26.5 C
Denpasar
Saturday, April 1, 2023

Sembilan Tahun Antarkan Istri Cuci Darah, Dewa Oka Sambil Jualan Buah

Kisah hidup seseorang memang berbeda-beda. Ada suka dan duka. Itulah yang dialami Dewa Nyoman Oka Yadna, warga Desa Bongancina, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng.

Sudah 9 tahun dia menemani istri cuci darah di RSUD Tabanan. Pantang menyerah. Bahkan saat menunggu istri cuci darah, dia berkeliling jualan hasil kebun miliknya ke sejumlah perkantoran di Tabanan. Terutama buah-buahan.

 

JULIADI, Tabanan

 

SELASA siang (4/1) itu, seorang lelaki menggotong sebuah kampil (karung) bekas wadah beras menaiki tangga menuju Bagian Humas Setda Kabupaten Tabanan, kompleks Kantor Bupati Tabanan. Lelaki bertopi itu memasuki beberapa ruang di bagian corong Pemkab Tabanan tersebut.


Ia menurunkan karung yang dibawanya. Kemudian mengeluarkan buah salak dan alpukat. Namanya Dewa Nyoman Oka Yadna. Lelaki ini memang sering wara-wiri di sejumlah perkantoran di Kota Tabanan. Terutama perkantoran yang dekat RSUD Tabanan di Jalan Pahlawan, Kota Tabanan.

Sekilas tidak ada yang aneh dari sosok Dewa Nyoman Oka Yadna. Ia sama seperti pedagang yang lain, yang biasa keluar-masuk kantor bupati Tabanan dengan menjajakan dagangan.

Di kantor Bupati Tabanan, memang ada beberapa orang pedagang keliling yang keluar-masuk kantor, meski sudah ada kantin di kompleks perkantoran orang nomor 1 di Bumi Lumbung Beras ini.

Baca Juga:  Selain Motor, Pria di Karangasem Ini Juga Curi Tabung LPG dan Aki

Dagangan Dewa Nyoman Oka Yadna agak berbeda dari yang lain. Bila yang lain menjajakan berbaga jenis minuman, roti, rujak, atau jajanan Bali, lelaki berusia 55 tahun ini menjual buah-buahan.

“Ini buah dari kebun sendiri. Atau kebun tetangga yang saya jual ke sini,” kata Dewa Nyoman Oka Yadna saat ditemui Selasa, (4/1), di Ruangan Humas Pemkab Tabanan di sela menjajakan buah salak dan alpukat.

Sambil mengobrol, radarbali.id akhirnya mengetahui bahwa Dewa Nyoman Oka Yadna bukanlah orang Tabanan. Dia merupakan warga Desa Bongancina, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng.

Desa ini berada di barat Kota Tabanan. Sekitar 50 kilometer jauhnya. Bersebelahan dengan Pupuan. Kalau perjalanan menggunakan sepeda motor, butuh waktu sekitar 1 sampai 1,5 jam. Jalur dari Bongancina ke Tabanan bisa lewat Desa Suraberata, Selemadeg Barat.

Memang agak aneh bila Dewa Nyoman Oka Yadna hanya berjualan sekarung buah dengan jarak yang cukup jauh ini. Habis bensin dan tenaga, tentunya.

Baca Juga:  Bebek Jadi Sarana Upakara Nyepi Segara karena Sumbangan Umat Muslim

Tapi, Dewa Nyoman Oka Yadna punya alasan mengapa ia melakoni hal tersebut. Usut punya usut, dia berjualan keliling di sejumlah perkantoran di Tabanan itu merupakan sambilan. Tujuan utamanya ke Tabanan adalah mengantar istri menjalani terapi hemodialisa atau cuci darah di RSUD Tabanan.

“Istri saya sakit ginjal. Seminggu dua kali harus cuci darah ke Rumah Sakit Tabanan,” aku dia.

Dewa Nyoman Oka Yadna lelaki yang penyayang terhadap istri. Ia sabar. Tentunya, ia juga ikhlas. Dia sudah mengantar sang istri bernama Jero Nyoman Yasa, 56, menjalani cuci darah dari Bongancina ke Tabanan dua kali dalam seminggu bukan kemarin-kemarin. Ini sudah dilakoninya selama sembilan tahun.

“Sudah 9 tahun saya antarkan istri cuci darah dan sambil berjualan buah salak, buah alpukat. Pokoknya apa musim panen buah di desa, saya bawa ke kota untuk berjualan sambil antar istri cuci darah,” akunya. (bersambung)

Baca Juga: Kepesertaan BPJS PBI Diblokir Pemerintah, Akhirnya Ikut BPJS Mandiri (Tulisan 2)



Kisah hidup seseorang memang berbeda-beda. Ada suka dan duka. Itulah yang dialami Dewa Nyoman Oka Yadna, warga Desa Bongancina, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng.

Sudah 9 tahun dia menemani istri cuci darah di RSUD Tabanan. Pantang menyerah. Bahkan saat menunggu istri cuci darah, dia berkeliling jualan hasil kebun miliknya ke sejumlah perkantoran di Tabanan. Terutama buah-buahan.

 

JULIADI, Tabanan

 

SELASA siang (4/1) itu, seorang lelaki menggotong sebuah kampil (karung) bekas wadah beras menaiki tangga menuju Bagian Humas Setda Kabupaten Tabanan, kompleks Kantor Bupati Tabanan. Lelaki bertopi itu memasuki beberapa ruang di bagian corong Pemkab Tabanan tersebut.


Ia menurunkan karung yang dibawanya. Kemudian mengeluarkan buah salak dan alpukat. Namanya Dewa Nyoman Oka Yadna. Lelaki ini memang sering wara-wiri di sejumlah perkantoran di Kota Tabanan. Terutama perkantoran yang dekat RSUD Tabanan di Jalan Pahlawan, Kota Tabanan.

Sekilas tidak ada yang aneh dari sosok Dewa Nyoman Oka Yadna. Ia sama seperti pedagang yang lain, yang biasa keluar-masuk kantor bupati Tabanan dengan menjajakan dagangan.

Di kantor Bupati Tabanan, memang ada beberapa orang pedagang keliling yang keluar-masuk kantor, meski sudah ada kantin di kompleks perkantoran orang nomor 1 di Bumi Lumbung Beras ini.

Baca Juga:  Aksi Pencurian Motor di Desa Patas Buleleng Terekam CCTV

Dagangan Dewa Nyoman Oka Yadna agak berbeda dari yang lain. Bila yang lain menjajakan berbaga jenis minuman, roti, rujak, atau jajanan Bali, lelaki berusia 55 tahun ini menjual buah-buahan.

“Ini buah dari kebun sendiri. Atau kebun tetangga yang saya jual ke sini,” kata Dewa Nyoman Oka Yadna saat ditemui Selasa, (4/1), di Ruangan Humas Pemkab Tabanan di sela menjajakan buah salak dan alpukat.

Sambil mengobrol, radarbali.id akhirnya mengetahui bahwa Dewa Nyoman Oka Yadna bukanlah orang Tabanan. Dia merupakan warga Desa Bongancina, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng.

Desa ini berada di barat Kota Tabanan. Sekitar 50 kilometer jauhnya. Bersebelahan dengan Pupuan. Kalau perjalanan menggunakan sepeda motor, butuh waktu sekitar 1 sampai 1,5 jam. Jalur dari Bongancina ke Tabanan bisa lewat Desa Suraberata, Selemadeg Barat.

Memang agak aneh bila Dewa Nyoman Oka Yadna hanya berjualan sekarung buah dengan jarak yang cukup jauh ini. Habis bensin dan tenaga, tentunya.

Baca Juga:  Berkat Maaf Sang Kakek, Sang Cucu Lolos dari Ancaman 5 Tahun Penjara

Tapi, Dewa Nyoman Oka Yadna punya alasan mengapa ia melakoni hal tersebut. Usut punya usut, dia berjualan keliling di sejumlah perkantoran di Tabanan itu merupakan sambilan. Tujuan utamanya ke Tabanan adalah mengantar istri menjalani terapi hemodialisa atau cuci darah di RSUD Tabanan.

“Istri saya sakit ginjal. Seminggu dua kali harus cuci darah ke Rumah Sakit Tabanan,” aku dia.

Dewa Nyoman Oka Yadna lelaki yang penyayang terhadap istri. Ia sabar. Tentunya, ia juga ikhlas. Dia sudah mengantar sang istri bernama Jero Nyoman Yasa, 56, menjalani cuci darah dari Bongancina ke Tabanan dua kali dalam seminggu bukan kemarin-kemarin. Ini sudah dilakoninya selama sembilan tahun.

“Sudah 9 tahun saya antarkan istri cuci darah dan sambil berjualan buah salak, buah alpukat. Pokoknya apa musim panen buah di desa, saya bawa ke kota untuk berjualan sambil antar istri cuci darah,” akunya. (bersambung)

Baca Juga: Kepesertaan BPJS PBI Diblokir Pemerintah, Akhirnya Ikut BPJS Mandiri (Tulisan 2)


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru