SAWAN– Tanah longsor kembali terjadi di Banjar Dinas Nyuh, Desa Lemukih, Kecamatan Sawan. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Hanya saja material longsor menutup akses jalan satu-satunya menuju objek wisata water slide di Desa Lemukih.
Perbekel Lemukih, Nyoman Singgih mengatakan, peristiwa longsor itu terjadi sekitar pukul 12.00 Senin (23/1) siang. Saat itu sebenarnya tak ada hujan. Namun tiba-tiba saja terjadi tanah longsor. Material menutup akses jalan selebar dua meter menuju objek wisata. Itu merupakan akses jalan satu-satunya menuju lokasi wisata yang baru dibuka pada tahun 2019 silam. “Sebenarnya kemarin tidak ada hujan. Kalau hari Minggu memang sempat hujan seharian. Mungkin karena tanahnya sudah labil, akhirnya longsor. Akhirnya menutup jalan ke lokasi water slide,” jelas Singgih.
Jalan tersebut sebenarnya hanya berupa akses jalan rabat beton selebar dua meter. Namun itu menjadi satu-satunya akses menuju objek wisata water slide. Ditambah lagi objek wisata itu jadi salah satu primadona baru di Lemukih sesuai pandemi covid-19.
Untuk membersihkan akses tersebut, ia mengerahkan warga guna melakukan aksi gotong royong. Proses pembersihan dilakukan sejak Selasa (24/1) pagi hingga siang hari. Proses pembersihan dilakukan secara manual. Kendati banyak terdapat material tanah bercampur batu berukuran besar. “Satu-satunya cara ya harus manual. Alat berat tidak bisa masuk, karena aksesnya sempit. Hanya cukup untuk jalan kaki. Tapi setelah gotong royong, sekarang sudah bisa dibersihkan. Besok rencananya akan kami bersihkan lagi,” imbuhnya.
Sementara itu, Camat Sawan I Made Wirama Satria mengatakan, longsor tersebut bukan hanya menutup akses jalan. Namun juga merusak sebuah pondok peristirahatan petani. “Ada pondok di tengah kebun. Biasanya memang dipakai istirahat siang. Syukurnya pas kejadian kemarin (Senin, Red), sedang kosong,” kata Wirama.
Menurut Wirama pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk memasang rambu peringatan. Sebab tebing cukup curam dan masih rentan memicu longsor. “Kalau memang hujan dan kondisinya rawan, kami sarankan agar tidak ada yang melintas dulu. Ketimbang ada yang celaka, nanti akan berdampak buruk juga untuk pengembangan pariwisata desa,” demikian Wirama. (eps)