DENPASAR – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace menyampaikan bahwa masalah sampah makanan menjadi ironi dalam isu-isu ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Hal itu dikatakan Cok Ace dalam acara Seminar Nasional Pertanian Berkelanjutan ke-2 dengan tema “Mitigasi Climates Change dan Pengelolaan Food Waste Untuk Mendukung Pariwisata Berkelanjutan”, yang diselenggarakan Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar, pada Kamis (17/11).
Cok Ace mengatakan, sesuai dengan data The Economist Intelligence, Indonesia termasuk penghasil sampah makanan (Food Waste) sebanyak 300 Kg/Kapita/Tahun diurutan ke dua setelah Arab Saudi sebanyak 427 Kg/Kapita/Tahun.
Sedangkan berdasarkan data dari Bappenas terdapat Timbunan Food Loss/Waste (FLW) di Indonesia pada 2000-2019 sebanyak 23-48 Juta Ton/Tahun atau 115-184 per kapita/tahun. Volume sampah dan komposisi sampah yang di produksi di Bali sebesar 60 persen adalah sampah organik yang sebagian bersumber dari sisa makanan.”Berdasarkan hal tersebut diperlukan upaya yang dilakukan bagi pengurangan food loss and food waste melibatkan berbagai pihak, mulai dari produsen sampai dengan konsumen,” katanya.
Melalui Seminar Nasional ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik pemikiran maupun aksinya terhadap upaya-upaya pengurangan sampah makanan.
Sementara itu, Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar I Made Sukamerta, menyampaikan bahwa seminar tersebut dilatar belakangi oleh isi global yang saat ini sedang gencar yaitu Isu Ketahanan Pangan Global. “Diharapkan seminar yang menghadirkan beberapa narasumber yang ahli dalam bidangnya dapat memberikan suatu tambahan ilmu pengetahuan yang positif,” tutupnya.