27.6 C
Denpasar
Saturday, June 3, 2023

Bebek Jadi Sarana Upakara Nyepi Segara karena Sumbangan Umat Muslim

Nyepi Segara di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, bisa menjadi salah satu wujud toleransi beragama. Dalam Nyepi Segara, babi menjadi salah satu sarana upakara. Namun, bebek turut menjadi sarana upakara karena sumbangan warga Muslim.

 

DEWA AYU PITRI ARISANTI, Semarapura

 

SEBAGAIMANA ritual Nyepi menyambut tahun baru Caka, tujuan ritual Nyepi yang bersifat lokal juga kerap tak jauh berbeda. Termasuk dengan Nyepi Segara.

 

Menurut Bendesa Adat Kusamba, Anak Agung Gede Raka Swastika, Nyepi Segara berkaitan dengan Karya Ngusaba Segara di desa adat tersebut yang merupakan bentuk syukur masyarakat.

 

“Terutamanya bentuk syukur bagi mereka yang mencari nafkah di pantai tersebut,” jelas Raka, Rabu (20/10).

Baca Juga:  Dua Pengamen Berpakaian Adat Bali Dihukum 7 Hari Kurungan

 

Lebih lanjut dituturkannya, Karya Ngusaba Segara awalnya merupakan ritual yang diselenggarakan oleh warga yang mencari nafkah di sepanjang Pantai Desa Kusamba. Mulai dari nelayan, petani garam, pedagang ikan dan lainnya.

 

Itu sebabnya dalam ritual itu tidak hanya menggunakan sarana daging babi namun juga bebek. Sebab dahulu umat Muslim yang mencari nafkah di Desa Kusamba juga ikut menyumbang untuk menggelar ritual tersebut.

 

“Setelah dibentuknya desa adat, upacara tersebut digelar oleh desa adat. Tetapi sarana upacaranya tetap sama,” jelasnya.

 

Raka mengatakan, bila ritual itu berjalan dengan baik, masyarakat berkeyakinan Tuhan akan memberi tanda dengan melimpahnya ikan di perairan Desa Kusamba setelah digelarnya Nyepi Segara.

Baca Juga:  WALHI Bali Ingatkan Risiko Proyek Tol dan LNG Berdampak Rawan Bencana di Bali

 

Bahkan, lanjut dia, dulu menurutnya ada banyak ikan terdampar di pesisir pantai Desa Kusamba setelah digelarnya Nyepi Segara.

 

“Karena terlalu banyak, dulu pernah sampai dikubur ikannya. Tetapi di sasih (bulan) kelima (kalender Bali, Red) seperti saat ini memang sedang musim ikan,” tandas Raka. (habis)



Nyepi Segara di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, bisa menjadi salah satu wujud toleransi beragama. Dalam Nyepi Segara, babi menjadi salah satu sarana upakara. Namun, bebek turut menjadi sarana upakara karena sumbangan warga Muslim.

 

DEWA AYU PITRI ARISANTI, Semarapura

 

SEBAGAIMANA ritual Nyepi menyambut tahun baru Caka, tujuan ritual Nyepi yang bersifat lokal juga kerap tak jauh berbeda. Termasuk dengan Nyepi Segara.

 

Menurut Bendesa Adat Kusamba, Anak Agung Gede Raka Swastika, Nyepi Segara berkaitan dengan Karya Ngusaba Segara di desa adat tersebut yang merupakan bentuk syukur masyarakat.

 

“Terutamanya bentuk syukur bagi mereka yang mencari nafkah di pantai tersebut,” jelas Raka, Rabu (20/10).

Baca Juga:  Polda Bali Siagakan Dapur Umum di Jembrana

 

Lebih lanjut dituturkannya, Karya Ngusaba Segara awalnya merupakan ritual yang diselenggarakan oleh warga yang mencari nafkah di sepanjang Pantai Desa Kusamba. Mulai dari nelayan, petani garam, pedagang ikan dan lainnya.

 

Itu sebabnya dalam ritual itu tidak hanya menggunakan sarana daging babi namun juga bebek. Sebab dahulu umat Muslim yang mencari nafkah di Desa Kusamba juga ikut menyumbang untuk menggelar ritual tersebut.

 

“Setelah dibentuknya desa adat, upacara tersebut digelar oleh desa adat. Tetapi sarana upacaranya tetap sama,” jelasnya.

 

Raka mengatakan, bila ritual itu berjalan dengan baik, masyarakat berkeyakinan Tuhan akan memberi tanda dengan melimpahnya ikan di perairan Desa Kusamba setelah digelarnya Nyepi Segara.

Baca Juga:  WALHI Bali Ingatkan Risiko Proyek Tol dan LNG Berdampak Rawan Bencana di Bali

 

Bahkan, lanjut dia, dulu menurutnya ada banyak ikan terdampar di pesisir pantai Desa Kusamba setelah digelarnya Nyepi Segara.

 

“Karena terlalu banyak, dulu pernah sampai dikubur ikannya. Tetapi di sasih (bulan) kelima (kalender Bali, Red) seperti saat ini memang sedang musim ikan,” tandas Raka. (habis)


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru