Gelombang Tinggi Hantam Pemukiman Warga di Pebuahan, Jembrana
Kondisi Pantai Pebuahan yang hancur karena dihantam gelombang. (M. BASIR/RADAR BALI)
NEGARA – Setiap Bulan Purnama, warga pesisir pantai Jembrana resah dengan tingginya gelombang. Terutama warga yang tinggal di pesisir pantai yang terdampak abrasi, seperti Pantai Pebuahan, Banyubiru, Kecamatan Negara.
Gelombang tinggi sudah terjadi dua hari terakhir, tingginya gelombang membuat jalan yang berada di pinggir pantai rusak. Rumah warga yang sudah rusak karena abrasi semakin parah. “Barang-barang sudah dipindah lama, takutnya gelombang tinggi kayak ini,” kata warga pesisir Pebuahan yang terdampak.
Sementara warga lain yang tidak memiliki tempat untuk pindah, terpaksa bertahan di rumah yang sudah berdekatan dengan garis pantai karena tergerus abrasi. “Kalau dulu rumah saya ini jaraknya jauh ke pantai,” ungkap Muhtadin.
Meskipun gelombang tinggi mengancam rumahnya, Muhtadi bersama anak istrinya masih tetap bertahan di rumah karena tidak memiliki tempat tinggal lain untuk pindah. “Takut kalau gelombang tingginya malam, sampai tidak tidur semalaman. Takut tinggi mendadak kena rumah,” ungkapnya.
Pesisir Pebuahan, Banyubiru, Jembrana, dihantam gelombang tinggi. (M BASIR/ RADARBALI)
Gelombang tinggi yang datang dalam dua hari terakhir, terjadi pada pagi dan siang hari. Sehingga, warga sudah siaga jika datang gelombang tinggi yang mengancam rumah warga.
Meskipun kondisi abrasi di Pantai Pebuahan yang semakin parah, tahun ini tidak mendapat jatah pembangunan pengaman pantai. Tahun ini, pemerintah pusat mengalokasikan anggaran untuk penanganan abrasi di ruas Pantai Gilimanuk dan Candikusuma. (bas)
NEGARA – Setiap Bulan Purnama, warga pesisir pantai Jembrana resah dengan tingginya gelombang. Terutama warga yang tinggal di pesisir pantai yang terdampak abrasi, seperti Pantai Pebuahan, Banyubiru, Kecamatan Negara.
Gelombang tinggi sudah terjadi dua hari terakhir, tingginya gelombang membuat jalan yang berada di pinggir pantai rusak. Rumah warga yang sudah rusak karena abrasi semakin parah. “Barang-barang sudah dipindah lama, takutnya gelombang tinggi kayak ini,” kata warga pesisir Pebuahan yang terdampak.
Sementara warga lain yang tidak memiliki tempat untuk pindah, terpaksa bertahan di rumah yang sudah berdekatan dengan garis pantai karena tergerus abrasi. “Kalau dulu rumah saya ini jaraknya jauh ke pantai,” ungkap Muhtadin.
Meskipun gelombang tinggi mengancam rumahnya, Muhtadi bersama anak istrinya masih tetap bertahan di rumah karena tidak memiliki tempat tinggal lain untuk pindah. “Takut kalau gelombang tingginya malam, sampai tidak tidur semalaman. Takut tinggi mendadak kena rumah,” ungkapnya.
Pesisir Pebuahan, Banyubiru, Jembrana, dihantam gelombang tinggi. (M BASIR/ RADARBALI)
Gelombang tinggi yang datang dalam dua hari terakhir, terjadi pada pagi dan siang hari. Sehingga, warga sudah siaga jika datang gelombang tinggi yang mengancam rumah warga.
Meskipun kondisi abrasi di Pantai Pebuahan yang semakin parah, tahun ini tidak mendapat jatah pembangunan pengaman pantai. Tahun ini, pemerintah pusat mengalokasikan anggaran untuk penanganan abrasi di ruas Pantai Gilimanuk dan Candikusuma. (bas)