MANGUPURA– Setelah penutupan 17 pintu masuk pantai Kuta viral di media sosial, Desa Adat Kuta akhirnya menghentikan penutupan pintu yang lain.
Seperti diketahui bahwa dari 31 pintu masuk pantai berpasir putih itu, pihak desa adat sudah menutup 17 pintu. Gegara viral di media sosial dan dituding mematikan usaha pedagang, pihak Desa Adat Kuta pun gerah.
“Sebenarnya kami hanya mengurangi pintu masuk. Dari QR Code PeduliLindung yang kita dapat cuma 8, sementara pintu yang ada jumlah keseluruhan 31. Pintu yang ada sekarang juga jaraknya dekat, ” kata Bendesa Adat Kuta Wayan Wasista belum lama ini.
Selain itu, untuk pedagang juga sudah dipikirkan dan perhitungkan. Sebab, jarak pintu masuk satu dan lainnya juga tidak terlalu jauh. “Kami sudah perhitungkan, mungkin pedagang yang di depan pintu masuk itu merasa dirugikan. Tapi kami tidak ada istilahnya mematikan pedagang,” tegasnya.
Lebih lanjut, pihak desa adat juga sudah sampaikan ke Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa. Desa Adat Kuta juga memohon petunjuk dan solusi perihal ramainya rencana penutupan beberapa pintu masuk ke pantai.
“Kami juga sudah sampaikan hal ini ke Pak Sekda Badung. Apakah petugas ditambah dari Pemkab, atau memang saya biarkan begitu saja. Karena kami kewalahan dan kekurangan petugas untuk mengawasi semua pintu masuk,” ujarnya.
Wasita mengungkapkan, pihaknya kewalahan mengawasi semua pintu. “Kan tidak mungkin kami mengawasi semua pintu masuk. Di suatu sisi kita juga menjaga pariwisata Kuta yang baru tahap uji coba pembukaan. Intinya jangan sampai Kuta ada klaster baru, karena itu berdampak bagi pariwisata bukan Kuta saja tapi Bali, ” tandasnya.