26.5 C
Denpasar
Thursday, March 30, 2023

Beragam Jurus Atasi Sampah:Ajak Warga Disiplin Memilah, Pemkab Jembrana akan Beli Sampah Terpilah

Sampah yang berada di Jalan Gunung Agung, sebelah timur Pasar Ijogading, Kelurahan Loloan Timur, sering meluber hingga keluar dari kontainer.  Padahal, di lokasi sudah ada spanduk imbauan agar tidak ada yang membuang sampah di luar kontainer. Banyaknya sampah hingga membuat bau tidak sedap.

PROBLEM pelik mengatasi sampah memang sudah jadi problem klasik. Banyak cara ditempuh untuk mengatasinya, namun hasilnya masih jauh dari harapan.

Nah, terkait itu, beragam cara pun dilakukan. Termasuk di Jembrana. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jembrana Dewa Ary Candra Wisnawa mengatakan, penempatan dua kontainer sampah di pinggir jalan sebelah timur pasar Ijogading tersebut baru dipasang.

Sampah yang sudah terkumpul dilakukan pengangkutan secara terjadwal setiap hari antara pukul 8.00 WITA hingga 10.00 WITA. “Tujuan menempatkan kontainer sampah itu untuk menghindari adanya tempat pembuangan sampah liar,” jelasnya, Selasa (7/3/2023).

Penempatan kontainer itu,  sebagai ujicoba penanganan sampah yang sebelumnya terdapat sejumlah tempat pembuangan sampah sementara yang liar. Karena masyarakat membuang sembarangan dan tidak sesuai jadwal, akhirnya terjadi penumpukan dan menimbulkan bau.

“Setelah Dievakuasi akhirnya diujicoba penjemputan terjadwal. Cara ini efektif karena tidak ada TPS liar,” ungkapnya.

Baca Juga:  Enam Pekerja Berkomplot Mencuri Udang 1,3 Ton Milik WNA di Budeng Jembrana

Setelah ujicoba pengangkutan terjadwal ini berjalan, akan dilakukan dengan pengangkutan sampah terpilah. Hanya sampah plastik atau non organik yang dibuang ke kontainer yang disediakan kemudian dibawa ke TPA Peh.

Uji coba dengan pola pengangkutan sampah terjadwal ini, disebut sebagai salah satu upaya mengatasi sampah bagi warga yang belum berlangganan pengangkutan sampah ke rumah masing-masing. Secara bertahap, diharapkan masyarakat berlangganan dengan program pemerintah, sehingga tidak perlu ada lagi kontainer di pinggir jalan.

Ke depan masyarakat dapat memanfaatkan jasa layanan pengangkutan sampah baik dari stop dari kelompok swadaya mandiri atau pengambil swasta yang terintegrasi dengan TPST. “Kalau sudah terintegrasi dengan TPST, karena di TPST sampah akan dipilah untuk mengurangi beban TPA. Seperti tahun 20222 lalu, TPST sudah mampu mengurangi lebih dari 2000 ton sampah yang dibuang ke TPA,” jelasnya.

Dalam mengatasi sampah ini, Dewa Ary menyampaikan, bahwa Bupati Jembrana I Nengah Tamba sudah memiliki program membeli sampah yang sudah terpilah dari masyarakat.

Program yang direncanakan mulai tahun anggaran 2023 ini, dianggarkan Rp 1,5 miliar. “Tujuannya untuk memotivasi masyarakat memilah sampah dari sumbernya, yakni rumah tangga,” jelasnya.

Baca Juga:  Pusing Urusan Sampah, Badung Datangkan Mesin Seharga Rp 250-260 Miliar dari Jepang

Sampah yang sudah dipilah dan bernilai,  seperti plastik, karton dan memiliki nilai ekonomi akan dibeli dengan harga yang disesuaikan. Hasil pembelian sampah terpilah masyarakat oleh pemerintah, bisa dijadikan tabungan yang digunakan untuk membayar iuran sampah bulanan. “Program ini dibuat, karena masyarkat bertanya setelah memilah sampah di rumah tangga tidak dapat apa. Malah keluarkan uang untuk bayar untuk mengangkut sampahnya,” jelasnya.

Sehingga dibuatkan program pemerintah membeli sampah terpilah di masyarkat. Uji coba akan dimulai dj wilayah Kota Negara.

Berlaku juga bagi warga yang sudah berlangganan seperti langganan program stop, warga tetap memilah dan petugas stop yang akan menimbang sampah terpilah bernilai. Apabila hasil timbangan nilainya sama bisa membayar dari hasil jual sampah, apabila tabungan kurang tinggal menambah kekurangan.

“Kalau lebih uang hasil jual sampah terpilah, jadi milik warga dan bisa untuk membayar iuran bulanan berikutnya,” tandasnya. [m.basir/radar bali]

 

 

 

 



Sampah yang berada di Jalan Gunung Agung, sebelah timur Pasar Ijogading, Kelurahan Loloan Timur, sering meluber hingga keluar dari kontainer.  Padahal, di lokasi sudah ada spanduk imbauan agar tidak ada yang membuang sampah di luar kontainer. Banyaknya sampah hingga membuat bau tidak sedap.

PROBLEM pelik mengatasi sampah memang sudah jadi problem klasik. Banyak cara ditempuh untuk mengatasinya, namun hasilnya masih jauh dari harapan.

Nah, terkait itu, beragam cara pun dilakukan. Termasuk di Jembrana. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jembrana Dewa Ary Candra Wisnawa mengatakan, penempatan dua kontainer sampah di pinggir jalan sebelah timur pasar Ijogading tersebut baru dipasang.

Sampah yang sudah terkumpul dilakukan pengangkutan secara terjadwal setiap hari antara pukul 8.00 WITA hingga 10.00 WITA. “Tujuan menempatkan kontainer sampah itu untuk menghindari adanya tempat pembuangan sampah liar,” jelasnya, Selasa (7/3/2023).

Penempatan kontainer itu,  sebagai ujicoba penanganan sampah yang sebelumnya terdapat sejumlah tempat pembuangan sampah sementara yang liar. Karena masyarakat membuang sembarangan dan tidak sesuai jadwal, akhirnya terjadi penumpukan dan menimbulkan bau.

“Setelah Dievakuasi akhirnya diujicoba penjemputan terjadwal. Cara ini efektif karena tidak ada TPS liar,” ungkapnya.

Baca Juga:  TPA Sente Diprotes Warga, Begini Respon Kadis DLHP Klungkung..

Setelah ujicoba pengangkutan terjadwal ini berjalan, akan dilakukan dengan pengangkutan sampah terpilah. Hanya sampah plastik atau non organik yang dibuang ke kontainer yang disediakan kemudian dibawa ke TPA Peh.

Uji coba dengan pola pengangkutan sampah terjadwal ini, disebut sebagai salah satu upaya mengatasi sampah bagi warga yang belum berlangganan pengangkutan sampah ke rumah masing-masing. Secara bertahap, diharapkan masyarakat berlangganan dengan program pemerintah, sehingga tidak perlu ada lagi kontainer di pinggir jalan.

Ke depan masyarakat dapat memanfaatkan jasa layanan pengangkutan sampah baik dari stop dari kelompok swadaya mandiri atau pengambil swasta yang terintegrasi dengan TPST. “Kalau sudah terintegrasi dengan TPST, karena di TPST sampah akan dipilah untuk mengurangi beban TPA. Seperti tahun 20222 lalu, TPST sudah mampu mengurangi lebih dari 2000 ton sampah yang dibuang ke TPA,” jelasnya.

Dalam mengatasi sampah ini, Dewa Ary menyampaikan, bahwa Bupati Jembrana I Nengah Tamba sudah memiliki program membeli sampah yang sudah terpilah dari masyarakat.

Program yang direncanakan mulai tahun anggaran 2023 ini, dianggarkan Rp 1,5 miliar. “Tujuannya untuk memotivasi masyarakat memilah sampah dari sumbernya, yakni rumah tangga,” jelasnya.

Baca Juga:  Bantuan Terus Berdatangan untuk Korban Banjir di Jembrana, Ini Kata Bupati

Sampah yang sudah dipilah dan bernilai,  seperti plastik, karton dan memiliki nilai ekonomi akan dibeli dengan harga yang disesuaikan. Hasil pembelian sampah terpilah masyarakat oleh pemerintah, bisa dijadikan tabungan yang digunakan untuk membayar iuran sampah bulanan. “Program ini dibuat, karena masyarkat bertanya setelah memilah sampah di rumah tangga tidak dapat apa. Malah keluarkan uang untuk bayar untuk mengangkut sampahnya,” jelasnya.

Sehingga dibuatkan program pemerintah membeli sampah terpilah di masyarkat. Uji coba akan dimulai dj wilayah Kota Negara.

Berlaku juga bagi warga yang sudah berlangganan seperti langganan program stop, warga tetap memilah dan petugas stop yang akan menimbang sampah terpilah bernilai. Apabila hasil timbangan nilainya sama bisa membayar dari hasil jual sampah, apabila tabungan kurang tinggal menambah kekurangan.

“Kalau lebih uang hasil jual sampah terpilah, jadi milik warga dan bisa untuk membayar iuran bulanan berikutnya,” tandasnya. [m.basir/radar bali]

 

 

 

 


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru