Saling tuding terkait penyebab bentrok antara Ormas Patriot Garuda Nusantara (PGN) dan mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) yang menggelar unjuk rasa di Renon, Denpasar beberapa waktu lalu masih berlangsung.
Setelah sebelumnya pihak AMP menuding ormas PGN yang memulai pertikaian kini giliran ormas PGN memberi klarifikasi.
Panglima Komando PGN Bali, Gus Yadi membatah keras tudingan itu. Menurut dia, AMP-lah yang memulai duluan hingga terjadinya bentrokan tersebut. Dimana dikatakannya bahwa AMP melakukan provokasi.
Menurut Gus Yadi, selain membentangkan spanduk besar, pihak AMP juga menyebut Indonesia penjajah.
“Mereka menyebut Indonesia penjajah, lengkap mobil komando pengeras suara dan minta tentukan hak sendiri atau referendum,” katanya Minggu (5/11/2021).
Lanjutnya, bahwa dalam melakukan aksi unjuk rasa tersebut, pihak mahasiswa Papua telah melengkapi dirinya dengan potongan bambu dan kayu berukuran sekitar 2,5 meter.
Selain itu juga batu berukuran sekepalan tangan, serta busur panah yang
sengaja disiapkan di mobil komando mereka.
“Dalam situasi yang sudah semakin panas, mereka menyerang kami, PGN Bali dengan material yang disebutkan dalam point diatas. Serta melempari aparat keamanan yang ada pada saat itu,” ujarnya.
Gus Yadi secara tegas mengatakan jika pihaknya tidak menginginkan ada pengkhianat di bangsa ini. Atas peristiwa itu, pihak PGN Bali akan mengirimkan surat kepada Kapolri, Panglima TNI dan Menteri Dalam Negeri. Tujuan dari surat itu agar pemerintah bisa mengambil langkah tegas.
“Kami akan bersurat kepada Kapolri, Panglima TNI, dan Mendagri untuk dapat mengambil tindakan tegas kepada mereka yang berusaha melindungi kelompok-kelompok sparatis di Bali,” cetusnya. Dia juga secara gamblang menyebut jika pengkhianat bangsa yang dimaksudnya adalah AMP.