SEMARAPURA – Buntut kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar dan pertalite berdampak buruk kemana-mana. Sopir truk pengangkut sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung turun merasakan antrean panjang dalam mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar sejak November 2022. Agar jadwal pengangkutan sampah tidak terganggu, mereka yang biasanya pulang setelah mengangkut sampah warga akhirnya harus mengantre BBM.
Kadis Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung Ketut Suadnyana, Rabu (7/12) mengungkapkan, ada 17 armada truk DLHP Klungkung yang beroperasi untuk mengangkut sampah warga Klungkung setiap harinya. Adapun sejak November 2022 lalu, belasan truk tersebu harus mengantre untuk mendapatkan solar. Yang mana hal itu sempat membuat terjadinya keterlambatan pengangkutan sampah warga. “Sempat terlambat meski tidak terlalu lama karena sopir kami harus antre membeli solar,” ungkapnya.
Agar tidak terjadi keterlambatan pengangkutan sampah warga, dia mewajibkan para sopir mengisi BBM usai mengangkut sampah warga. Yang mana itu sudah barang tentu dikeluhkan meski akhirnya tetap dijalani. “Pastinya ada keluhan. Biasanya mereka bisa pulang setelah mengangkut sampah, sekarang harus antre BBM. Tetapi tetap dijalani,” terangnya.
Apalagi para sopir rata-rata mengantre dua jam dan hal itu berlangsung setiap hari. Hanya sopir yang mengemudikan truk dengan tangki besar saja yang kadang membeli bensin dua hari sekali. “Mereka lima jam kerja karena tidak ada libur. Belum sampai ada pemberian uang lembur. Kebetulan antrenya tidak sampai melebihi jam kerja para sopir,” katanya. (ayu/rid)