26.5 C
Denpasar
Saturday, June 10, 2023

Viral Oknum Warga Sumberklampok Bongkar Portal di TNBB, Desa Adat Murka, Tak Langsung Dimaafkan

GEROKGAK,radarbali.id – Oknum warga di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak menerobos masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Bali Barat. Mereka membuka paksa portal di kawasan Tegal Bunder, Desa Sumberklampok, saat kawasan TNBB ditutup karena hari raya Nyepi. Aksi tersebut kemudian viral di media sosial hingga memicu keresahan di masyarakat.

Taman Nasional Bali Barat (TNBB) sebenarnya telah menerbitkan Surat Edaran (SE) yang memberitahukan bahwa TNBB ditutup mulai Selasa (21/3) pukul 06.00 pagi hingga Kamis (23/3). Kawasan TNBB baru dibuka kembali pada Kamis pukul 08.00 pagi. SE dengan nomor SE.279/T.16/TU/UM/3/2023 itu, ditandatangani Kepala TNBB drh. Agus Ngurah Krisna Kepakisan pada Jumat (17/3) pekan lalu.

Nah pada saat hari Nyepi, Rabu (22/3) lalu, muncul sejumlah warga dari Desa Sumberklampok yang ingin melancong ke dalam kawasan TNBB. Sebanyak dua orang pecalang dan dua orang Bantuan Keamanan Desa Adat (Bakamda) yang disiagakan di sana, tak kuasa menghalau warga yang ingin masuk karena jumlahnya mencapai puluhan orang. Mereka juga membawa kendaraan bermotor untuk masuk ke dalam kawasan TNBB.

Salah seorang saksi yang menolak namanya dikorankan menyebut keributan  itu terjadi sekitar pukul 10.42. Keributan terjadi antara warga dengan pecalang yang memang bersiaga di pintu masuk kawasan TNBB. Saksi tersebut menuturkan TNBB sebenarnya sudah tutup sejak Selasa. Tapi pada Rabu, warga setempat berusaha menerobos masuk.

“Tahun-tahun sebelumnya memang ramai orang melancong ke sana, karena tidak ada pecalang. Tapi tahun ini ada pecalang yang jaga di portal masuk. Posisinya sebenarnya portal sudah tutup total, sudah ada spanduk. Tapi dibuka paksa,” ungkap saksi tersebut.

Keterangan saksi itu pun dibenarkan Bendesa Adat Sumberklampok Jro Putu Artana. Ia menyebut sudah jadi kebiasaan oknum masyarakat melakukan kegiatan pada hari raya Nyepi. Merujuk seruan bersama pemimpin umat, pihaknya berinisiatif menempatkan pecalang dan bakamda di portal tersebut. Dengan harapan semua umat taat dan patuh terhadap seruan bersama.

Baca Juga:  Polres Ambil Alih, Achmad Zaini & Muhammad Rasyid Pilih Amankan Diri di Polsek

“Pertama satu orang menerobos, lalu tiga orang menerobos, akhirnya ramai-ramai datang. Karena tidak bisa menghalau, pecalang yang di sana menghubungi saya agar saya datang,” kata Artana.

Pihaknya saat itu datang langsung ke lokasi dan berusaha meredam kondisi di portal Tegal Bunder. Namun beberapa oknum berbicara dengan nada tinggi dan membuka paksa portal yang telah dijaga pecalang.

“Saya datang ke sana untuk beri pemahaman. Dengan penuh rasa hormat. Mudah-mudahan dengan kejadian ini, kita bisa jaga lagi toleransi kita bersama,” ujarnya.

Pasca kejadian tersebut, suasana pun sempat tegang. Bahkan pada malam hari, warga disebut hendak mendatangi rumah orang-orang yang melakukan aksi penerobosan itu. Warga tersinggung karena pemimpin adat tak dihargai, ditambah lagi ada kegiatan yang tak semestinya pada saat hari raya Nyepi.

Alhasil polisi datang ke Desa Sumberklampok dan menjemput dua orang warga. Masing-masing Achmad Zaini dan Muhamad Rasyad. Keduanya dijemput di rumahnya pada pukul 22.30 Rabu malam, dan langsung dibawa ke Mapolsek Gerokgak. “Diamankan untuk mengantisipasi hal yang tidak dinginkan,” kata Kapolsek Gerokgak Kompol Gusti Nyoman Sudarsana. Hingga kemarin, keduanya dilaporkan masih menginap di Mapolsek Gerokgak.

Pasca insiden yang terjadi pada Rabu lalu, kemarin pihak kepolisian mengumpulkan pimpinan umat untuk mediasi di Mapolsek Gerokgak. Pertemuan itu juga dihadiri Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Buleleng, I Gde Made Metera.

