AMLAPURA – Video yang memperlihatkan salah seorang guru menghukum sejumlah siswa dengan cara push up viral di media sosial. Video ini menjadi viral sebab sang guru juga menginjak bahu salah seorang siswa yang sedang push up. Ternyata, pelakunya adalah Kepala SMAN 3 Amlapura, Karangasem, Bali.
Belakangan diketahui, bahwa oknum guru yang menginjak bahu salah seorang siswa tersebut adalah Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Amlapura bernama I Komang Sudiana. Sementara siswa yang diinjak bahunya berinisial KN.
Terkait hal ini, Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Amlapura, I Komang Sudiana mengakui bahwa yang ada di dalam video tersebut dirinya.
“Ya itu saya yang ada di dalam video yang viral itu,” ujarnya ditemui di SMA 3 Negeri Amlapura Selasa (12/4) didampingi Ketua Komite I Wayan Puspa Sedana, dan Waka Kesiswaan Juli Arsana.
Sudiana mengakui menghukum sejumlah siswa dengan cara push up karena melanggar kedisiplinan. Dia mengaku sudah diberi pengarahan agar siswa lebih disiplin. Sanksi push up sebanyak 10 kali ini pun diberikan atas dasar kesepakatan dengan siswa bagi mereka yang tidak mentaati.
“Tapi ada siswa yang saat push up tidak sungguh-sungguh. Saya secara tidak sengaja menginjak bagian bahu. Itupun dilakukan pelan. Itupun dilakukan tanpa ada kemarahan, sambil bercanda ketawa sama siswa,” akunya.
Sementara itu, Ketua Komite, I Wayan Puspa Sedana mengungkapkan, aksi viral kepala sekolah tersebut baru ia ketahui sekitar pukul 23.00 Senin malam lalu. Setelah mengetahui kejadian itu, pihaknya langsung melakukan penelusuran.
“Saya telusuri kejadiannya di mana. Setelah mendapatkan informasi saya koordinasi dengan kepala sekolah dan juga siswa yang bahunya diinjak termasuk keluarga,” terangnya.
Dari hasil komunikasi pihak Komite dengan KN, dari penuturan siswa tersebut menanggapi bahwa kejadian itu adalah hal biasa.
“Saya juga langsung tanyakan kepada siswa yang bersangkutan, apakah trauma atau tidak. Siswa itu bilang tidak, itu biasa-biasa saja,” paparnya.
Sedangkan, kakak kandung dari KN yakni Putu Suarjana, tidak mempermasalahkan seorang guru yang mendidik siswa untuk kebaikan. Hanya saja dia menyayangkan, aksi pemberian sanksi dengan memakai dinilai tidak etis.
“Yang jadi masalah, menginjak bahu dengan kaki itu saja. Kan masih ada tangan, kenapa harus kaki,” ucapnya.