KLUNGKUNG, radarbali.id – Puluhan benda pusaka, termasuk keris, yang merupakan peninggalan kerajaan Gelgel dipamerkan di Museum Semarajaya Klungkung, Jumat (8/4). Pameran keris yang digelar menjelang Hari Raya Tumpek Landep ini pun menjadi saksi sejarah, kejayaan Kerajaan Gelgel pada masanya dan menjadi edukasi bagi pengunjung.
Keberadaan peninggalan pusaka kerajaan Gelgel ini berada terpisah. Dan baru-baru ini terdapat 60 keris yang berhasil dikumpulkan oleh Sanggar Semara Dwija, Desa Bakas. Keberadaan keris-keris itu ditemukan di rumah-rumah warga. Terutama mereka yang gemar mengoleksi benda klasik.
“Terkumpul sekitar 60 keris dan kami pamerkan hari ini,” ujar Ida Bagus Gede Triana Putra dari Sanggar Semara Dwija Desa Bakas.
Selain menjadi koleksi warga, keris tersebut juga tersimpan di musium dan juga milik Puri Klungkung. Kata dia, setiap peninggalan benda pusaka tersebut memiliki sejarah sehingga sebagian besar disakralkan.
“Ada juga yang kondisinya rusak. Sekitar 25 keris. Tapi sudah direstorasi,” kata Triana.
Hanya saja, usia keris belum diketahui secara pasti. Untuk mengetahui usia keris-keris tersebut, kata dia perlu dilakukan penelitian akademik.
“Tapi untuk sekadar mengetahui, bisa dilihat dari bentuk dan bahan yang digunakan,” sebutnya.
Untuk membuat benda pusaka seperti keris dan memiliki taksu kata Triana harus melalui beberapa tahapan. Selain memperhitungkan bahan yang digunakan, saat pembuatan juga ada ritual khusus. Seperti mencari hari baik dan diupacarai saat hari suci.
“Seperti Tumpek Landep ini. Karena hari suci Tumpek Landep sebagai hari menghormati simbol ketajaman pikiran manusia,” tandasnya.