Dalam pertemuan tersebut Achmad Zaini dan Muhamad Rasyad sempat menyampaikan permohonan maaf secara terbuka di hadapan pemimpin umat dan adat. “Saya sebagai warga Sumberklampok apa yang jadi kesalahan kemarin saya mohon maaf, beribu-ribu maaf atas kesalahan kemarin. Karena masalahnya masyarakat masih banyak di sana. Makanya saya ada inisiatif membuka portal itu biar tidak ada kerumunan. Sebagai orang biasa, orang awam, tidak tahu apa-apa, saya lulusan SD, karena tidak pegang ijazah, karena hilang ijazah, saya mohon maaf pada pak jro bendesa, pecalang Sumberklampok, semua masyarakat Sumberklmapok, bapak perbekel, saya mohon maaf,” kata Zaini.

Baca Juga:  Awas! Berisiko Longsor Lagi, Jalan Poros Sepang Terancam Terputus

Kendati telah memohon maaf, Bendesa Sumberklampok Jro Putu Artana tak langsung menerima permitnaan maaf tersebut. Menurutnya hal itu akan dibicarakan dalam paruman adat yang dilaksanakan di Balai Desa Adat Sumberklampok pada Jumat (24/3) malam hari ini. Paruman akan membahas apakah krama akan menerima permintaan maaf tersebut atau tidak.

Ia menyebut karena dilakukan oleh oknum, warga meminta agar masalah itu ditindaklanjuti lewat hukum. “Permintaan warga, karena ini oknum, bukan semua umat di Sumberklampok itu, agar ditindaklanjuti. Ada sanksi adat yang bisa dikenakan, bisa jadi denda atau yang lainnya. Yang jelas karne aini menyangkut agama, biar tidak merembet lagi, agar ditindaklanjuti lewat hukum,” kata Artana.

Terpisah Camat Gerokgak Ketut Aryawan menyebut masalah itu berawal dari sebuah kebiasaan di masyarakat yang keliru. Terutama saat hari brata penyepian yang bertepatan dengan awal ibadah Ramadan. Ia tak memungkiri ada kebiasaan-kebiasaan yang bisa memicu gejolak antar umat beragama.

Menurutnya warga yang berusaha menerobos masuk TNBB, sudah meminta maaf secara terbuka. “Mereka tidak menyangka apa yang dilakukan berdampak besar atas yang terjadi. Mediasi ini momentum baik untuk jaga toleransi. Kita tunggu paruman adat untuk memutuskan sejauh mana awig-awig dan (penerapan) sanksi adat terhadap kasus ini,” kata Aryawan. (eps/rid)



GEROKGAK,radarbali.id – Oknum warga di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak menerobos masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Bali Barat. Mereka membuka paksa portal di kawasan Tegal Bunder, Desa Sumberklampok, saat kawasan TNBB ditutup karena hari raya Nyepi. Aksi tersebut kemudian viral di media sosial hingga memicu keresahan di masyarakat.

Taman Nasional Bali Barat (TNBB) sebenarnya telah menerbitkan Surat Edaran (SE) yang memberitahukan bahwa TNBB ditutup mulai Selasa (21/3) pukul 06.00 pagi hingga Kamis (23/3). Kawasan TNBB baru dibuka kembali pada Kamis pukul 08.00 pagi. SE dengan nomor SE.279/T.16/TU/UM/3/2023 itu, ditandatangani Kepala TNBB drh. Agus Ngurah Krisna Kepakisan pada Jumat (17/3) pekan lalu.

Nah pada saat hari Nyepi, Rabu (22/3) lalu, muncul sejumlah warga dari Desa Sumberklampok yang ingin melancong ke dalam kawasan TNBB. Sebanyak dua orang pecalang dan dua orang Bantuan Keamanan Desa Adat (Bakamda) yang disiagakan di sana, tak kuasa menghalau warga yang ingin masuk karena jumlahnya mencapai puluhan orang. Mereka juga membawa kendaraan bermotor untuk masuk ke dalam kawasan TNBB.

Salah seorang saksi yang menolak namanya dikorankan menyebut keributan  itu terjadi sekitar pukul 10.42. Keributan terjadi antara warga dengan pecalang yang memang bersiaga di pintu masuk kawasan TNBB. Saksi tersebut menuturkan TNBB sebenarnya sudah tutup sejak Selasa. Tapi pada Rabu, warga setempat berusaha menerobos masuk.

“Tahun-tahun sebelumnya memang ramai orang melancong ke sana, karena tidak ada pecalang. Tapi tahun ini ada pecalang yang jaga di portal masuk. Posisinya sebenarnya portal sudah tutup total, sudah ada spanduk. Tapi dibuka paksa,” ungkap saksi tersebut.

Keterangan saksi itu pun dibenarkan Bendesa Adat Sumberklampok Jro Putu Artana. Ia menyebut sudah jadi kebiasaan oknum masyarakat melakukan kegiatan pada hari raya Nyepi. Merujuk seruan bersama pemimpin umat, pihaknya berinisiatif menempatkan pecalang dan bakamda di portal tersebut. Dengan harapan semua umat taat dan patuh terhadap seruan bersama.

Baca Juga:  Hasil Paruman! Insiden Terobos Portal TNBB di Sumberklampok Berlanjut ke Ranah Hukum

“Pertama satu orang menerobos, lalu tiga orang menerobos, akhirnya ramai-ramai datang. Karena tidak bisa menghalau, pecalang yang di sana menghubungi saya agar saya datang,” kata Artana.

Pihaknya saat itu datang langsung ke lokasi dan berusaha meredam kondisi di portal Tegal Bunder. Namun beberapa oknum berbicara dengan nada tinggi dan membuka paksa portal yang telah dijaga pecalang.

“Saya datang ke sana untuk beri pemahaman. Dengan penuh rasa hormat. Mudah-mudahan dengan kejadian ini, kita bisa jaga lagi toleransi kita bersama,” ujarnya.

Pasca kejadian tersebut, suasana pun sempat tegang. Bahkan pada malam hari, warga disebut hendak mendatangi rumah orang-orang yang melakukan aksi penerobosan itu. Warga tersinggung karena pemimpin adat tak dihargai, ditambah lagi ada kegiatan yang tak semestinya pada saat hari raya Nyepi.

Alhasil polisi datang ke Desa Sumberklampok dan menjemput dua orang warga. Masing-masing Achmad Zaini dan Muhamad Rasyad. Keduanya dijemput di rumahnya pada pukul 22.30 Rabu malam, dan langsung dibawa ke Mapolsek Gerokgak. “Diamankan untuk mengantisipasi hal yang tidak dinginkan,” kata Kapolsek Gerokgak Kompol Gusti Nyoman Sudarsana. Hingga kemarin, keduanya dilaporkan masih menginap di Mapolsek Gerokgak.

Pasca insiden yang terjadi pada Rabu lalu, kemarin pihak kepolisian mengumpulkan pimpinan umat untuk mediasi di Mapolsek Gerokgak. Pertemuan itu juga dihadiri Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Buleleng, I Gde Made Metera.

Dalam pertemuan tersebut Achmad Zaini dan Muhamad Rasyad sempat menyampaikan permohonan maaf secara terbuka di hadapan pemimpin umat dan adat. “Saya sebagai warga Sumberklampok apa yang jadi kesalahan kemarin saya mohon maaf, beribu-ribu maaf atas kesalahan kemarin. Karena masalahnya masyarakat masih banyak di sana. Makanya saya ada inisiatif membuka portal itu biar tidak ada kerumunan. Sebagai orang biasa, orang awam, tidak tahu apa-apa, saya lulusan SD, karena tidak pegang ijazah, karena hilang ijazah, saya mohon maaf pada pak jro bendesa, pecalang Sumberklampok, semua masyarakat Sumberklmapok, bapak perbekel, saya mohon maaf,” kata Zaini.

Baca Juga:  WOW! Kucuran Dana Desa Tahun Ini Naik Jadi Rp 127 Miliar, Desa Diminta Berkreasi

Kendati telah memohon maaf, Bendesa Sumberklampok Jro Putu Artana tak langsung menerima permitnaan maaf tersebut. Menurutnya hal itu akan dibicarakan dalam paruman adat yang dilaksanakan di Balai Desa Adat Sumberklampok pada Jumat (24/3) malam hari ini. Paruman akan membahas apakah krama akan menerima permintaan maaf tersebut atau tidak.

Ia menyebut karena dilakukan oleh oknum, warga meminta agar masalah itu ditindaklanjuti lewat hukum. “Permintaan warga, karena ini oknum, bukan semua umat di Sumberklampok itu, agar ditindaklanjuti. Ada sanksi adat yang bisa dikenakan, bisa jadi denda atau yang lainnya. Yang jelas karne aini menyangkut agama, biar tidak merembet lagi, agar ditindaklanjuti lewat hukum,” kata Artana.

Terpisah Camat Gerokgak Ketut Aryawan menyebut masalah itu berawal dari sebuah kebiasaan di masyarakat yang keliru. Terutama saat hari brata penyepian yang bertepatan dengan awal ibadah Ramadan. Ia tak memungkiri ada kebiasaan-kebiasaan yang bisa memicu gejolak antar umat beragama.

Menurutnya warga yang berusaha menerobos masuk TNBB, sudah meminta maaf secara terbuka. “Mereka tidak menyangka apa yang dilakukan berdampak besar atas yang terjadi. Mediasi ini momentum baik untuk jaga toleransi. Kita tunggu paruman adat untuk memutuskan sejauh mana awig-awig dan (penerapan) sanksi adat terhadap kasus ini,” kata Aryawan. (eps/rid)


Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru