DENPASAR – Petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar harus bekerja keras usai Nyepi karena mengangkut sisa-sisa sampah ogoh-ogoh dan upacara. Volume sampah di Denpasar Meningkat 20 Persen.
Menurut Kadis DLHK Kota Denpasar, IB Putra mengatakan sumbangan sampah usai Nyepi bukan saj saat acara Ngerupuk, tapi juga Upacara Melasti berdampak pada meningkatnya volume sampah rumah tangga di Kota Denpasar.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar peningkatan volume sampah pasca rangkaian Hari Suci Nyepi tercatat meningkat 20 persen menjadi 950 Ton dibandingkan hari biasa yang berkisar di angka 800 Ton.
Kendati demikian, Kat Gustra sampah ogoh- ogoh mengalami penurunan 30-40 persen dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.
“Bahwa secara umum DLHK Kota Denpasar setiap menyambut hari besar keagamaan senantiasa selalu bersiaga. Hal ini lantaran lonjakan volume sampah cenderung meningkat saat hari besar keagamaan,” terang Gustra panggilannya kemarin (5/3).
Lebih lanjut dikatakan, antisipasi terhadap penanganan lonjakan sampah ini dilaksanakan dengan mengintensifkan seluruh personel termasuk armada truk dan motor cikar (moci).
“Tetap bekerja sama dengan desa/lurah guna menangani sampah hari besar keagamaan yakni rangkaian Hari Suci Nyepi ini,” jelasnya.
Gustra juga menekankan bahwa lonjakan sampah tersebut didominiasi bahan organik yang sebagian besar disebabkan oleh sampah sisa upacara dari rangkaian janur. Pihaknya mengatakan bahwa peningkatan volume sampah ini telah ditangani hingga Kota Denpasar kembali bersih.
Gustra mengimbau untuk memathui Perwali tentang tata cara pengelolaan sampah yaitu Peraturan Walikota No 11 tahun 2016 tentang Tata Cara Pengelolaan dan Pembuangan Sampah di Kota Denpasar yang Berbasis Lingkungan.
Dikatakan dalam Perwali itu masyarakat Kota Denpasar dilarang menaruh sampah di depan rumah, telajakan, pinggir jalan dan di atas trotoar.