitia KMS, Kadek Andre Hendrawan menuturkan, insiden bermula saat tim Stemsi ketinggalan dengan skor 2-3 di menit-menit akhir pertandingan. Bola sempat diambil oleh penjaga gawang tim Smansa, kemudian dilempar ke luar lapangan. “Mungkin itu penyebab rasa kesal oknum supporter. Sehingga suporter turun ke lapangan dan mengejar kiper Smansa,” kata Andre.

Baca Juga:  Mangkrak, Puluhan Koperasi Terancam Dicabut Izinnya

Dalam video yang beredar, puluhan orang suporter berbaju hitam turun ke lapangan. Sementara dari arah tribun penonton muncul lemparan botol air minuman. Panitia dan aparat keamanan langsung menghalau para suporter agar kembali ke tempatnya masing-masing.

Panitia pun mnyeyangkan hal tersebut. “Selama ini suporter dari STM sebenarnya sangat tertib. Saat KMS Cup I mereka itu meraih gelar suporter terbaik,” imbuhnya.

Kasi Humas Polres Buleleng AKP Gede Sumarjaya mengatakan, polisi sudah siaga saat peristiwa itu terjadi. Setiap pertandingan polisi menyiagakan sedikitnya 10 orang personel untuk mengamankan jalannya pertandingan. Jumlah itu bisa ditambah sewaktu-waktu tergantung situasi yang terjadi. “Tadi malam itu hanya ada lempar-lemparan botol. Tidak sampai ada pemukulan. Setelah situasinya kondusif, pertandingan sudah dilanjutkan lagi,” katanya.

Baca Juga:  Liga Jembrana Nyaris Ricuh, Pemain Dikejar hingga Ruang Ganti

Sementara itu, Ketua Umum PSSI Buleleng Gede Suyasa menyarankan  agar panitia berkoordinasi dengan kepala sekolah. Sehingga kepala sekolah menugaskan guru pembinaan kesiswaan ikut mengawasi siswa mereka yang menjadi suporter.

PSSI sempat melakukan pola tersebut pada Turnamen Futsal SMA/SMK pada tahun 2019 lalu. Cara itu terbukti efektif mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. “Pengalaman kami 2019 seperti itu. Sebelum pertandingan kami komunikasi dengan kepala sekolah. Sehingga begitu ada gerakan, guru yang bergerak ikut mengamankan kondisi bersama aparat keamanan,” ujar Suyasa. (eps)


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru