Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1945, parade lomba ogoh-ogoh saat pengerupukan kembali digelar di Catus Pata, Jembrana. Parade ini baru pertama dilakukan setelah tiga tahun ditiadakan karena pandemi Covid-19.
PERGELARAN parade ogoh-ogoh merupakan peserta yang lolos seleksi dari setiap kecamatan sebanyak tiga  buah ogoh-ogoh untuk lomba tingkat kabupaten. Jelang perlombaan, seluruh ogoh – ogoh di masing – masing banjar terlebih dulu dinilai dan diseleksi tim penilai.
Pelaksanaan penilaian ogoh – ogoh oleh tim penilaian dari adat, seniman dan dinas terkait. Penilaian di tingkat kecamatan selama dua hari, dimulai Kamis (19/10/2023) hingga Jumat (10/3/2023).
Pada saat penilaian di setiap kecamatan, Bupati Jembrana I Nengah Tamba dan Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngrurah Patriana Krisna, memantau langsung penilaian dilaksanakan secara roadshow di lima kecamatan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana Anak Agung Komang Sapta Negara mengatakan, dalam.penilaian beberapa hal yang menjadi dasar. Diantaranya, keunikan tema, komposisi, konstruksi, anatomi, kretifitas, ekspresi, pepayasan dan nilai unsur agamanya. “Sejumlah syarat teknis tersebut wajib diikuti seluruh peserta,” jelasnya.
Syarat utama lain yang harus diterapkan, ogoh – ogoh harus terbuat dari bahan ramah lingkungan, memiliki tinggi minimal 3 meter dan maksimal 5 meter. Hingngga progres pembuatan ogoh – ogoh harus sudah mencapai di atas 80 persen saat penilaian.
Sebelumnya tim sudah melakukan seleksi dari total 239 peserta yang mendaftar menjadi 5 besar di tiap kecamatan. Selanjutnya penilaian kembali dilakukan menjadi 3 besar dari 5 kecamatan di Jembrana, sehingga total sebanyak 15 peserta.
Hasil seleksi nantinya akan diajukan untuk tampil dalam lomba yang digelar di catus pata depan kantor bupati Jembrana saat pengerupukan atau sehari sebelum hari raya Nyepi. “Dan bagi yang lolos seleksi akan mendapat uang transport tambahan sebesar Rp 7 juta rupiah.
Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan, peninjauan proses penilaian, untuk memastikan kesiapan para peserta, serta memastikan langsung proses penilaiannya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. “Kita sudah lihat langsung tadi bagaimana kreativitas sekaa taruna dalam membuat ogoh – ogoh bagus – bagus sekali. Semangat dan kreativitas ini yang harus tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan,” ujarnya.
Bupati juga menyatakan mendukung kegiatan-kegiatan budaya seperti ini agar tetap hidup dan lestari di masyarakat. Terlebih lomba parade ogoh – ogoh sebelumnya sempat vakum karena pandemi.
“Ogoh – ogoh adalah warisan budaya Bali yang harus tetap dilestarikan dan dipromosikan kepada generasi muda. Semoga kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan budaya yang sekaligus menjadi ajang promosi pariwisata budaya,”harapnya. [m.basir/radarbali]