Abdul Hamid, 30, pemancing yang tewas tenggelam di kolam bekas galian Pertokoan Grand Sudirman Blok D, Jalan PB Sudirman, Banjar Manik Saga, Kelurahan Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan diduga karena penyakit ayan atau epilepsinya kumat.
ANDRE SULLA, Denpasar
ABDUL Hamid, pria asal Lumajang, Jawa Timur, kesehariannya sebagai pedagang air keliling. Ia tiba-tiba hilang saat memancing di kolam pertokoan Sudirman, Denpasar. Jasadnya ditemukan tenggelam di kolam tersebut Rabu (26/1) sekitar pukul 16.30.
Peristiwa jatuhnya ke dalam kolam sedalam kurang lebih 3 meter itu diduga kuat karena penyakit ayan atau epilepsi yang dideritanya sejak kecil, yang secara tiba-tiba kumat saat mancing.
“Diduga penyakitnya kambuh, lalu tergelincir dan terjun bebas. Pada saat jatuh tidak ada seorang pun yang melihatnya,” terang sumber di kepolisian, Rabu (26/1).
Diketahui, korban diketahui tenggelam setelah istrinya Jumanten, 50, melihat sandal di tepi kolam sementara suaminya tidak ada.
Ditemui di lokasi kejadian, Jumanten menceritakan keduanya datang ke lokasi kejadian dari kos tempat tinggal mereka di Jalan Pulau Sebatik Nomor 14 B, Kelurahan Dauh Puri Kelod, Kecamatan Denpasar Barat.
Memang tujuannya untuk mancing. Di sana keduanya bertemu dengan beberapa pemancing lainnya yang saat itu sudah ada di sana. Abdul Hamid mancing di tempat yang ditemukan sandal, sedangkan Jumanten mencari buah lamtoro yang lokasinya lumayan jauh.
Sekitar mencari lamtoro, Jumanten kembali ke lokasi suaminya memancing. Namun, saat sampai di lokasi, dia tak menemukan sang suami. Ia hanya mendapat sandal yang dipakai suaminya di lokasi memancing.
“Saya sempat tanya kepada pemancing lain. Mereka bilang tidak tahu. Saya lalu mendekat ke tempat yang awalnya diduduki suami. Di sana saya melihat sandalnya ada di pinggir kolam,” ungkap Jumanten sambil menangis.
Jumanten pun menengok ke kiri atau kanan. Dikira suaminya pergi kencing. Ia lalu menoleh ke bawah, ternyata suaminya sudah tenggelam.
Jumanten pun mengakui, Abdul Hamid diketahuinya menderita penyakit epilepsi atau ayan. Jumanten lalu minta bantuan kepada orang lain untuk mengantarnya kembali ke kosnya di Jalan Pulau Sebatik.
“Suami saya itu menderita epilepsi sejak kecil. Penyakitnya sering kambuh. Kadang saat salat atau sedang duduk tiba-tiba jatuh,” ungkap Jumanten.
Tujuannya memberitahukan kepada tetangganya tentang peristiwa tersebut. Mendengar kabar itu tetangga merekapun datang ke lokasi kejadian untuk sama-sama mencari keberadaan Abdul Hamid.
Sayang setelah sejam dicari tak membuahkan hasil. Peristiwa itupun dilaporkan kepada BPBD Kota Denpasar. Sekitar pukul 17.00 Wita empat orang tim penyelam dari BPBD Kota Denpasar tiba di lokasi kejadian dan melakukan penyelaman.
Setengah jam kemudian Abdul Hamid ditemukan di dalam kolam. Sayangnya saat itu Abdul sudah tak bernyawa.
Jumanten juga menceritakan beberapa bulan sebelumnya Abdul Hamid juga pernah jatuh di kolam yang sama. Gara-garanya penyakit ayannya kumat. Untungnya saat itu ditolong oleh pemancing lain di lokasi kejadian.
Setelah berhasil dievakuasi jenazah Abdul Hamid dievakuasi oleh ambulans BPBD Kota Denpasar ke RSUP Sanglah, Denpasar.
Kasi Humas Polresta Denpasar Iptu Ketut Sukadi mengatakan belum mendapatkan laporan.
“Saya belum dapat laporan,” singkat Iptu Ketut Sukadi.