GIANYAR, radarbali.id – Rencana menggebu-gebu membangun mall di lahan bekas Hardys kini malah terkesan mangkrak. Lahan yang sudah rata itu kini jadi rumah bagi semak belukar. Daripada kumuh, lahan di tengah kota itu diusulkan jadi Pasar Senggol atau sentral parkir.
Usulan itu dilontarkan Wakil Ketua DPRD Gianyar, Ida Bagus Gaga Adi Saputra. “Kondisi lahan eks Hardy’s Gianyar kini tampak kumuh hingga membuat Kota Gianyar yang telah ditata sedemikian rupa malah tampak jadi tak elok,” ujar mantan Sekda Gianyar itu, Sabtu (14/5).
Untuk penataan sementara tidak perlu biaya besar. “Misal untuk lahan sentral parkir kota. Karena selama ini di pusat kota, kekurangan lahan parkir,” jelasnya.
Selain itu, bisa juga dijadikan lokasi Pasar Senggol, dengan tatanan lebih rapi dan bersih. “Senggol Gianyar telah menjadi salah satu ikon dan branding bagi Kota Gianyar. Ini karena Gianyar terkenal punya makanan kuliner tradisional,” ujarnya.
Dulu pasar senggol bisa dijangkau di pinggir Jalan Ngurah Rai dan samping pasar. Sejumlah kuliner di antaranya klepon, nasi babi guling, nasi campur ayam panggang dan betutu.
“Ada juga pepes klengis dan banyak lagi. Pasar Senggol ini akan sangat bermanfaat bagi pedagang lokal Gianyar,” ujarnya.
Untuk rencana pembangunan mall, kiranya perlu dipertimbangkan kembali. “Apa untung ruginya bikin mall yang penduduknya kebanyakan klas menengah ke bawah,” ujarnya.
Politikus Demokrat itu menyarankan Pemkab Gianyar berkomunikasi dan berkoordinasi terlebih dahulu dengan prajuru Desa Adat Gianyar. “Sebelum mengambil keputusan mau dibikin apa di lahan eks Hardys ini. Mengingat lokasi ini berada di wawidangan Desa Adat Gianyar serta berdekatan dengan Catus Pata Kota Gianyar,” pintanya.
Dewan yang tinggal di Griya Wanaprasta itu berpikiran, prajuru adat dan kramanya pasti lebih tahu nafas wilayahnya. “Termasuk cara, daya guna dan berhasil guna dalam memanfaatkan secara baik dan benar,” jelasnya.
Sementara itu Sekda Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya, menyatakan pembangunan mall tetap berlanjut. Saat ini Pemkab Gianyar sedang menyusun dokumen lelang. “Setelah tuntas dokumen lalu diajukan ke panitia lelang, lalu realisasi pembangunan fisik,” jelasnya.
Untuk desain pembangunan fisik sudah tuntas. Di dalam desain dikhususkan untuk mall. “Termasuk di dalamnya satu ruangan Mall Pelayanan Publik yang dikelola Pemkab Gianyar,” jelasnya.
Pada 2022 pembangunan fisik, lalu pada 2023 bangunan sudah dioperasikan. “Masih banyak waktu, segala sesuatunya mesti dipertimbangkan dengan matang. Ini kan berhubungan dengan pihak ketiga (investor) sedangkan Pemkab sebagai penyedia lahan. Pada prinsipnya antara Pemkab dengan investor sudah sinkron, tinggal pelelangan dan realisasi fisik,” pungkasnya. (dra)