DENPASAR– Dinas Kesehatan Kota Denpasar terus melakukan fogging karena jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) kian bertambah. Bahkan, sudah tiga orang meninggal karena gigitan “si poleng” ini. Dan ketiganya adalah anak-anak.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Anak Agung Ayu Candrawati mengatakan, korban tidak tertolong karena lambatnya penanganan. “ Karena terlambat penanganan dan ketiga orang tersebut anak-anak. Jumlah kasus Februari dan Januari sama, yakni 256 kasus,” ucapnya.
Gung Candra-begitu sapaanya mengajak masyarakat tidak berhenti melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di rumah dan lingkungan masing-masing. “ Minimal satu minggu sekali supaya terbebas dari jentik nyamuk penyebar DBD,” terangnya.
Menurutnya, upaya fogging hanya membunuh nyamuk dewasa bukan jentik. Jentik akan tumbuh menjadi nyamuk dewasa dalam seminggu. Pihaknya juga tak bisa melakukan fogging setiap minggu, selain berdampak tidak baik pada kesehatan juga menghabiskan biaya yang besar. “ Di samping biayanya besar, efek sampingnya juga banyak terhadap kesehatan manusia,” terangnya.
Dijelaskan kasus tertinggi di Wilayah Kecamatan Denpasar Selatan, karena letak geografisnya agak rendah dibandingkan kecamatan lainnya. Lebih lanjut, ia menjabarkan jumlah kasus DBD di setiap kecamatan, Denpasar Selatan 103 kasus; Denpasar Barat 70; Denpasar Utara 40; dan Denpasar Timur 43.
Disinggung kondisi rumah sakit, diakuinya tidak berdampak. Meski, kasus DBD masih meninggi tidak menyebabkan rumah sakit penuh. Dijelaskan, penyebab kasus DBD terus bertambah karena cuaca yang tidak menentu, kadang hujan dan kadang panas. “ Belum ada rumah sakit penuh karena DBD di Denpasar. Jumlah kasusnya juga sama dengan bulan Januari,” tukasnya. (feb)