SINGARAJA– Para pengusaha padi di Buleleng diminta memprioritaskan penyerapan beras-beras lokal. Mengingat dalam beberapa pekan kedepan, Buleleng akan masuk musim panen raya. Penyerapan beras lokal diyakini akan menurunkan harga beras yang fluktuaktif sejak awal Januari lalu.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng I Gede Putra Aryana mengatakan, pihaknya terus memantau musim panen di Buleleng. Saat ini panen raya terjadi di Kabupaten Jembrana. Semula para pengusaha padi berencana membeli padi di wilayah tersebut. “Tapi hasil panen di sana juga banyak diborong luar Bali. Disamping untuk kebutuhan mereka sendiri. Sehingga pengusaha-pengusaha Buleleng itu belum bisa masuk,” kata Aryana.
Menurutnya para pengusaha sudah bersiap menyerap hasil panen lokal di Buleleng. Hanya saja salah satu kendala yang dihadapi adalah terbatasnya kapasitas pengeringan dan terbatasnya lantai jemur gabah.
Fasilitas pengeringan sebenarnya sudah tersedia di seluruh kecamatan. Hanya saja kapasitasnya masih terbatas, yakni sebanyak 5 ton. Khusus di Jagaraga dan Sukasada, terdapat fasilitas pengeringan dengan kapasitas 25 ton. Nantinya DKPP akan berusaha mengatur pola distribusi pada fasilitas pengeringan yang tersedia.
“Saat panen raya itu pasti gabahnya melimpah. Sedangkan pengeringan terbatas. Jadi nanti kami dan pengusaha akan atur, supaya tidak perlu keluar Buleleng untuk mengeringkan padi. Kalau sampai keluar Buleleng, pasti tetap tinggi harganya. Karena ongkos transportasi,” tegasnya.
Sekadar diketahui saat ini para pengusaha padi di Buleleng menyimpan 134 ton gabah dengan harga jual rata-rata Rp 5.533 per kilogram. Sementara pasokan beras yang tersedia sebanyak 24 ton dengan harga jual Rp 11.214 di tingkat penggilingan. (eps)