GEROKGAK-Ulah Achmad Zaini dan Muhamad Rasyad membuka paksa portal kepada sejumlah oknum warga yang hendak masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB), saat perayaan Nyepi membuat suasana sempat tegang. Polisi dan TNI dengan cepat meredam. Kedua pelaku malam itu juga langsung diamankan.

Informasi yang diperoleh, pasca kejadian tersebut, suasana sempat tegang. Bahkan pada malam hari saat warga Bali sedang merayakan Nyepi, disebut hendak mendatangi rumah orang-orang yang melakukan aksi penerobosan itu. Warga tersinggung karena pemimpin adat tak dihargai, ditambah lagi ada kegiatan yang tak semestinya pada saat hari raya Nyepi.
Alhasil polisi datang ke Desa Sumberklampok dan menjemput dua orang warga. Masing-masing Achmad Zaini dan Muhamad Rasyad. Keduanya dijemput di rumahnya pada pukul 22.30 Rabu malam, dan langsung dibawa ke Mapolsek Gerokgak. “Diamankan untuk mengantisipasi hal yang tidak dinginkan,” kata Kapolsek Gerokgak Kompol Gusti Nyoman Sudarsana.
Hingga kemarin, keduanya dilaporkan masih menginap di Mapolsek Gerokgak. Pasca insiden yang terjadi pada Rabu lalu, kemarin pihak kepolisian mengumpulkan pimpinan umat untuk mediasi di Mapolsek Gerokgak. Pertemuan itu juga dihadiri Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Buleleng, I Gde Made Metera.
Dalam pertemuan tersebut Achmad Zaini dan Muhamad Rasyad sempat menyampaikan permohonan maaf secara terbuka di hadapan pemimpin umat dan adat. “Saya sebagai warga Sumberklampok apa yang jadi kesalahan kemarin saya mohon maaf, beribu-ribu maaf atas kesalahan kemarin. Karena masalahnya masyarakat masih banyak di sana. Makanya saya ada inisiatif membuka portal itu biar tidak ada kerumunan. Sebagai orang biasa, orang awam, tidak tahu apa-apa, saya lulusan SD, karena tidak pegang ijazah, karena hilang ijazah, saya mohon maaf pada pak jro bendesa, pecalang Sumberklampok, semua masyarakat Sumberklampok, bapak perbekel, saya mohon maaf,” kata Zaini.
Kendati telah memohon maaf, Bendesa Sumberklampok Jro Putu Artana tak langsung menerima permitnaan maaf tersebut. Menurutnya hal itu akan dibicarakan dalam paruman adat yang dilaksanakan di Balai Desa Adat Sumberklampok pada Jumat (24/3) malam hari ini. Paruman akan membahas apakah krama akan menerima permintaan maaf tersebut atau tidak. (eps)