27.6 C
Denpasar
Thursday, March 30, 2023

Horor! 14 Jenazah Terlantar, 3 WNA Dikremasi RSUP Prof Ngoerah, Siapa Keluarganya?

DENPASAR – RS Sanglah atau yang saat ini berubah nama menjadi RSUP Prof Ngoerah kembali melakukan kremasi jenasah terlantar yang diadakan tgl 21- 22 September 2022.  Ada sebanyak 14 jenasah terlantar  yang terdiri dari 6 dewasa dan 8 anak/bayi.

Untuk tahun ini kremasi  diselenggarakan di  Perabuan jenasah Dharma Kerthi Pura Dalem Kerobokan, jln.Raya Kerobokan, Kerobokan Kaja, Kuta Utara, Badung.

Tujuan kremasi ini ada dua yakni Sekala dan Niskala. Secara Niskala kremasi ini akan mengurangi beban ruang penyimpanan jenasah RS sehingga masyarakat bisa memanfaatkan penitipan jenasah secara optimal.

Sedangkan secara Niskala dengan kremasi ini diharapkan akan mempercepat proses kembalinya unsur  jasad jenasah terlantar kembali ke asalnya. Kembali ke pertiwi (tanah), ke Apah (air) ke Bayu (udara) ke Teja (api) dan ke Ether (angkasa).

Baca Juga:  Menko Perekonomian Ungkap Pertumbuhan Ekonomi Badung Paling Buruk

Dari ke 14 jenasah terlantar ini terdapat 3 WNA, yang berasal dari New Zealand, Spanyol dan Australia. Usia Jenassah terlantar ini tersimpan di RSUP Prof Ngoerah  terlama sejak  Maret 2021 dan terbaru tersimpan mulai  Juli 2022.

“Inilah wujud bakti sosial RS Sanglah (RS Prof Ngoerah) atau CSR, bekerja sama dengan Dinas sosial, yang dilakukan setiap tahun untuk kremasi,” kata dr. Ni Luh Dharma Kerti selaku Direktur POU RS Prof Ngoerah pada Rabu (21/9/2022).

Untuk biaya perawatan dan penyimpanan seluruh jenasah terlantar  yang akan dikremasi ini mencapai  931.502.000 dan RSUP Prof Ngoerah membebaskan seluruh biaya ini.

Sedangkan untuk biaya kegiatan kremasi ini  dibantu  oleh Pemda Pemprov Bali melalui Dinas Sosial Provinsi Bali. (i wayan widiyantara/rid)

Baca Juga:  Ingin Saingi Sake dari Soju dari Jepang, Koster Genjot Produksi Arak

 



DENPASAR – RS Sanglah atau yang saat ini berubah nama menjadi RSUP Prof Ngoerah kembali melakukan kremasi jenasah terlantar yang diadakan tgl 21- 22 September 2022.  Ada sebanyak 14 jenasah terlantar  yang terdiri dari 6 dewasa dan 8 anak/bayi.

Untuk tahun ini kremasi  diselenggarakan di  Perabuan jenasah Dharma Kerthi Pura Dalem Kerobokan, jln.Raya Kerobokan, Kerobokan Kaja, Kuta Utara, Badung.

Tujuan kremasi ini ada dua yakni Sekala dan Niskala. Secara Niskala kremasi ini akan mengurangi beban ruang penyimpanan jenasah RS sehingga masyarakat bisa memanfaatkan penitipan jenasah secara optimal.

Sedangkan secara Niskala dengan kremasi ini diharapkan akan mempercepat proses kembalinya unsur  jasad jenasah terlantar kembali ke asalnya. Kembali ke pertiwi (tanah), ke Apah (air) ke Bayu (udara) ke Teja (api) dan ke Ether (angkasa).

Baca Juga:  Sempat Ramai di Medsos, Klinik Kesehatan WNA di Canggu Mendadak Tutup

Dari ke 14 jenasah terlantar ini terdapat 3 WNA, yang berasal dari New Zealand, Spanyol dan Australia. Usia Jenassah terlantar ini tersimpan di RSUP Prof Ngoerah  terlama sejak  Maret 2021 dan terbaru tersimpan mulai  Juli 2022.

“Inilah wujud bakti sosial RS Sanglah (RS Prof Ngoerah) atau CSR, bekerja sama dengan Dinas sosial, yang dilakukan setiap tahun untuk kremasi,” kata dr. Ni Luh Dharma Kerti selaku Direktur POU RS Prof Ngoerah pada Rabu (21/9/2022).

Untuk biaya perawatan dan penyimpanan seluruh jenasah terlantar  yang akan dikremasi ini mencapai  931.502.000 dan RSUP Prof Ngoerah membebaskan seluruh biaya ini.

Sedangkan untuk biaya kegiatan kremasi ini  dibantu  oleh Pemda Pemprov Bali melalui Dinas Sosial Provinsi Bali. (i wayan widiyantara/rid)

Baca Juga:  Ruang Isolasi RS Rujukan Covid-19 Kian Menipis, Ini Kata Kadiskes Bali

 


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru