AMLAPURA – PLN Bali selama ini kerap mengklaim rasio elektrifikasi (RE) di Bali sudah mencapai 100 persen. Artinya sudah semua kepala keluarga (KK) yang teraliri listrik. Bahkan klaim itu sudah sejak 2018 lalu. Kenyataannya, di salah satu desa saja, yakni di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, ada puluhan KK yang belum teraliri listrik.
Hal itu dibenarkan, Kepala Desa Ban, I Gede Tamu Sugiantara dikonfirmasi Jumat (18/3). Tamu mengungkapkan, puluhan KK yang belum teraliri listrik adalah pemukiman warga yang tinggal di wilayah perbukitan.
Beberapa di antaranya seperti Banjar Dinas Jatituhu, Panek, Temakung, Pucang, Manik, Aji, Perasan dan Belong.
“Ada sekitar 20 sampai 30 KK yang belum (teraliri listrik),” ujarnya.
Sementara untuk banjar-banjar yang lain juga diakui Tamu masih ada rumah yang belum tersentuh listrik.
“Kalau selain banjar yang disebutkan tadi ada juga di banjar lain. Tapi jumlahnya sekitar 5 sampai 15 KK. Pemukiman warga yang letaknya di daerah terpencil,” imbuhnya.
Untuk bisa mendapat listrik, Tamu mengatakan cukup sulit. Mengingat akses untuk membangun jaringan listrik masih menjadi kendala.
“Terutama akses jalan masih sulit,” kata Tamu.
Sementara bagi warga yang belum teraliri listrik, mereka mengandalkan rumah yang sudah teraliri listrik dengan cara menyambung jaringan listrik.
“Jarak untuk menyambung kabel dari rumah satu ke rumah lainnya rata-rata berjarak 50 meter,” katanya.
Mengatasi kondisi ini, pihak Desa Ban sudah melakukan koordinasi dengan petugas PLN agar warganya bisa mendapat aliran listrik. Namun kata Tamu, hingga kini, dari pihak PLN mengatakan belum ada proyek pembangunan instalasi jaringan listrik.
“Kalau ada proyek pembangunan instalasi listrik dari PLN, biayannya lebih murah. Kalau tidak ada proyek jatuhnya cukup mahal. Dulu dari PLN bisa berikan tapi untuk 3 rumah. Tetapi sekarang belum,” tambahnya.