SMA Negeri Bali Mandara akhirnya membuka pembelajaran tatap muka terbatas. Manajemen sekolah memilih ekstra hati-hati. Karena para siswa akan menghuni asrama. Pihak sekolah tak mau kegiatan pembelajaran justru memicu klaster baru.
EKA PRASETYA, Buleleng
ASRAMA di SMAN Bali Mandara kini terlihat berbeda. Sejak tiga pekan terakhir, asrama itu dihuni siswa di sekolah setempat. Kondisinya sangat berbeda bila dibandingkan dengan kondisi bulan Juli hingga September lalu.
Pada 18 Juli 2021, Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng memutuskan memanfaatkan bangunan asrama sebagai lokasi karantina pasien covid-19.
Saat itu pasien dengan status asimtomatik dan simtomatik ringan, wajib menjalani karantina selama dua pekan di asrama ini.
Seiring dengan menurunnya kasus, fasilitas karantina ditutup pada medio September lalu. Begitu ditutup, pihak sekolah langsung menyiapkan asrama sebagai lokasi menginap siswa.
“Waktu itu kami minta bantuan dari PMI Buleleng melakukan penyemprotan disinfektan di asrama dan lingkungan sekolah. Setelah itu kami jemur kasurnya, gorden kami cuci, lantai dan kaca kami pel ulang. Lalu kami biarkan 2 minggu.
Setelah itu kami ulangi lagi, untuk meyakinkan semua tempat bersih dan steril saat anak-anak masuk asrama,” kata Kepala SMAN Bali Mandara, Nyoman Darta. (bersambung)