25.4 C
Denpasar
Saturday, April 1, 2023

Anjing Sekitar Korban Rabies di Kaliakah, Jembrana, Divaksin Masal

NEGARA, Radar Bali.id – Kasus kematian warga dengan riwayat pernah digigit anjing, direspon dinas terkait dengan vaksinasi di sekitar lokasi sekitar rumah korban di Desa Kaliakah, Selasa (7/3/2023). Petugas menyasar anjing liar dan anjing yang diliarkan belum vaksin untuk divaksin rabies agar penyebaran virus rabies tidak meluas.

Vaksinasi yang dilakukan oleh tim dari Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, sementara menyasar tiga banjar di sekitar lokasi gigitan Desa Kaliakah. Anjing liar yang diliarkan dan sulit ditangkap divaksin dengan tulup.

Vaksinasi tersebut, selain karena ada laporan adanya warga yang  meninggal dengan riwayat pernah digigit anjing, Desa Kaliakah merupakan zona merah rabies. Vaksinasi ditargetkan mencapai 80 persen dari populasi.

“Karena zona merah rabies kita lakukan vaksinasi massal menyasar tiga banjar. Dua banjar lagi akan kita lanjutkan dengan target capaian 80 persen,” ujar Kabid Keswan-Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Widarsa, Selasa (7/3).

Selain vaksinasi pada anjing, pihaknya bersama Dinas Kesehatan melakukan komunikasi edukasi dan informasi (KIE) mengenai rabies dan upaya penanganan pada masyarakat yang sedang berada di rumah korban meninggal.

Pihaknya menekankan agar masyarkat agar anjingnya tidak diliarkan dan rutin melakukan vaksinasi aning setiap enam bulan sekali.

Baca Juga:  Cegah Risiko Keributan Meluas, Turnamen Sepak Bola Tarkam di Jembrana Total Dihentikan

Ketika ada kasus gigitan, langsung melakukan langkah penanganan awal dengan mencuci bekas gigitan dengan air mengali dan sabun. “Kami tekankan agar melaporkan ke faskes atau rabies center terdekat jika terjadi gigitan,” tegasnya.

Vaksinasi yang dilakukan kemarin terhadap HPR di tiga Banjar di Desa Kaliakah sebanyak 363 ekor, terdiri dari 342 ekor anjing dan 21 ekor kucing. “Ini baru 3 banjar, besok disisir lagi agar cakupan maximal. Setelahnya dilanjut ke banjar lain di desa Kaliakah,” jelasnya.

Sementara itu, Dinas Kesehatan yang juga datang untuk melakukan penyelidikan epidemiologi. Dalam penelusuran yang dilakukan warga yang meninggal dunia dengan riwayat gigitan anjing dan menunjukkan gejala rabies. Korban juga pernah digigit anjing liar pada 1 Januari lalu.

“Setelah digigit, korban tidak melapor ke faskes dan rabies senter sehingga tidak ada penanganan vaksin anti rabies pada korban,” ujar Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Dinas Kesehatan Jembrana, Ida Bagus Made Adnyana.

Setelah meninggalnya korban, lanjutnya, pihaknya juga akan memberikan vaksin kepada keluarga korban. Sementara suami korban yang sudah terindentifikasi sempat kontak dengan korban. “Hari ini kita lakukan VAR ke suaminya, sementara baru satu orang saja,” tandasnya.

Baca Juga:  Belasan Ribu Orang dan Kendaraan ke Jawa, Ada Juga yang Masuk Bali

Meninggalnya warga Desa Kaliakah ini merupakan kasus kedua tahun 2023 ini. Kedua kasus ini warga tidak mendapatkan penanganan medis yang tepat karena tidak melapor ke faskes terdekat. “Ini karena pemahaman masyarakat yang masih kurang. Mereka hanya mengetahui ketika terjadi gigitan hanya dicuci saja, tapi untuk ke faskes belum dilakukan. Padahal itu penting sekali untuk penanganan awal,” ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Korban seorang perempuan berusia 45 tahun, Ni Putu N, warga Desa Kaliakah, setelah mendapat perawatan selama 4 hari di rumah sakit umum (RSU) Negara, Senin (6/3/2023) lalu.

Infomasi yang dihimpun, korban dibawa ke rumah sakit dengan gejala awal sesak nafas, Kamis (2/3/2023) malam. Saat dalam perawatan, observasi dokter bahwa pasien takut menelan air minum dns takut cahaya. Korban saat dirawat mulai memburuk, gelisah dengan obat penenang. Korban meninggal Senin siang sekitar pukul 12.03 WITA di RSU Negara.

Pasien yang meninggal dengan riwayat pernah digigit anjing liar sekitar 3 bulan lalu.  Namun setelah digigit tidak langsung ditangani dengan dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapat vaksin antirabies (VAR). Dan anjing yang menggigit ditangani oleh dinas terkait untuk dites. [m.basir/radar bali]



NEGARA, Radar Bali.id – Kasus kematian warga dengan riwayat pernah digigit anjing, direspon dinas terkait dengan vaksinasi di sekitar lokasi sekitar rumah korban di Desa Kaliakah, Selasa (7/3/2023). Petugas menyasar anjing liar dan anjing yang diliarkan belum vaksin untuk divaksin rabies agar penyebaran virus rabies tidak meluas.

Vaksinasi yang dilakukan oleh tim dari Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, sementara menyasar tiga banjar di sekitar lokasi gigitan Desa Kaliakah. Anjing liar yang diliarkan dan sulit ditangkap divaksin dengan tulup.

Vaksinasi tersebut, selain karena ada laporan adanya warga yang  meninggal dengan riwayat pernah digigit anjing, Desa Kaliakah merupakan zona merah rabies. Vaksinasi ditargetkan mencapai 80 persen dari populasi.

“Karena zona merah rabies kita lakukan vaksinasi massal menyasar tiga banjar. Dua banjar lagi akan kita lanjutkan dengan target capaian 80 persen,” ujar Kabid Keswan-Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Widarsa, Selasa (7/3).

Selain vaksinasi pada anjing, pihaknya bersama Dinas Kesehatan melakukan komunikasi edukasi dan informasi (KIE) mengenai rabies dan upaya penanganan pada masyarakat yang sedang berada di rumah korban meninggal.

Pihaknya menekankan agar masyarkat agar anjingnya tidak diliarkan dan rutin melakukan vaksinasi aning setiap enam bulan sekali.

Baca Juga:  Waspada, Gigitan Anjing Gila Makin Menggila!

Ketika ada kasus gigitan, langsung melakukan langkah penanganan awal dengan mencuci bekas gigitan dengan air mengali dan sabun. “Kami tekankan agar melaporkan ke faskes atau rabies center terdekat jika terjadi gigitan,” tegasnya.

Vaksinasi yang dilakukan kemarin terhadap HPR di tiga Banjar di Desa Kaliakah sebanyak 363 ekor, terdiri dari 342 ekor anjing dan 21 ekor kucing. “Ini baru 3 banjar, besok disisir lagi agar cakupan maximal. Setelahnya dilanjut ke banjar lain di desa Kaliakah,” jelasnya.

Sementara itu, Dinas Kesehatan yang juga datang untuk melakukan penyelidikan epidemiologi. Dalam penelusuran yang dilakukan warga yang meninggal dunia dengan riwayat gigitan anjing dan menunjukkan gejala rabies. Korban juga pernah digigit anjing liar pada 1 Januari lalu.

“Setelah digigit, korban tidak melapor ke faskes dan rabies senter sehingga tidak ada penanganan vaksin anti rabies pada korban,” ujar Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Dinas Kesehatan Jembrana, Ida Bagus Made Adnyana.

Setelah meninggalnya korban, lanjutnya, pihaknya juga akan memberikan vaksin kepada keluarga korban. Sementara suami korban yang sudah terindentifikasi sempat kontak dengan korban. “Hari ini kita lakukan VAR ke suaminya, sementara baru satu orang saja,” tandasnya.

Baca Juga:  Lagi, Warga Sambangan Digigit Anjing Rabies

Meninggalnya warga Desa Kaliakah ini merupakan kasus kedua tahun 2023 ini. Kedua kasus ini warga tidak mendapatkan penanganan medis yang tepat karena tidak melapor ke faskes terdekat. “Ini karena pemahaman masyarakat yang masih kurang. Mereka hanya mengetahui ketika terjadi gigitan hanya dicuci saja, tapi untuk ke faskes belum dilakukan. Padahal itu penting sekali untuk penanganan awal,” ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Korban seorang perempuan berusia 45 tahun, Ni Putu N, warga Desa Kaliakah, setelah mendapat perawatan selama 4 hari di rumah sakit umum (RSU) Negara, Senin (6/3/2023) lalu.

Infomasi yang dihimpun, korban dibawa ke rumah sakit dengan gejala awal sesak nafas, Kamis (2/3/2023) malam. Saat dalam perawatan, observasi dokter bahwa pasien takut menelan air minum dns takut cahaya. Korban saat dirawat mulai memburuk, gelisah dengan obat penenang. Korban meninggal Senin siang sekitar pukul 12.03 WITA di RSU Negara.

Pasien yang meninggal dengan riwayat pernah digigit anjing liar sekitar 3 bulan lalu.  Namun setelah digigit tidak langsung ditangani dengan dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapat vaksin antirabies (VAR). Dan anjing yang menggigit ditangani oleh dinas terkait untuk dites. [m.basir/radar bali]


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru