NEGARA,radarbali.id – Penipuan dengan modus menghubungi korban untuk meminjam uang marak terjadi di Jembrana. Modusnya pelaku mengubungi korban melalui sambungan telepon, meminta kiriman uang dan pulsa. Korban penipuan diantaranya sejumlah pegawai di RSU Negara yang sudah mengirim sejumlah uang dan pulsa pada pelaku.
Direktur RSU Negara Ni Putu Eka Indrawati saat dikonfirmasi membenarkan adanya pegawai RSU Negara yang menjadi korban penipuan. Penipuan tidak hanya sekali tetapi beberapa kali kepada korban yang jumlahnya tidak hanya satu orang. “Kalau jumlah berapa orang yang sudah ditipu, saya lupa. Tapi ada beberapa orang yang sudah menyampaikan,” jelasnya, Jumat (13/1/2023).
Menurutnya, berdasarkan keterangan dari pegawai yang menjadi korban. Awalnya ada yang mengubungi ke nomor telpon RSU Negara dan menanyakan nama- nama dokter spesialis yang bertugas di RSU Negara. Selang beberapa hari kemudian, sejumlah pegawai dihubungi melalui telpon oleh pelaku yang mengaku sebagai dokter spesialis.
Saat komunikasi dengan korban, pelaku mengaku sedang membutuhkan uang dan meminta transfer ke rekening pribadi. Dengan berbagai alasan yang disampaikan pelaku, akhirnya korban mengirim uang sesuai permintaan pelaku. “Mereka yang dihubungi dan diminta uang itu seperti terhipnotis dan mengirim uang sesuai permintaan pelaku,” ungkapnya.
Bahkan ada korban yang dihubungi dan diminta uang hingga lebih dua kali. Tidak hanya meminta uang, tetapi juga meminta kiriman pulsa pada korban. “Tidak hanya mengaku sebagai dokter, tetapi juga ada yang mengaku istri dokter,” jelasnya.
Menurut dokter Eka, para korban baru menyadari menjadi korban penipuan setelah mengirim uang dan pulsa kepada korban. Karena itu, dokter Eka mengimbau kepada para pegawai di RSU Negara untuk lebih waspada, jika menerima telepon dari orang yang tidak dikenal, apalagi meminta kiriman uang dan pulsa agar dicek lebih dulu kebenarannya.
Kasus penipuan di Jembrana marak terjadi sejak tahun 2022. Berdarkan data saat rilis Polres Jembrana, akhir tahun 2022 sebanyak 25 kasus penipuan dilaporkan ke Polres Jembrana. Modus penipuan diantaranya ada yang mengubungi korban dengan mengatasnamakan orang berpengaruh seperti mengatasnamakan pejabat.
Kapolres Jembrana AKBP I Dewa Gde Juliana mengatakan, dengan maraknya kasus penipuan dengan mengatasnamakan pejabat harus diwaspadai. Kapolres mengimbau masyarakat jika menerima telepon yang mengatasnamakan pejabat agar konfirmasi lebih dulu. “Untuk mencegah penipuan, harus konfirmasi lebih dulu untuk memastikan pada pejabatnya langsung,” terangnya. (bas/rid)RSU