25.4 C
Denpasar
Saturday, April 1, 2023

Temuan Batu Diduga Sarkofagus Jembrana Masih Menunggu Penelitian

NEGARA, Radar Bali.id – Temuan batu yang diduga sarkofagus di hutan kawasan Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, akan diteliti lebih lanjut oleh tim arkeolog. Saat dilakukan penelitian nanti, akan dipastikan mengenai batu tersebut, termasuk tahun dibentuknya batu.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana Anak Agung Komang Sapta Negara mengatakan, pihaknya sudah bersurat kepada instansi terkait agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai temuan batu diduga sarkofagus. “Kami tinggal menunggu tim peneliti datang melakukan penelitian,” jelasnya.

Mengenai temuan batu diduga sarkofagus, pihaknya sudah bersurat ke instansi terkait untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Setelah tim peneliti turun, akan teridentifikasi lagi temuan sarkofagus di tempat lain.

Baca Juga:  Hari Libur, Sampah Naik Dua Kali Lipat di Jembrana

“Ketika ditemukan satu, pasti ada benang merahnya. Ditunjukkan jalur atau lokasi lain yang diduga ada sarkofagus di tempat lain,” jelasnya.

Sementara ini yang dominan temuan sarkofagus di Desa Manistutu. Pihaknya yakin tim yang akan turun menemukan di tempat lain. “Dalam waktu dekat tim akan turun, akan meneliti secara menyeluruh mengenai asal, apa yang terjadi dan radius kawasan, serta tahun berapa batu-batu yang diduga sarkofagus,” ungkapnya.

Apabila nantinya sudah diteliti, perlu melokalisir kawasan. Jika jumlahnya sedikit, nanti akan dipindah ke museum manusia purba Gilimanuk agar lebih aman.

Tetapi, karena jumlahnya diperkirakan banyak, perlu ada komunikasi dengan masyarakat sekitar karena temuan tersebut berpotensi sebagai destinasi wisata dan tempat penelitian. “Saya meyakini kawasan itu akan menjadi kawasan atau situs,” tegasnya.

Baca Juga:  Temuan Batu Diduga Sarkofagus di Inventarisasi Oleh Disparbud Jembrana

Kepala dinas menambahkan, mengenai cagar budaya saat ini sudah ada tambahan program pengelolaan cagar budaya. Dengan adanya program ini, maka dari nantinya kinerja mengenai cagar budaya juga akan didukung dengan anggaran. “Kalau sudah ada program ini, maka kinerjanya akan lebih intensif lagi untuk menggali cagar budaya,” jelasnya.

Termasuk mengusulkan permohonan ke pusat tenaga yang secara khusus untuk pengelolaan cagar budaya di kabupaten. Karena selama ini memang tidak ada di kabupaten, selama ini menggunakan tanaga dari provinsi. [m.basir/radar bali]

 

 

 



NEGARA, Radar Bali.id – Temuan batu yang diduga sarkofagus di hutan kawasan Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, akan diteliti lebih lanjut oleh tim arkeolog. Saat dilakukan penelitian nanti, akan dipastikan mengenai batu tersebut, termasuk tahun dibentuknya batu.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana Anak Agung Komang Sapta Negara mengatakan, pihaknya sudah bersurat kepada instansi terkait agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai temuan batu diduga sarkofagus. “Kami tinggal menunggu tim peneliti datang melakukan penelitian,” jelasnya.

Mengenai temuan batu diduga sarkofagus, pihaknya sudah bersurat ke instansi terkait untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Setelah tim peneliti turun, akan teridentifikasi lagi temuan sarkofagus di tempat lain.

Baca Juga:  Temuan Batu Diduga Sarkofagus di Inventarisasi Oleh Disparbud Jembrana

“Ketika ditemukan satu, pasti ada benang merahnya. Ditunjukkan jalur atau lokasi lain yang diduga ada sarkofagus di tempat lain,” jelasnya.

Sementara ini yang dominan temuan sarkofagus di Desa Manistutu. Pihaknya yakin tim yang akan turun menemukan di tempat lain. “Dalam waktu dekat tim akan turun, akan meneliti secara menyeluruh mengenai asal, apa yang terjadi dan radius kawasan, serta tahun berapa batu-batu yang diduga sarkofagus,” ungkapnya.

Apabila nantinya sudah diteliti, perlu melokalisir kawasan. Jika jumlahnya sedikit, nanti akan dipindah ke museum manusia purba Gilimanuk agar lebih aman.

Tetapi, karena jumlahnya diperkirakan banyak, perlu ada komunikasi dengan masyarakat sekitar karena temuan tersebut berpotensi sebagai destinasi wisata dan tempat penelitian. “Saya meyakini kawasan itu akan menjadi kawasan atau situs,” tegasnya.

Baca Juga:  Harga Gabah Naik Tertinggi Sepanjang Sejarah, Petani Jembrana Semringah

Kepala dinas menambahkan, mengenai cagar budaya saat ini sudah ada tambahan program pengelolaan cagar budaya. Dengan adanya program ini, maka dari nantinya kinerja mengenai cagar budaya juga akan didukung dengan anggaran. “Kalau sudah ada program ini, maka kinerjanya akan lebih intensif lagi untuk menggali cagar budaya,” jelasnya.

Termasuk mengusulkan permohonan ke pusat tenaga yang secara khusus untuk pengelolaan cagar budaya di kabupaten. Karena selama ini memang tidak ada di kabupaten, selama ini menggunakan tanaga dari provinsi. [m.basir/radar bali]

 

 

 


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru