26.5 C
Denpasar
Thursday, June 1, 2023

Dari Peringatan HUT Pasraman Pinandita Brahma Vidya Samgraha:Koster Ingatkan Agamawan Jadi Panutan

Pasraman Pinandita Brahma Vidya Samgraha, di Gria Agung Panaraga Satyam Ashram Penarungan, merayakan hari jadi mereka yang ke-17. Peringatan itu juga dihadiri oleh Gubernur Bali Wayan Koster. Kali ini Koster meminta agar tokoh agama memperhatikan soal etika. 

SUASANA Gria Agung Panaraga Satyam Ashram di Lingkungan Penarungan, Kelurahan Penarukan, benar-benar ramai. Kendaraan roda empat terparkir di Jalan Setiabudi, baik di sisi utara maupun di sisi selatan jalan.

Hari itu, Gria Agung Panaraga punya kegiatan besar. Yayasan Pasraman Pinandita Brahma Vidya Samgraha yang notabene bagian dari gria, merayakan hari jadi yang ke-17. Peringatan itu juga dihadiri Gubernur Bali Wayan Koster dan beberapa pejabat daerah lainnya.

Ketua Panitia, Ida Bhawati Hermawan Tangkas mengatakan yayasan pasraman telah melatih sedikitnya 2.400 orang pemangku. Menurutnya yayasan hanya berperan dalam meningkatan pengetahuan para pemangku di bidang mantra, upakara, dan etika.

Baca Juga:  Duh, Harga Daging dan Telur Ayam Terus Melambung

Ia menegaskan yayasan tak pernah mencetak pemangku. Sebab pemangku harus melalui proses kajumput, pemilihan, keturunan, atau sutri. “Kami hanya menjadi ruang belajar mereka,” jelasnya.

Gubernur Bali Wayan Koster yang turut hadir dalam kesempatan tersebut, berjanji memberikan hibah untuk kegiatan pasraman dalam APBD 2024 mendatang. Menurutnya pemerintah memiliki kewajiban memberikan hibah pada pasraman, sebab mereka telah konsisten memberikan pembinaan dan pendidikan ke pemangkuan.

“Semestinya ini dilaksanakan lembaga milik pemerintah. Tapi ini dilaksanakan oleh masyarakat dengan idealismenya,” kata Koster.

Ia pun mengapresiasi langkah pasraman yang telah mendidik lebih dari 2.400 orang pemangku. Koster berharap agar mereka yang telah menuntaskan pendidikannya, benar-benar menjalankan fungsinya di bidang spiritual maupun teladan di masyarakat.

Baca Juga:  Ini Kata Epidemiolog Universitas Udayana Prof. dr. I Made Ady Wirawan

Menurutnya seorang pemangku harus menjaga kepatutan atas hal-hal yang dilakukan. Baik dalam tindakan maupun ucapan. Sebab tugas mereka berhubungan dengan dunia maupun kegiatan niskala.

“Apang sing buin viral care ibi. Uling bleleng buin. Kami sudah minta parisadha (PHDI Bali) menindaklanjuti hal ini. Ini jadi pelajaran kita semua. Sulinggih, Pinandita, Pemangku, itu adalah sesuatu yang harus kita jadikan suatu teladan. Lakukan apa yang pantas dilakukan, dan hindari sesuatu yang tidak pantas dilakukan,” demikian Koster. (eka prasetya/radar bali)

 



Pasraman Pinandita Brahma Vidya Samgraha, di Gria Agung Panaraga Satyam Ashram Penarungan, merayakan hari jadi mereka yang ke-17. Peringatan itu juga dihadiri oleh Gubernur Bali Wayan Koster. Kali ini Koster meminta agar tokoh agama memperhatikan soal etika. 

SUASANA Gria Agung Panaraga Satyam Ashram di Lingkungan Penarungan, Kelurahan Penarukan, benar-benar ramai. Kendaraan roda empat terparkir di Jalan Setiabudi, baik di sisi utara maupun di sisi selatan jalan.

Hari itu, Gria Agung Panaraga punya kegiatan besar. Yayasan Pasraman Pinandita Brahma Vidya Samgraha yang notabene bagian dari gria, merayakan hari jadi yang ke-17. Peringatan itu juga dihadiri Gubernur Bali Wayan Koster dan beberapa pejabat daerah lainnya.

Ketua Panitia, Ida Bhawati Hermawan Tangkas mengatakan yayasan pasraman telah melatih sedikitnya 2.400 orang pemangku. Menurutnya yayasan hanya berperan dalam meningkatan pengetahuan para pemangku di bidang mantra, upakara, dan etika.

Baca Juga:  Ke Lovina Pakai Aplikasi Jalan, Pelancong Serduduk Tebing

Ia menegaskan yayasan tak pernah mencetak pemangku. Sebab pemangku harus melalui proses kajumput, pemilihan, keturunan, atau sutri. “Kami hanya menjadi ruang belajar mereka,” jelasnya.

Gubernur Bali Wayan Koster yang turut hadir dalam kesempatan tersebut, berjanji memberikan hibah untuk kegiatan pasraman dalam APBD 2024 mendatang. Menurutnya pemerintah memiliki kewajiban memberikan hibah pada pasraman, sebab mereka telah konsisten memberikan pembinaan dan pendidikan ke pemangkuan.

“Semestinya ini dilaksanakan lembaga milik pemerintah. Tapi ini dilaksanakan oleh masyarakat dengan idealismenya,” kata Koster.

Ia pun mengapresiasi langkah pasraman yang telah mendidik lebih dari 2.400 orang pemangku. Koster berharap agar mereka yang telah menuntaskan pendidikannya, benar-benar menjalankan fungsinya di bidang spiritual maupun teladan di masyarakat.

Baca Juga:  Panitia Usul Salat Idul Fitri di Ruang Terbuka

Menurutnya seorang pemangku harus menjaga kepatutan atas hal-hal yang dilakukan. Baik dalam tindakan maupun ucapan. Sebab tugas mereka berhubungan dengan dunia maupun kegiatan niskala.

“Apang sing buin viral care ibi. Uling bleleng buin. Kami sudah minta parisadha (PHDI Bali) menindaklanjuti hal ini. Ini jadi pelajaran kita semua. Sulinggih, Pinandita, Pemangku, itu adalah sesuatu yang harus kita jadikan suatu teladan. Lakukan apa yang pantas dilakukan, dan hindari sesuatu yang tidak pantas dilakukan,” demikian Koster. (eka prasetya/radar bali)

 


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru