DENPASAR, Radar Bali.id– Pembangunan gedung RS Prof. Dr. I.G.N.G Prof.Ngoerah menimbulkan kekroditan di Jalan Buton dan sekitarnya. Pasalnya, akses Jalan Pulau Bali ditutup, karena jalan alternatif menuju Jalan Pulau Nias dan Jalan Diponegoro.
Selain itu juga merupakan jalan masuk ke rumah sakit dan akses mahasiswa Universitas Udayana untuk ke kampus. Yaitu Kampus Fakultas Hukum dan Fakultas Ilmu Budaya. Dewan Kota Denpasar meminta segera atas kekroditan.
Anggota DPRD Kota Denpasar, Ida Bagus Kiana, mengatakan bahwa dewan sempat melakukan pembahasan pembangunan RS Prof .Ngoerah dan mengundang pemangku kepentingan lainnya. Namun hasil pertemuan itu juga mengambang.
Alasannya waktu itu dikatakan bahwa penutupan jalan bersifat sementara dan akan segera ditindaklanjuti. Faktanya, tidak ada langkah yang diambil. ” Sehingga kami DPRD Kota Denpasar mempertanyakan saat kami mengundang pihak terkait Dinas Perhubungan. Kesimpulan sifatnya sementara,” ujar Politisi asal Sanur ini.
Politikus kawakan ini meminta supaya dari RS Prof .Ngoerah dan Pemerintah Kota Denpasar segera menyelesaikan permasalahan dan hasilnya segera sosialisasikan melalui media. ” Dengan pihak otoritas terkait, DPRD sudah mempertanyakan. Dan juga dipertanyakan jalan itu otoritas siapa. Itu belum dapat diberikan gambaran. Kalau RS Prof. Ngoerah yang punya, RS Prof .Ngoerah yang harus memiliki inisiatif,” ujar Politikus Hanura ini.
Sementara itu, diwawancarai Anggota DPRD Kota Denpasar, Agus Wirajaya meminta Dinas Perhubungan Kota Denpasar membuat rekayasa lalu lintas. Sebab, di satu sisi pembangunan gedung Kesehatan Ibu dan Anak sangat dibutuhkan tapi satu sisi pembangunan jangan sampai mengorbankan masyarakat. ” Di sana kan ada rumah sakit juga, pasar, sekolah dan kampus ya itu harus diperhatikan,” ucapnya.
Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini menjelaskan salah satu cara untuk menguraikan kemacetan dengan pengaturan lalu lintas dari kajian Dishub Kota Denpasar.
Kemungkinkan dapat dibuatkan jalan satu arah supaya lebih longgar sehingga tidak terjadi penumpukkan kendaran. “Menanggapi, kondisi itu jadi, kalau menurut saya KIA memang dibutuhkan meningkatkan pelayanan masyarakat, karena berdampak pada kondisi jalan menurut saya diperhatikan dengan keluhan masyarakat pemerintah dalam hal ini Dishub bisa segera melakukan rekayasa lalu lintas. Perlu dilakukan rekayasa itu berdasarkan kajian dishub sendiri. Sehingga satu arah bisa dibuat lebih longgar apalagi Jalan Pulau Nias dan Jalan Pulau Lombok kecil. Yang lain mungkin pertimbangkan kelancaran dibutuhkan parkir jalan Diponegoro, di depan Pasar Sanglah dibersihkan selama proses ini diberlangsung sebelum jalan pengganti dibuat,” terangnya.
Lebih lanjut, pembangunan RS Prof Ngoerah ini memakan hampir waktu satu tahun. Hal ini juga demi kenyamanan masyarakat yang berobat ke RS Prof Ngoerah juga diperhatikan. “Sepertinya akhir 2023 pembangunan, supaya tidak selama setahun akan krodit di sana,” pungkasnya. [ni kadek novi febriani/radar bali]