SEMARAPURA, radarbali.id – Tim Yustisi Kabupaten Klungkung kembali menemukan adanya pengusaha babi dan ayam potong yang membuang limbah sembarangan. Meski berbagai alasan diutarakan, Tim Yustisi Klungkung tetap mengajukan para pengusaha itu untuk sidang Tindak Pidana Ringan (Tipiring).
Berawal dari laporan masyarakat adanya sejumlah pengusaha yang membuang limbah sembarangan, Tim Yustisi Klungkung melakukan sidak terhadap satu pengusaha babi potong dan dua pengusaha ayam potong di wilayah Kecamatan Banjarangkan, Kamis (31/3).
Benar saja, ketiga pengusaha itu kedapatan membuang limbahnya ke parit. Itu dibuktikan dengan adanya air limbah berbau tidak sedap mengalir di parit yang bersumber dari tempat usaha mereka.
Kasatpol PP dan Pemadam Kebakaran Klungkung, Putu Suarta mengungkapkan pengusaha babi dan ayam potong itu telah memiliki septic tank sebagai tempat pembuangan limbah usahanya. Hanya saja mereka masih membuang limbah usahanya ke parit yang menimbulkan bau tidak sedak sehingga mengganggu warga yang tinggal di sekitarnya.
“Ada yang buang langsung ke sungai, ada yang buang ke got jalan umum yang digunakan sebagai pembuangan limbah. Begitu kotornya di sana,” ujarnya.
Menurutnya pembinaan telah dilakukan berkali-kali terhadap para pengusaha itu. Hanya saja hingga kemarin, pengusaha itu masih saja membuang limbahnya sembarangan sehingga mengganggu warga sekitar. Untuk memberikan efek jera, Tim Yustisi pun mengajukan ketiga pengusaha tersebut untuk sidang Tipiring.
“Makanya kami komit untuk melakukan Tipiring agar ada efek jera dari yang bersangkutan. Mudah-mudahan dengan Tipiring ini, pengusaha-pengusaha potong ayam, dan babi ini bisa mengelola lingkungannya jangan sampai merugikan orang lain. Dia untung orang lain buntung jadinya,” tandasnya.
Salah seorang pengusaha potong ayam yang diajukan untuk sidang Tipiring, I Kadek Sudana mengungkapkan ia hanya membuang limbah cuci ayam potongnya ke parit. Itu lantaran septic tank yang dimilikinya sulit menyerap air sehingga dapat cepat penuh. Sementara ia menggunakan banyak air dalam usahanya. Sementara biaya untuk menyedot limbah tidaklah sedikit.
“Bulu-bulunya sudah ada yang mengambil. Ususnya juga. Hanya air mencucinya ayamnya yang saya buang ke got,” tandasnya.