29.8 C
Denpasar
Saturday, June 3, 2023

Jaringan Jurnalis Peduli Sampah Cek Fakta Pengolahan Sampah di Eco Bali

DENPASAR – Sejumlah Pengurus Jaringan Jurnalis Peduli Sampah (J2PS) kian gencar melakukan studi persampahan. Kali ini cek fakta sekaligus mendalami proses pengolahan dan pengelolaan sampah di 3 titik pelaku pengolahan dan daur ulang sampah.

Eco Bali Recycling (PT Bumi Lestari Bali) di Jl. Raya Padonan No. 312, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Selasa (15/11/2022), menjadi yang pertama dikunjungi. Sebab konon Eco Bali sudah belasan tahun menekuni pengolahan sampah secara mandiri.

Rombongan Pengurus J2PS yang diketuai Agustinus Apollo Daton bersama Sekretaris Muhammad Ridwan, Igo Kleden dan I Gusti Ngurah Dibia, dan Penasihat J2PS Umar Ibnu Alkhatab diterima langsung Direktur Eco Bali Ketut Mertaadi dan Site Operational Manager of Eco Bali Ni Made Dwi Septiantari di ruang meeting.

J2PS Apollo Daton Agustinus menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan mereka sekaligus ingin mengetahui lebih jauh tentang bagaimana pola dan sistem pengelolaan sampah di tempat ini. “Kami ingin tahu lebih gamblang pemaparan tentang proses pengolahan sampah di Eco Bali dan bagaimana caranya menjadikan sampah ini sehingga memiliki nilai ekonomi,” tanya Polo, yang tak lain jurnalis Pos Bali ini.

Menanggapi hal itu, Ketut Mertaadi dalam penjelasannya menuturkan Eco Bali Recycling merupakan perusahaan yang berdiri sejak 2006 dan berfokus pada pengolahan sampah anorganik yang cakupan area operasionalnya di 4 kabupaten/kota yakni Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita) terdiri dari 25 kecamatan dan 86 desa. “Sampah anorganik memberikan beban pada alam karena membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai. Seiring berjalannya waktu, ini merupakan sebuah keharusan untuk berubah. Sejak 2006 hingga kini kami sudah mengelola total sampah anorganik sebanyak 6.677.631 kg. Sedangkan dari Januari hingga September 2022 sebanyak 821.070 kg dan sampah yang masuk setiap harinya 4,5 hingga 5 ton,” terangnya.

Baca Juga:  Bali Darurat Sampah, J2PS Warning Produsen Tak Cuma Profit Oriented, Begini Faktanya

Ia menjelaskan visi Eco Bali adalah untuk memungkinkan semua orang menuju gaya hidup tanpa limbah. Di tempat ini ia mempunyai Material Recovery Facility (MRF) dan bekerja sama dengan produsen untuk mencari solusi pengolahan sampah. Ini menurutnya sebagai jawaban atas urgensi masalah pengelolaan sampah di Pulau Bali.

Di samping jasa sampah, Eco Bali Recycling juga mendampingi 300 TPS3R, membeli produk dari 200 Bank Sampah, 56 sektor informal, 1.600 lebih pelanggan jasa sampah dan jasa edukasi pembuatan pupuk organik di rumah-rumah penduduk.

“Misi kami adalah untuk mempromosikan pengelolaan limbah yang bertanggung jawab, menciptakan pengetahuan hijau dan produk ramah lingkungan untuk mencapai nol limbah. Kami membina bank sampah, membina TPS3R dan menjadi off taker (pengambil sampah-red),” tegas Mertaadi sembari menunjukkan contoh-contoh sampah anorganik yang dikumpulkan selanjutnya dikirim ke pabrik untuk dijadikan beragam barang-barang perabot rumah tangga.

Baca Juga:  Nekat Belanja Pakai Kantong Plastik di Badung, Siap-siap Kena Sanksi

Program lain yang ditangani Eco Bali Recycling antara lain jasa sampah yang terpilah di sumber, komposting unit rumah tangga dan bisnis, dan Rumah Pemulihan Sampah (RPM) Anorganik. “Apa yang kami kerjakan ini sesuai implementasi Pergub Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan sampah berbasis sumber,” bebernya.

Pihaknya fokus memaksimalkan daur ulang, mengurangi jumlah sampah ke TPA dan mempromosikan pengomposan. “Kami menjamin pembuangan sisa residu hanya di fasilitas legal. Eco Bali adalah operasi terdaftar dan kami mematuhi undang-undang nasional saat ini tentang pengelolaan limbah di bawah Kementerian Lingkungan Hidup,” imbuhnya.

Terkait upaya dan prestasi yang sudah berhasil dicapai Eco Bali, Site Operational Manager of Eco Bali Ni Made Dwi Septiantari memaparkan terjadi pengurangan sampah hingga 70-80% melalui daur ulang dan pengomposan 5.000 lebih ton sampah dikumpulkan dan diproses. “Mengurangi dampaknya terhadap lingkungan, 300 sesi pendidikan di sekolah untuk lebih dari 15.000 siswa dan 1.000 guru, 2.500 lebih sesi pelatihan ramah lingkungan untuk rumah tangga dan bisnis 350 lebih instalasi pengomposan di rumah tangga dan vila,” rinci Dwi.

Usai sesi penjelasan, jajaran Pengurus J2PS diajak ke gudang melihat pekerja melakukan proses pemilahan dan pressing sampah anorganik yang terdiri dari botol-botol plastik, plastik multilayer dan aluminium foil, termasuk stereofom. ***



DENPASAR – Sejumlah Pengurus Jaringan Jurnalis Peduli Sampah (J2PS) kian gencar melakukan studi persampahan. Kali ini cek fakta sekaligus mendalami proses pengolahan dan pengelolaan sampah di 3 titik pelaku pengolahan dan daur ulang sampah.

Eco Bali Recycling (PT Bumi Lestari Bali) di Jl. Raya Padonan No. 312, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Selasa (15/11/2022), menjadi yang pertama dikunjungi. Sebab konon Eco Bali sudah belasan tahun menekuni pengolahan sampah secara mandiri.

Rombongan Pengurus J2PS yang diketuai Agustinus Apollo Daton bersama Sekretaris Muhammad Ridwan, Igo Kleden dan I Gusti Ngurah Dibia, dan Penasihat J2PS Umar Ibnu Alkhatab diterima langsung Direktur Eco Bali Ketut Mertaadi dan Site Operational Manager of Eco Bali Ni Made Dwi Septiantari di ruang meeting.

J2PS Apollo Daton Agustinus menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan mereka sekaligus ingin mengetahui lebih jauh tentang bagaimana pola dan sistem pengelolaan sampah di tempat ini. “Kami ingin tahu lebih gamblang pemaparan tentang proses pengolahan sampah di Eco Bali dan bagaimana caranya menjadikan sampah ini sehingga memiliki nilai ekonomi,” tanya Polo, yang tak lain jurnalis Pos Bali ini.

Menanggapi hal itu, Ketut Mertaadi dalam penjelasannya menuturkan Eco Bali Recycling merupakan perusahaan yang berdiri sejak 2006 dan berfokus pada pengolahan sampah anorganik yang cakupan area operasionalnya di 4 kabupaten/kota yakni Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita) terdiri dari 25 kecamatan dan 86 desa. “Sampah anorganik memberikan beban pada alam karena membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai. Seiring berjalannya waktu, ini merupakan sebuah keharusan untuk berubah. Sejak 2006 hingga kini kami sudah mengelola total sampah anorganik sebanyak 6.677.631 kg. Sedangkan dari Januari hingga September 2022 sebanyak 821.070 kg dan sampah yang masuk setiap harinya 4,5 hingga 5 ton,” terangnya.

Baca Juga:  Sampah Laut di Bali Mengkhawatirkan,Yayasan Kaki Kita Produksi Kaki Palsu dari Sampah Plastik

Ia menjelaskan visi Eco Bali adalah untuk memungkinkan semua orang menuju gaya hidup tanpa limbah. Di tempat ini ia mempunyai Material Recovery Facility (MRF) dan bekerja sama dengan produsen untuk mencari solusi pengolahan sampah. Ini menurutnya sebagai jawaban atas urgensi masalah pengelolaan sampah di Pulau Bali.

Di samping jasa sampah, Eco Bali Recycling juga mendampingi 300 TPS3R, membeli produk dari 200 Bank Sampah, 56 sektor informal, 1.600 lebih pelanggan jasa sampah dan jasa edukasi pembuatan pupuk organik di rumah-rumah penduduk.

“Misi kami adalah untuk mempromosikan pengelolaan limbah yang bertanggung jawab, menciptakan pengetahuan hijau dan produk ramah lingkungan untuk mencapai nol limbah. Kami membina bank sampah, membina TPS3R dan menjadi off taker (pengambil sampah-red),” tegas Mertaadi sembari menunjukkan contoh-contoh sampah anorganik yang dikumpulkan selanjutnya dikirim ke pabrik untuk dijadikan beragam barang-barang perabot rumah tangga.

Baca Juga:  Diskusi Akhir Tahun, Wagub Cok Ace: Sampah Laut Bencana Tahunan bagi Bali

Program lain yang ditangani Eco Bali Recycling antara lain jasa sampah yang terpilah di sumber, komposting unit rumah tangga dan bisnis, dan Rumah Pemulihan Sampah (RPM) Anorganik. “Apa yang kami kerjakan ini sesuai implementasi Pergub Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan sampah berbasis sumber,” bebernya.

Pihaknya fokus memaksimalkan daur ulang, mengurangi jumlah sampah ke TPA dan mempromosikan pengomposan. “Kami menjamin pembuangan sisa residu hanya di fasilitas legal. Eco Bali adalah operasi terdaftar dan kami mematuhi undang-undang nasional saat ini tentang pengelolaan limbah di bawah Kementerian Lingkungan Hidup,” imbuhnya.

Terkait upaya dan prestasi yang sudah berhasil dicapai Eco Bali, Site Operational Manager of Eco Bali Ni Made Dwi Septiantari memaparkan terjadi pengurangan sampah hingga 70-80% melalui daur ulang dan pengomposan 5.000 lebih ton sampah dikumpulkan dan diproses. “Mengurangi dampaknya terhadap lingkungan, 300 sesi pendidikan di sekolah untuk lebih dari 15.000 siswa dan 1.000 guru, 2.500 lebih sesi pelatihan ramah lingkungan untuk rumah tangga dan bisnis 350 lebih instalasi pengomposan di rumah tangga dan vila,” rinci Dwi.

Usai sesi penjelasan, jajaran Pengurus J2PS diajak ke gudang melihat pekerja melakukan proses pemilahan dan pressing sampah anorganik yang terdiri dari botol-botol plastik, plastik multilayer dan aluminium foil, termasuk stereofom. ***


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru