24.8 C
Denpasar
Monday, May 29, 2023

Disalip Gianyar, Produksi AMDK PDAM Badung Masih Sebatas Sesumbar

MANGUPURA – Bila PDAM Gianyar (Tirta Sanjiwani) sudah memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK), PDAM Badung (Tirta Mangutama) sampai saat ini masih sebatas sesumbar pada direksi perusahaan pelat merah tersebut. Sampai saat ini, ide itu belum terealisasi.

 

Direktur Utama PDAM Tirta Mangutama Badung, Wayan Suyasa ketika dikonfirmasi mengakui memang sebelumnya ada rencana untuk memproduksi AMDK. Bahkan, pihaknya telah melakukan feasible study (FS/ studi kelayakan).

 

Namun, kata dia, FS dilakukan sebelum pandemi sehingga nilai investasi tidak bisa diterapkan pada situasi pandemi covid-19.

 

“Kajian yang baik itu harus menghitung tiga tahun terakhir. Namun situasi pandemi ini membuat pangsa pasar tidak sesuai estimasi. Untuk actionnya, kita masih menunggu paling tidak situasi mulai berangsur-angsur membaik. Karena pangsa pasar lebih banyak bergerak di sektor pariwisata,” terang Suyasa saat dikonfirmasi, Selasa (6/7).

Baca Juga:  Massa ABTD Turun ke Jalan, 80 Persen Rakyat Bali Tolak RUU Omnibus Law

 

Kata dia, Perumda Air Minum Badung  saat ini masih pada posisi bertahan. Kendati begitu pihaknya bukan berarti tidak bekerja. Sebab, kondisi sekarang misalnya dari 700 target pelanggan baru per triwulan, itu hanya tercapai 400 pelanggan baru.

 

Adanya penambahan pelanggan baru kini perusahan plat merah itu memiliki total 74.500 pelanggan.

 

“Sebetulnya ada banyak yang mendaftar. Tapi yang membayar jumlahnya masih sedikit,” beber politikus PDIP yang juga mantan anggota DPRD Badung ini.

Mengenai  pemutusan pelanggan, ia menyebut jumlahnya tidak signifikan. Malah yang banyak nol pemakaian air alias tidak digunakan. Jumlahnya ada sekitar  10 ribu lebih pelanggan.

 

“Pemakaian nol itu karena banyak hotel dan restoran tidak beroperasi. Termasuk rumah kos yang dulunya ada penyewanya kini kosong. Jadi pemakaian air nol itu hanya dikenakan uang beban,” ujarnya.

Baca Juga:  Tak Bayar Sewa ke Pemkot Empat Tahun, PDAM Badung Tunggak Rp 600 Juta

 

Sementara pendapatan perusahan sudah berangsur mengalami peningkatan. Pada bulan Januari pendapatan di angka Rp 13 miliar, Februari Rp12 miliar, Maret Rp11 Miliar, April 11 Miliar, Mei 12 miliar, dan Juni Rp13 miliar.

 

“Kalau Juli ini tidak tahu. Harapan kita meningkat terus, tapi karena PPKM kemungkinan turun lagi,” pungkasnya.



MANGUPURA – Bila PDAM Gianyar (Tirta Sanjiwani) sudah memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK), PDAM Badung (Tirta Mangutama) sampai saat ini masih sebatas sesumbar pada direksi perusahaan pelat merah tersebut. Sampai saat ini, ide itu belum terealisasi.

 

Direktur Utama PDAM Tirta Mangutama Badung, Wayan Suyasa ketika dikonfirmasi mengakui memang sebelumnya ada rencana untuk memproduksi AMDK. Bahkan, pihaknya telah melakukan feasible study (FS/ studi kelayakan).

 

Namun, kata dia, FS dilakukan sebelum pandemi sehingga nilai investasi tidak bisa diterapkan pada situasi pandemi covid-19.

 

“Kajian yang baik itu harus menghitung tiga tahun terakhir. Namun situasi pandemi ini membuat pangsa pasar tidak sesuai estimasi. Untuk actionnya, kita masih menunggu paling tidak situasi mulai berangsur-angsur membaik. Karena pangsa pasar lebih banyak bergerak di sektor pariwisata,” terang Suyasa saat dikonfirmasi, Selasa (6/7).

Baca Juga:  Gudang Kayu UD Widia Ukir Ludes Terbakar, Pemicu Kebakaran Misterius

 

Kata dia, Perumda Air Minum Badung  saat ini masih pada posisi bertahan. Kendati begitu pihaknya bukan berarti tidak bekerja. Sebab, kondisi sekarang misalnya dari 700 target pelanggan baru per triwulan, itu hanya tercapai 400 pelanggan baru.

 

Adanya penambahan pelanggan baru kini perusahan plat merah itu memiliki total 74.500 pelanggan.

 

“Sebetulnya ada banyak yang mendaftar. Tapi yang membayar jumlahnya masih sedikit,” beber politikus PDIP yang juga mantan anggota DPRD Badung ini.

Mengenai  pemutusan pelanggan, ia menyebut jumlahnya tidak signifikan. Malah yang banyak nol pemakaian air alias tidak digunakan. Jumlahnya ada sekitar  10 ribu lebih pelanggan.

 

“Pemakaian nol itu karena banyak hotel dan restoran tidak beroperasi. Termasuk rumah kos yang dulunya ada penyewanya kini kosong. Jadi pemakaian air nol itu hanya dikenakan uang beban,” ujarnya.

Baca Juga:  Mau Cek Antibodi usai Divaksin Covid di Bali? Ini Tempat dan Biayanya

 

Sementara pendapatan perusahan sudah berangsur mengalami peningkatan. Pada bulan Januari pendapatan di angka Rp 13 miliar, Februari Rp12 miliar, Maret Rp11 Miliar, April 11 Miliar, Mei 12 miliar, dan Juni Rp13 miliar.

 

“Kalau Juli ini tidak tahu. Harapan kita meningkat terus, tapi karena PPKM kemungkinan turun lagi,” pungkasnya.


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru