DENPASAR – Jika sebelumnya sampah organik berupa dahan dan batang pohon yang datang, kini giliran sampah plastik yang menyerbu membanjiri Pantai Kuta, Badung.
Pantauan Jawa Pos Radar Bali, kemarin (14/1) sore sampah gelas dan botol bekas air mineral berserakan menutupi pasir Pantai Kuta. Sampah plastik tersebut bercampur dengan ranting pohon.
Kadis DLHK Badung, I Wayan Puja saat dikonfirmasi membenarkan serbuan sampah plastik di Pantai Kuta. Menurutnya jenis sampah yang datang selalu berubah-ubah.
“Tiga hari lalu Pantai Kuta sempat bersih, kami sudah senang. Eh, sekarang datang lagi. Tentu harus tetap kami kerjakan,” kata Puja.
Ditanya kapan serbuan sampah biasanya berakhir, Puja menerangkan, berdasar pengalaman sebelumnya, saat masuk Maret serbuan sampah sudah mulai sedikit.
Ia percaya sampah yang datang akan menipis saat Maret karena bertepatan dengan sasih kedasa dalam penanggalan kalender Bali. “Di Bali ada sasih (bulan) kedasa (kesepuluh). Kedasa itu kedas yang artinya bersih. Semoga cocok, pantainya mau bersih,” tutur mantan Camat Kuta Selatan itu.
Puja mencontohkan peralihan akhir 2020 menuju 2021 lalu, sampah baru muncul pada awal tahun. Setelah itu pada Maret sampah mulai habis. Tetapi, pihaknya tidak bisa bersantai lantaran sampah biasanya bergeser ke daerah Tanjung Benoa.
Pihaknya mengimbau kepada seluruh komponen masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Meski tinggal jauh dari pantai, tapi sampah akan tetap sampai ke laut karena terbawa air melalui sungai.
Menurut Puja, tanggungjawab kebersihan lingkungan tidak hanya ada di tangan pemerintah. Saat ini pihak swasta dan komunitas pegiat lingkungan sudah mulai aktif membantu membersihkan sampah di pantai maupun sungai.
“Kalau pemerintah sendiri yang bekerja akan susah. Sebab persoalannya tidak satu atau dua hari bisa bersih,” pungkasnya.