DENPASAR – Ratusan warga tampak mengikuti prosesi pemakaman I Made Indria Dwi Putra alias Made Indra, 33, bassis Navicula.
Dalam acara palebon yang digelar di kuburan Banjar Adat Penamparan, Desa Pekraman Denpasar Selasa (3/4) kemarin, raut wajah kesedihan masih cukup terlihat di wajah keluarga dan para sahabatnya.
Pantauan Jawa Pos Radar Bali di lokasi pemakaman, selain dipenuhi warga banjar adat Penamparan, juga banyak kalangan musisi yang hadir.
Seperti para personil Superman Is Dead, Nosstress, The Hydrant, Punk Reformasi dan masih banyak lagi lainnya.
Selain para musisi, para aktivis lingkungan dan juga bule yang cukup dekat dengan para personil Navicula turut hadir.
Wajar saja, sebab selama hidupnya, Made Indra pandai bergaul dan memiliki solidaritas yang tinggi terhadap isu sosial dan lingkungan di Indonesia.
Prosesi upacara Palebon Made Indra kemarin cukup padat. Sejak pukul 07.00, krama Banjar Adat Penamparan mulai membuat pemalungan.
Selanjutnya pada pukul 08.00, dilakukan upacara Ngaskara atau Ngajum yang dipimpin oleh Ida Rsi Bujangga dari Griya Batur Sari, Batan Buah, Denpasar.
“Sebelumnya, hari Minggu sore jam tiga kami sudah melakukan pemandian jenasah dan juga ngeringkes yang diikuti oleh anggota banjar dan teman-temannya (Made Indra) yang banyak datang,” tutur paman Made Indra, Made Raka.
Pada saat jarum jam menunjukkan pukul 12.00, upacara palebon dilakukan di setra banjar adat Penamparan.
Jenazah Made Indra di naikkan ke dalam wadah dari depan rumahnya lalu dibawa menuju kuburan. Sampai di kuburan, Jenasah Made Indra pun di bakar sebagai suatu rangkaian upacara.
Menariknya, sebelum panasnya api membakar tubuh Made, sejumlah barang-barang yang diminta semasa Made Indra masih hidup diberikan oleh teman-temannya.
Seperti baju milik Nosstress, Parau dan sebagainya. Tak lupa, teman-teman lainnya juga memberikan bekal seperti rokok, beer, sambal dan masih banyak lagi.
Salah satu yang menarik perhatian Jawa Pos Radar Bali adalah ada pemberian berupa gitar ukulele dari Pak Ogah, yang juga teman Made Indra.
Sejumlah barang tersebut kemudian ditaruh di atas tubuh Made Indra sebelum api membakar jenazah pria yang dikenal humoris tersebut.
Tepat pada pukul 12.30, api tersebut pun mulai berkorbar hingga beberapa jam kemudian, menyisakan sedikit tulang yang kemudian dibawa ke pantai.
“Setelah selasai di kuburan ini, kami melakukan upacara ngayut di pantai Matahari Terbit, Sanur,” sambung sang paman.
Usai rangkaian upacara palebon kemarin, akan dilanjutkan pada 3 hari ke depan yakni dengan upacara ngulapin.
“Selanjutnya, belum saya pikirkan habis ini, terkait kapan akan dilakukan upacara nyekah. Sementara baru Ngaben saja,” tutupnya.
Seperti diberitakan, Made Indra terlibat kecelakaan dengan calon istrinya, Afiriana Dewi,22 di Jalan Sakah, Sukawati, Gianyar pada Sabtu (24/5) pukul 00.45.
Kekasihnya meninggal dunia di tempat kejadian, sedangkan Made Indra mengalami kritis dan pada Senin (26/3) pukul 18.25 dinyatakan meninggal di ruang ICU RS Sanglah, Denpasar.