27.6 C
Denpasar
Friday, June 2, 2023

Kasus Rabies di Jembrana Bertambah, Total Ada 16 Kasus

NEGARA– Kasus gigitan anjing positif rabies di Jembrana masih terjadi. Terbaru, ada tiga kasus positif rabies di tiga desa berbeda, sehingga komulatif positif rabies dari Januari hingga saat ini sebanyak 16 kasus di Jembrana. Sementara upaya vaksinasi masih digencarkan untuk mencegah penyebaran rabies lebih meluas lagi.

Tiga tambahan kasus positif rabies di Jembrana terjadi di Desa Kaliakah, Berangbang dan Pulukan masing – masing 1 kasus. Khusus untuk kasus positif rabies di Pulukan pindahan dari Banjar Kedisan, Desa Yehembang Kauh. “Anjingnya berasal dari Banjar Kedisan sebelum anjingnya mati,” ujar Kepala Bidang Keswan-Kesmavet pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Widarsa, Selasa (21/2).

Baca Juga:  Distan Tetapkan Tiga Kecamatan di Tabanan Masuk Zona Merah Rabies

Setelah mendapat hasil laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar, pihaknya langsung melakukan vaksinasi. Baik vaksinasi massal dan vaksinasi emergency di sekitar kasus gigitan. Vaksinasi emergency di Desa Berangbang, Selasa (21/2) menyasar hewan penular rabies, sebanyak 20 ekor tervaksin. Terdiri dari 16 ekor anjing dan 4 ekor kucing.”Berangbang sudah vaksinasi masal nanti lanjut emergency vaksinasi begitu yang lainnya,” jelasnya.

Dengan tambahan kasus positif baru ini, sebanyak 16 kasus positif rabies di Jembrana. Pada bulan Januari sebanyak 12 kasus dan Februari ini hingga kemarin (21/2) sebanyak 6 kasus positif rabies.

Widarsa menekankan, kasus rabies yang masih sering terjadi di Jembrana agar menjadi perhatian seluruh lapisan masyarakat. Jika ada kasus gigitan segera melapor kepada puskesmas atau petugas Keswan di masing -masing kecamatan. Sehingga korban gigitan bisa ditangani dengan VAR di Puskemas dan anjing yang menggigit juga ditangani dengan pengambilan sampel otak anjing yang menggigit. “Jangan sepelekan, meski tidak ada luka gigitan harus dilaporkan,” tegasnya.

Baca Juga:  Duh, Baru Terungkap! Puluhan Orang Positif TBC di Jembrana, Begini Ciri-Cirinya

Di samping itu masyarakat juga mengikat atau mengkandangkan anjingnya agar tidak kontak dengan anjing liar. Karena sebagai besar kasus positif rabies selama ini berasal dari anjing liar atau diliarkan yang kontak dengan anjing lain. Pencegahan rabies juga dengan rutin vaksinasi setiap 6 bulan sekali. (bas)



NEGARA– Kasus gigitan anjing positif rabies di Jembrana masih terjadi. Terbaru, ada tiga kasus positif rabies di tiga desa berbeda, sehingga komulatif positif rabies dari Januari hingga saat ini sebanyak 16 kasus di Jembrana. Sementara upaya vaksinasi masih digencarkan untuk mencegah penyebaran rabies lebih meluas lagi.

Tiga tambahan kasus positif rabies di Jembrana terjadi di Desa Kaliakah, Berangbang dan Pulukan masing – masing 1 kasus. Khusus untuk kasus positif rabies di Pulukan pindahan dari Banjar Kedisan, Desa Yehembang Kauh. “Anjingnya berasal dari Banjar Kedisan sebelum anjingnya mati,” ujar Kepala Bidang Keswan-Kesmavet pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Widarsa, Selasa (21/2).

Baca Juga:  Dewan Jembrana Maknai Idul Fitri Sebagai Ajang Mempererat Tali Silaturahmi

Setelah mendapat hasil laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar, pihaknya langsung melakukan vaksinasi. Baik vaksinasi massal dan vaksinasi emergency di sekitar kasus gigitan. Vaksinasi emergency di Desa Berangbang, Selasa (21/2) menyasar hewan penular rabies, sebanyak 20 ekor tervaksin. Terdiri dari 16 ekor anjing dan 4 ekor kucing.”Berangbang sudah vaksinasi masal nanti lanjut emergency vaksinasi begitu yang lainnya,” jelasnya.

Dengan tambahan kasus positif baru ini, sebanyak 16 kasus positif rabies di Jembrana. Pada bulan Januari sebanyak 12 kasus dan Februari ini hingga kemarin (21/2) sebanyak 6 kasus positif rabies.

Widarsa menekankan, kasus rabies yang masih sering terjadi di Jembrana agar menjadi perhatian seluruh lapisan masyarakat. Jika ada kasus gigitan segera melapor kepada puskesmas atau petugas Keswan di masing -masing kecamatan. Sehingga korban gigitan bisa ditangani dengan VAR di Puskemas dan anjing yang menggigit juga ditangani dengan pengambilan sampel otak anjing yang menggigit. “Jangan sepelekan, meski tidak ada luka gigitan harus dilaporkan,” tegasnya.

Baca Juga:  SPBT CSR Mandiri Ground Breaking di Desa Penyaringan

Di samping itu masyarakat juga mengikat atau mengkandangkan anjingnya agar tidak kontak dengan anjing liar. Karena sebagai besar kasus positif rabies selama ini berasal dari anjing liar atau diliarkan yang kontak dengan anjing lain. Pencegahan rabies juga dengan rutin vaksinasi setiap 6 bulan sekali. (bas)


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru