26.5 C
Denpasar
Thursday, June 8, 2023

Dari Viralnya Kasus Buka Paksa Portal Saat Nyepi di TNBB, Sumberklampok

Achmad Zaini dan Muhamad Rasyad Sudah Minta Maaf, Warga Minta Ditindaklanjuti lewat Jalur Hukum

GEROKGAK– Bendesa Adat Sumberklampok Jro Putu Artana akhirnya buka suara setelah Achmad Zaini dan Muhamad Rasyad meminta maaf. Kedua pelaku yang membuka paksa portal dan menerobos masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) saat nyepi.

Bendesa Adat Sumberklampok Jro Putu Artana mengatakan, merujuk seruan bersama pemimpin umat, pihaknya berinisiatif menempatkan pecalang dan bakamda di portal tersebut. Dengan harapan semua umat taat dan patuh terhadap seruan bersama. “Pertama satu orang menerobos, lalu tiga orang menerobos, akhirnya ramai-ramai datang. Karena tidak bisa menghalau, pecalang yang di sana menghubungi saya agar saya datang,” kata Artana.

Pihaknya saat itu datang langsung ke lokasi dan berusaha meredam kondisi di portal Tegal Bunder. Namun beberapa oknum berbicara dengan nada tinggi dan membuka paksa portal yang telah dijaga pecalang. “Saya datang ke sana untuk beri pemahaman. Dengan penuh rasa hormat. Mudah-mudahan dengan kejadian ini, kita bisa jaga lagi toleransi kita bersama,” ujarnya.

Pasca kejadian tersebut, suasana pun sempat tegang. Bahkan pada malam hari, warga disebut hendak mendatangi rumah orang-orang yang melakukan aksi penerobosan itu. Warga tersinggung karena pemimpin adat tak dihargai, ditambah lagi ada kegiatan yang tak semestinya pada saat hari raya Nyepi.

Baca Juga:  Polres Ambil Alih, Achmad Zaini & Muhammad Rasyid Pilih Amankan Diri di Polsek

Alhasil polisi datang ke Desa Sumberklampok dan menjemput dua orang warga. Masing-masing Achmad Zaini dan Muhamad Rasyad. Keduanya dijemput di rumahnya pada pukul 22.30 Rabu malam, dan langsung dibawa ke Mapolsek Gerokgak. “Diamankan untuk mengantisipasi hal yang tidak dinginkan,” kata Kapolsek Gerokgak Kompol Gusti Nyoman Sudarsana. Hingga kemarin, keduanya dilaporkan masih menginap di Mapolsek Gerokgak.

Pasca insiden yang terjadi pada Rabu lalu, kemarin pihak kepolisian mengumpulkan pimpinan umat untuk mediasi di Mapolsek Gerokgak. Pertemuan itu juga dihadiri Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Buleleng, I Gde Made Metera.

Dalam pertemuan tersebut Achmad Zaini dan Muhamad Rasyad sempat menyampaikan permohonan maaf secara terbuka di hadapan pemimpin umat dan adat. “Saya sebagai warga Sumberklampok apa yang jadi kesalahan kemarin saya mohon maaf, beribu-ribu maaf atas kesalahan kemarin. Karena masalahnya masyarakat masih banyak di sana. Makanya saya ada inisiatif membuka portal itu biar tidak ada kerumunan. Sebagai orang biasa, orang awam, tidak tahu apa-apa, saya lulusan SD, karena tidak pegang ijazah, karena hilang ijazah, saya mohon maaf pada pak jro bendesa, pecalang Sumberklampok, semua masyarakat Sumberklampok, bapak perbekel, saya mohon maaf,” kata Zaini.

Baca Juga:  Bandar Narkoba asal Sudaji Buleleng Dibekuk, Beroperasi di Kota Singaraja

Kendati telah memohon maaf, Bendesa Sumberklampok Jro Putu Artana tak langsung menerima permitnaan maaf tersebut. Menurutnya hal itu akan dibicarakan dalam paruman adat yang dilaksanakan di Balai Desa Adat Sumberklampok pada Jumat (24/3) malam hari ini. Paruman akan membahas apakah krama akan menerima permintaan maaf tersebut atau tidak.

Ia menyebut karena dilakukan oleh oknum, warga meminta agar masalah itu ditindaklanjuti lewat hukum. “Permintaan warga, karena ini oknum, bukan semua umat di Sumberklampok itu, agar ditindaklanjuti. Ada sanksi adat yang bisa dikenakan, bisa jadi denda atau yang lainnya. Yang jelas karena ini menyangkut agama, biar tidak merembet lagi, agar ditindaklanjuti lewat hukum,” kata Artana.(eps)

Mediasi di Mapolsek Gerokgak. (Eka Prasetya)


GEROKGAK– Bendesa Adat Sumberklampok Jro Putu Artana akhirnya buka suara setelah Achmad Zaini dan Muhamad Rasyad meminta maaf. Kedua pelaku yang membuka paksa portal dan menerobos masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) saat nyepi.

Bendesa Adat Sumberklampok Jro Putu Artana mengatakan, merujuk seruan bersama pemimpin umat, pihaknya berinisiatif menempatkan pecalang dan bakamda di portal tersebut. Dengan harapan semua umat taat dan patuh terhadap seruan bersama. “Pertama satu orang menerobos, lalu tiga orang menerobos, akhirnya ramai-ramai datang. Karena tidak bisa menghalau, pecalang yang di sana menghubungi saya agar saya datang,” kata Artana.

Pihaknya saat itu datang langsung ke lokasi dan berusaha meredam kondisi di portal Tegal Bunder. Namun beberapa oknum berbicara dengan nada tinggi dan membuka paksa portal yang telah dijaga pecalang. “Saya datang ke sana untuk beri pemahaman. Dengan penuh rasa hormat. Mudah-mudahan dengan kejadian ini, kita bisa jaga lagi toleransi kita bersama,” ujarnya.

Pasca kejadian tersebut, suasana pun sempat tegang. Bahkan pada malam hari, warga disebut hendak mendatangi rumah orang-orang yang melakukan aksi penerobosan itu. Warga tersinggung karena pemimpin adat tak dihargai, ditambah lagi ada kegiatan yang tak semestinya pada saat hari raya Nyepi.

Baca Juga:  Digerebek Warga, Ibunda Norma Risma Akui Telanjang Saat Itu karena Gerah

Alhasil polisi datang ke Desa Sumberklampok dan menjemput dua orang warga. Masing-masing Achmad Zaini dan Muhamad Rasyad. Keduanya dijemput di rumahnya pada pukul 22.30 Rabu malam, dan langsung dibawa ke Mapolsek Gerokgak. “Diamankan untuk mengantisipasi hal yang tidak dinginkan,” kata Kapolsek Gerokgak Kompol Gusti Nyoman Sudarsana. Hingga kemarin, keduanya dilaporkan masih menginap di Mapolsek Gerokgak.

Pasca insiden yang terjadi pada Rabu lalu, kemarin pihak kepolisian mengumpulkan pimpinan umat untuk mediasi di Mapolsek Gerokgak. Pertemuan itu juga dihadiri Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Buleleng, I Gde Made Metera.

Dalam pertemuan tersebut Achmad Zaini dan Muhamad Rasyad sempat menyampaikan permohonan maaf secara terbuka di hadapan pemimpin umat dan adat. “Saya sebagai warga Sumberklampok apa yang jadi kesalahan kemarin saya mohon maaf, beribu-ribu maaf atas kesalahan kemarin. Karena masalahnya masyarakat masih banyak di sana. Makanya saya ada inisiatif membuka portal itu biar tidak ada kerumunan. Sebagai orang biasa, orang awam, tidak tahu apa-apa, saya lulusan SD, karena tidak pegang ijazah, karena hilang ijazah, saya mohon maaf pada pak jro bendesa, pecalang Sumberklampok, semua masyarakat Sumberklampok, bapak perbekel, saya mohon maaf,” kata Zaini.

Baca Juga:  Pemkab Tunggu Pelimpahan Patung Panji Landung

Kendati telah memohon maaf, Bendesa Sumberklampok Jro Putu Artana tak langsung menerima permitnaan maaf tersebut. Menurutnya hal itu akan dibicarakan dalam paruman adat yang dilaksanakan di Balai Desa Adat Sumberklampok pada Jumat (24/3) malam hari ini. Paruman akan membahas apakah krama akan menerima permintaan maaf tersebut atau tidak.

Ia menyebut karena dilakukan oleh oknum, warga meminta agar masalah itu ditindaklanjuti lewat hukum. “Permintaan warga, karena ini oknum, bukan semua umat di Sumberklampok itu, agar ditindaklanjuti. Ada sanksi adat yang bisa dikenakan, bisa jadi denda atau yang lainnya. Yang jelas karena ini menyangkut agama, biar tidak merembet lagi, agar ditindaklanjuti lewat hukum,” kata Artana.(eps)

Mediasi di Mapolsek Gerokgak. (Eka Prasetya)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru