TABANAN – Warga Banjar Dinas Dalem, Desa Pejaten, kecamatan Kediri, Tabanan, Bali dibuat heboh dengan ditemukan sebuah goa yang berada di areal lokasi pembuatan genteng dan bata press. Hal itu diketahui saat seorang warga menggali tanah untuk membuat septic tank.
Hal itu berawal ketika pengusaha genteng pejaten I Wayan Puja hanya mengira bahwa lubang tersebut hanya sebatas bekas galian tanah liat untuk pembuatan bahan bata dan genteng. Namun setelah ditelusuri tersebut ternyata goa.
I Wayan Puja yang ditemui di lokasi penemuan goa mengaku sungguh tidak menyangka dirinya akan menemukan lubang goa.
Menurutnya penemuan goa tersebut sejatinya sudah ditemukan sejak bulan Maret 2022 lalu. Sebelum ditemukan, di lokasi tersebut sedang terjadi penataan lahan atau pembuatan jalan dengan alat berat.
Ketika penataan jalan di lokasi tersebut ada septic tank WC. Sehingga dilakukan pembongkaran dengan melakukan pemindahan septic tank.
Saat dilakukan penggalian lubang septic tank dibantu oleh alat berat bego tiba-tiba amblas. Setelah dicek ternyata lubang goa.
Penasaran dengan goa tersebut, lantaran bukan galian bekas tanah pembuatan genteng. Akhirnya melaporkan ke pemerintah desa.
“Sehari kemudian, saya bersama adiknya Ketut Nada berkonsultasi dengan pihak Balai Arkeologi (BALAR) Bali. Namun, pihak BALAR langsung menerjunkan timnya untuk mengecek ke lokasi,” ungkapnya Selasa (12/4).
Wayan Puja melanjutkan, saat tim lapangan turun ke lokasi pihaknya dari pemilik lahan juga ikut turun mengecek. Dari pengecekan tersebut juga ditemukan bahwa goa ini memiliki panjang 7 meter ke utara dengan lebar 5,5 meter dan ketinggian 1,55 meter.
“Tim Balar juga menemukan 4 buah ceruk atau relung yang diduga sebagai tempat meditasi dulunya,” katanya didampingi adiknya, Ketut Nada sembari menyebutkan posisi dari relung atau ceruk tersebut menyebar atau keliling.
Selain itu hasil penelitian dari Balar juga menyatakan lubang goa tersebut diduga kuat dibuat oleh manusia, bukan aktivitas hasil alam. Karena terdapat bekas pangkasan dan pahatan kasar didalam dinding goa. Kemudian pembentuk lorong berupa paras buah, didalam ruangan terowongan banyak terdapat akar-akaran.
Setelah selesai mengecek goa tersebut, kata dia, tim dari BALAR kemudian mengecek di sekelilingnya dan ternyata ada empat tempat lain yang diduga berkaitan. Sehingga, tempat atau kawasan miliknya itu adalah kawasan suci atau tempat perjalanan spiritual dulunya.
“Tapi soal berapa tahun usia goa tersebut dan sejak tahun berapa dibangun belum diketahui pasti, karena masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Kemungkin goa tersebut berusia hampir ratusan tahun, karena kakek tiang yang sekarang sudah berusia hampir 90 tahun pun tidak tau dengan adanya goa ini,” tuturnya.
Usai tim balai arkeologi turun, Tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) bersama Dinas Kebudayaan Tabanan, pihak desa dan kecamatan kembali turun ke lokasi untuk melakukan penelitian.
Dia menyebutkan, dari lokasi penemuan goa, ada juga Pura Pesimpangan Puser Tasik yang bernama Pura Apit Yeh, Beji Dalem Bajangan, Pura Dalem Bajangan dan Pura Prajapati Bajangan.
Artinya, dari penemuan goa tersebut diduga merupakan goa religi zaman dulu kala yang masuk sebagai kawasan suci.
“Maka kami diminta untuk menjaga agar tidak rusak ataupun lainnya. Sehingga kita langsung pasang tutup dari seng agar tidak ada orang yang masuk sebelum dilakukan penelitian lebih lanjut dari balai,” tandasnya.