SAWAN– Titik rembesan air muncul di Bendungan Tamblang Danu Kerthi. Rembesan air itu diduga muncul dari lorong-lorong terowongan kuno yang sempat ditemukan pada sejumlah titik yang ada di sekitar areal bendungan.
Kondisi rembesan itu dikabarkan muncul sejak awal bulan ini. Saat ini Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida dan Komisi Keselamatan Bendungan (KKB) tengah melakukan proses investigasi untuk memastikan kondisi keamanan dan keselamatan bendungan. Meski ada rembesan, BWS menyatakan tubuh bendungan dalam kondisi aman.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, titik rembesan air itu berada di bagian barat bendungan. Tepatnya berada di areal genangan bendungan. Saat proses pembangunan bendungan, kontraktor proyek sempat menemukan beberapa terowongan kuno di sana. Namun terowongan itu telah ditutup.
Diduga masih ada beberapa terowongan lain yang belum teridentifikasi di hulu bendungan. Terowongan itu terhubung dengan saluran-saluran air, sehingga memicu rembesan di dinding barat areal genangan bendungan.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan II SNVT Pembangunan Bendungan BWS Bali-Penida, Wayan Andi Frederich Gunawan saat dikonfirmasi tak menampik adanya titik rembesan itu. Ia menyatakan rembesan pada dinding sisi barat kolam genangan tidak beresiko terhadap struktur inti bendungan.
“Titik rembesan di sisi barat. Kalau struktur tubuh bendungan aman tidak ada dampak apa-apa. Tubuh bendungan masih stabil. Dari instrumen-instrumen yang ada juga kondisinya aman. Kami lihat potensi permasalahan ini tidak beresiko terhadap struktur bendungan,” kata Andi saat ditemui.
Menurutnya BWS telah melakukan proses investigasi lewat metode geolistrik. Selain itu pihaknya juga menelusuri informasi dari masyarakat di sekitar bendungan. Bila merujuk informasi masyarakat, diperkirakan ada sekitar enam titik terowongan di sisi hulu bendungan, yang terhubung di sekitar lokasi genangan bendungan.
Sementara dari hasil investigasi zona geoolistrik, diperkirakan ada zona lemah di sekitar areal genangan air bendungan. Hanya saja ia tak dapat memastikan apakah zona lemah itu berupa terowongan atau hal lainnya. Kalau toh memang dibutuhkan proses perbaikan, maka hal itu akan menjadi tanggungjawab kontraktor pelaksana proyek. Mengingat kini masih dalam masa pemeliharaan.
“Kami tidak bisa ekskavasi lagi karena sudah ada genangan. Saat ini kami sudah identifikasi zona lemahnya. Saat ini masih didiskusikan dengan KKB, apakah perlu ada treatment atau cukup dialihkan. Air kan tidak harus ditahan, tapi bisa dialihkan pun bisa. Selama tidak melewati zona berbahaya,” jelasnya.
Apakah hal itu berdampak pada struktur inti bendungan? Ia menegaskan bahwa hal itu dalam kondisi aman. Selain itu inti bendungan menggunakan inti aspal yang notabene teknologi terbaru. Inti aspal akan melakukan perbaikan secara otomatis apabila muncul rongga-rongga dalam inti aspal.
“Tubuh bendungan dalam kondisi aman. Kami lihat secara kasat mata dan instrument juga aman. Kalau memang inti bendungan ada masalah, pasti sudah ada gangguan di tubuh bendungan. Semua situasi dan isu kami sikapi dengan hati-hati,” tegasnya. (eps)