JAGAT sosial media digegerkan dengan unggahan video seorang pria yang berada di atas punggung Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK).
Bahkan atas unggahan aksi menantang dan berbahaya itu, banyak netizen mengira, jika pria di atas patung terbesar di Bali karya seniman I Nyoman Nuarta itu hendak bunuh diri. Ternyata?
I WAYAN WIDYANTARA, Badung
USUT punya usut pria yang viral di media sosial karena berada di atas punggung patung GWK diketahui bernama Ari Ardiansyah atau akrab dipanggil Dzunot.
Banyak warga yang penasaran, bagaimana Dzunot ini bisa berada di atas patung GWK.
Penasaran dengan aksi Dzunot, Radarbali.id pun kemudian menghubunginya untuk mengetahui tentang dirinya.
Diketahui, Dzunot merupakan warga asli Anyar, Banten. Ia bekerja di PT. Siluet Nyoman Nuarta Bandung, bagian teknisi pekerja ketinggian dengan akses tali (teknisi rope acces).
Sebelum bekerja untuk Patung GWK, Dzunot merupakan seorang freelance teknisi rope access dan guide profesional panjat tebing dan pendakian gunung (2008-2017).
Dzunot pun akhirnya memilih bergabung di PT. Siluet Nyoman Nuarta di bandung dibawah naungan maestro seniman Nyoman Nuarta sejak Desember 2017 hingga sekarang.
“Saya bergabung diajukan oleh teman satu profesi yang sudah duluan untuk pengerjaan patung GWK di Bali,” ujarnya saat diwawancara radarbali.id pada Jumat (26/11/2021).
Ia pun ditugaskan untuk merawat Patung GWK, terutama untuk melakukan perawatan besi pelais patung. Lebih tepatnya diminta untuk melapis kebocoran pada kulit patung dan pengecatan karat struktur besi kulit patung.
“Untuk maintenance kami ada 5 orang yang mengerjakan, untuk bagian luar patung saya sendiri, sisanya perawatan di dalam patung,” kata Dzunot.
Meski sudah biasa terhadap ketinggian, Dzunot mengaku tetap was-was untuk menaiki salah satu patung tertinggi di Dunia itu. Baginya, tetap ada tantangan meski memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam dunia panjat tebing.
“Tantangan angin kencang dan kecuraman permukaan patung. Kalau ditanya bagaimana perasaannya, perasaannya ya deg-deggan, ada kebanggan juga bisa berkontribusi di pembangunan dan maintenance GWK,” ujarnya.
Bagi Dzunot, profesi pekerjaan teknisi ketinggian akses tali (teknisi rope access ), mungkin belum terlalu umum untuk masyarakat, padahal sertifikasinya ada juga di Indonesia.
“Untuk video kemarin saya juga terkejut kok tiba-tiba ramai gitu, akhirnya ya sudahlah tinggal klarifikasi agar tidak terjadi tanggapan yang negatif ,“ujarnya lantas tersenyum.
Meski videonya sempat viral, ia mengaku untuk pekerjaan sendiri tidak berpengaruh, begitu juga keluarga.
“Mungkin dengan ini masyarakat tahu juga pekerjaan saya, keluarga biasa saja sih, sudah tau kalau saya suka main atau kerja di ketinggian,” pungkasnya lalu tertawa menutup obrolan.