24.8 C
Denpasar
Monday, May 29, 2023

Manfaatkan Perasan Jeruk Nipis, Edukasi Warga Buat Gel Hand Sanitizer

DENPASAR- Tim dosen dari Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar, Minggu (5/12/2021) sekitar pukul 14.00 WITA menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di Balai Banjar Pekandelan, Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat.

Ketua Pelaksana sekaligus pembicara dalam Kegiatan Pengabdian Masyarakat Fakultas Unmas Denpasar apt I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani, S.Farm., M.Si, menyatakan, pada kegiatan kali ini ini, tim Fakultas Farmasi Unmas Denpasar lebih fokus melakukan edukasi kepada masyarakat terkait pembuatan, cara penggunaan, dan manfaat penggunaan hand sanitizer berbahan dasar herbal dari air jeruk nipis (Citrus aurantifolia).

“Sasaran edukasi pembuatan gel hand sanitizer dari air perasan jeruk nipis yang praktis dan ekonomis ini yakni para anggota PKK Dasa Wisma Kenanga di Desa Pemecutan kelod,”ungkapnya.

Dijelaskannya, selain melibatkan tim dosen dari Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar, seperti diantaranya Dr. apt. Ketut Agus Adrianta, S.Farm., M.iomed dan apt. Ni Nyoman Wahyu Udayani, S.Farm., M.Sc.

Kegiatan pengabdian juga melibatkan mahasiswa dari Prodi S1 Farmasi dan D3 Farmasi dengan total 17 mahasiswa.

“Kegiatan pengabdian diisi dengan praktek pembuatan hand sanitizer. Selama kegiatan berlangsung, peserta yang merupakan ibu-ibu PKK sangat antusias mengikuti kegiatan. Peserta berharap kegiatan seperti ini dapat berlanjut dengan produk kesehatan lainnya,”terang I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani.

Baca Juga:  Melanggar Lalu Lintas, Aiptu Julius Lusi Utamakan Edukasi dan Teguran tehadap Pengendara Motor

Menurutnya, dipilihnya Desa Pemecutan Kelod, karena Pemecutan Kelod merupakan desa yang terletak di pusat Kota Denpasar.

Desa ini memiliki penduduk dengan aktivitas pekerjaan yang sangat beragam.

“Padatnya populasi penduduk membuat desa ini pernah masuk dalam zona merah covid-19 (Dinas Kesehatan Kota Denpasar, 2021)Penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber transmisi utama sehingga penyebarannya menjadi lebih agresif,”jelasnya.

Transmisi SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin (Han, 2020).

Selain itu, telah diteliti bahwa SARS-CoV-2 dapat viabel pada aerosol (dihasilkan melalui nebulizer) selama setidaknya 3 jam (Van, 2020) pada masa adaptasi kebiasaan baru atau yang lebih dikenal dengan sebutan “New Normal” ini, masyarakat mulai melakukan aktivitas masing-masing di luar rumah.

 Akibatnya resiko penyebaran Covid-19 semakin tinggi dan masyarakat diwajibkan untuk selalu siap sedia dalam menghambat penularan dan penyebaran Covid-19.

Berbagai hal disarankan sebagai upaya untuk mencegah penularan dan penyebaran virus ini.

Selain disiplin menerapkan protokol kesehatan secara ketat dengan menjaga jarak dengan orang lain, kita juga dianjurkan untuk menjaga daya tahan tubuh serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

 “Salah satu upaya dalam menjaga kebersihan lingkungan adalah dengan selalu mempersiapkan hand sanitizer dalam aktivitas sehari-hari,”terangnya. 

Baca Juga:  CrediBook-Unwar Teken MoU Pengabdian Masyarakat Berbagsis Digital Bagi UKM

Hand sanitizer digunakan untuk menghambat atau merusak sel-sel bakeri, spora bakteri atau jamur, virus dan protozoa tanpa merusak jaringan tubuh inang atau hospes (Djide, dkk., 2008).

“Poin tujuannya, pembuatan hand sanitizer sendiri di rumah sebenarnya merupakan salah satu alternatif untuk mencegah penyebaran virus corona.

Namun keterbatasan ketersediaan bahan baku pembuatan hand sanitizer yang disarankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), istilah bahan-bahan yang asing bagi masyarakat serta harga bahan baku tersebut yang menjadi salah satu hambatan masyarakat Desa Pemecutan Kelod (Mitra) dalam membuat hand sanitizer yang mudah, murah, dan praktis,”urai Agung Ayu Kusuma Wardani.

Selain itu, mitra juga belum memahami dengan baik bagaimana menerapkan teknik budidaya tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai antiseptik alami khususnya sebagai bahan baku pembuatan hand sanitizer. 

Lime oil dipercaya memiliki khasiat antiseptik, antivirus, astringen, haemostatik, restoratif dan tonikum (Ismawan, 2010). 

Selain itu, beberapa bakteri dapat dihambat oleh air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) yaitu Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, Salmonella thyposa, Staphylococcus epidermidis.

Dengan konsentrasi hambat minimum berturut-turut yaitu 0,25%, 0,25%, 0,25%, 0,5% dan konsentrasi bunuh minimum berturut-turut yaitu 1%, 0,5%, 1%, dan 2% (Natsir, 2010).



DENPASAR- Tim dosen dari Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar, Minggu (5/12/2021) sekitar pukul 14.00 WITA menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di Balai Banjar Pekandelan, Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat.

Ketua Pelaksana sekaligus pembicara dalam Kegiatan Pengabdian Masyarakat Fakultas Unmas Denpasar apt I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani, S.Farm., M.Si, menyatakan, pada kegiatan kali ini ini, tim Fakultas Farmasi Unmas Denpasar lebih fokus melakukan edukasi kepada masyarakat terkait pembuatan, cara penggunaan, dan manfaat penggunaan hand sanitizer berbahan dasar herbal dari air jeruk nipis (Citrus aurantifolia).

“Sasaran edukasi pembuatan gel hand sanitizer dari air perasan jeruk nipis yang praktis dan ekonomis ini yakni para anggota PKK Dasa Wisma Kenanga di Desa Pemecutan kelod,”ungkapnya.

Dijelaskannya, selain melibatkan tim dosen dari Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar, seperti diantaranya Dr. apt. Ketut Agus Adrianta, S.Farm., M.iomed dan apt. Ni Nyoman Wahyu Udayani, S.Farm., M.Sc.

Kegiatan pengabdian juga melibatkan mahasiswa dari Prodi S1 Farmasi dan D3 Farmasi dengan total 17 mahasiswa.

“Kegiatan pengabdian diisi dengan praktek pembuatan hand sanitizer. Selama kegiatan berlangsung, peserta yang merupakan ibu-ibu PKK sangat antusias mengikuti kegiatan. Peserta berharap kegiatan seperti ini dapat berlanjut dengan produk kesehatan lainnya,”terang I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani.

Baca Juga:  STIPAR Triatmajaya Gelar Pengabdian Masyarakat di Banyuwangi

Menurutnya, dipilihnya Desa Pemecutan Kelod, karena Pemecutan Kelod merupakan desa yang terletak di pusat Kota Denpasar.

Desa ini memiliki penduduk dengan aktivitas pekerjaan yang sangat beragam.

“Padatnya populasi penduduk membuat desa ini pernah masuk dalam zona merah covid-19 (Dinas Kesehatan Kota Denpasar, 2021)Penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber transmisi utama sehingga penyebarannya menjadi lebih agresif,”jelasnya.

Transmisi SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin (Han, 2020).

Selain itu, telah diteliti bahwa SARS-CoV-2 dapat viabel pada aerosol (dihasilkan melalui nebulizer) selama setidaknya 3 jam (Van, 2020) pada masa adaptasi kebiasaan baru atau yang lebih dikenal dengan sebutan “New Normal” ini, masyarakat mulai melakukan aktivitas masing-masing di luar rumah.

 Akibatnya resiko penyebaran Covid-19 semakin tinggi dan masyarakat diwajibkan untuk selalu siap sedia dalam menghambat penularan dan penyebaran Covid-19.

Berbagai hal disarankan sebagai upaya untuk mencegah penularan dan penyebaran virus ini.

Selain disiplin menerapkan protokol kesehatan secara ketat dengan menjaga jarak dengan orang lain, kita juga dianjurkan untuk menjaga daya tahan tubuh serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

 “Salah satu upaya dalam menjaga kebersihan lingkungan adalah dengan selalu mempersiapkan hand sanitizer dalam aktivitas sehari-hari,”terangnya. 

Baca Juga:  Ditinggal Tidur, Garong Gadget Mahasiswa di Buleleng Gentayangan

Hand sanitizer digunakan untuk menghambat atau merusak sel-sel bakeri, spora bakteri atau jamur, virus dan protozoa tanpa merusak jaringan tubuh inang atau hospes (Djide, dkk., 2008).

“Poin tujuannya, pembuatan hand sanitizer sendiri di rumah sebenarnya merupakan salah satu alternatif untuk mencegah penyebaran virus corona.

Namun keterbatasan ketersediaan bahan baku pembuatan hand sanitizer yang disarankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), istilah bahan-bahan yang asing bagi masyarakat serta harga bahan baku tersebut yang menjadi salah satu hambatan masyarakat Desa Pemecutan Kelod (Mitra) dalam membuat hand sanitizer yang mudah, murah, dan praktis,”urai Agung Ayu Kusuma Wardani.

Selain itu, mitra juga belum memahami dengan baik bagaimana menerapkan teknik budidaya tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai antiseptik alami khususnya sebagai bahan baku pembuatan hand sanitizer. 

Lime oil dipercaya memiliki khasiat antiseptik, antivirus, astringen, haemostatik, restoratif dan tonikum (Ismawan, 2010). 

Selain itu, beberapa bakteri dapat dihambat oleh air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) yaitu Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, Salmonella thyposa, Staphylococcus epidermidis.

Dengan konsentrasi hambat minimum berturut-turut yaitu 0,25%, 0,25%, 0,25%, 0,5% dan konsentrasi bunuh minimum berturut-turut yaitu 1%, 0,5%, 1%, dan 2% (Natsir, 2010).


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru