SINGARAJA– Pemerintah menyiapkan embung atau bak penampungan air di sejumlah subak dan kelompok tani. Bak penampungan air itu diharapkan mampu menjaga kebutuhan air pada musim kemarau.
Tahun ini diprediksi akan terjadi kemarau panjang, akibat dari siklon El Nino. Puncak kemarau diperkirakan mulai terjadi pada Agustus tahun ini dan akan berlangsung hingga Oktober mendatang. Dampaknya lahan pertanian juga berpotensi mengalami kekeringan.
Kepala Dinas Pertanian Buleleng, I Made Sumiarta mengatakan, tahun ini pemerintah akan membangun empat unit embung. Masing-masing dibangun Subak Runuh Kubu Desa Sari Mekar, Subak Lanyahan Desa Menyali, Subak Babak Katiasa Desa Pegadungan, dan Kelompok Tani Ternak (KTT) Kerthi Winangun Kubutambahan. Nantinya masing-masing kelompok akan menerima bantuan sebanyak Rp 120 juta.
Dijelaskan, bantuan embung itu berasal dari alokasi anggaran bantuan pemerintah di Kementerian Pertanian. “Alokasi dananya sudah ada. Tapi masih menunggu petunjuk teknis dari kementerian,” kata Sumiarta saat ditemui di ruang kerjanya kemarin (26/5).
Lebih lanjut Sumiarta mengatakan, mengeksekusi program embung bukan perkara mudah. Sebab dibutuhkan lahan setidaknya 2-3 are. Sementara wilayah Buleleng berbukit, sehingga ongkos angkut bahan jadi kendala utama. Disamping itu tak semua orang ikhlas tanahnya digunakan jadi embung.
“Empat kelompok ini sudah siap menerima. Mereka sudah mengajukan proposal tahun lalu. Lahan juga sudah klir. Jadi nanti tinggal dibangun saja,” imbuhnya.
Ia optimistis upaya itu dapat mengurangi potensi terjadinya kekeringan dan krisis pangan akibat kemarau panjang. (eps)