NEGARA, Radar Bali.id – Setelah kasus gigitan anjing di Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana menjadwalkan vaksinasi emergency di sekitar lokasi gigitan. Anjing yang mati setelah menggigit empat orang, merupakan anjing yang tidak divaksin pada saat vaksinasi masal awal bulan Maret lalu.
Kepala Bidang Keswan-Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Widarsa mengatakan, setelah anjing yang menggigit warga langsung dilakukan pengambilan sampel otak anjing oleh petugas. Namun belum bisa dikirim ke laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar. “Sampel sudah diambil, tinggal kirim ke lab,” jelasnya, (20/3/2023).
Widarsa menyebut, anjing yang menggigit empat warga tersebut tidak divaksin pada saat vaksinasi massal. Salah satu kendala saat vaksinasi massal, pemilik tidak ada di rumah dan tidak membawa ke tempat vaksinasi. Namun paling sering terjadi, anjing dilepasliarkan oleh pemiliknya sehingga tidak terkontrol. “Anjing yang menggigit itu, belum pernah divaksin rabies,” jelasnya.
Langkah selanjutnya, meski belum diketahui hasil laboratorium apakah negatif atau positif, pihaknya akan dilakukan respon mengantisipasi penyebaran rabies. Salah satunya dengan vaksinasi rabies untuk menyasar anjing yang belum divaksin pada saat vaksinasi massal awal bulan Maret lalu.
Karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengabaikan vaksinasi rabies. Namun ketika terjadi kasus gigitan, yang menjadi sasaran kritik dan hujatan dinas terkait. “Pencegahan penyebaran rabies, memerlukan kerjasama semua pihak. Terutama warga yang memiliki HPR,” terangnya.
Salah satu yang mudah dilakukan oleh masyarakat adalah, tidak melepasliarkan HPR karena berpotensi kontak dengan anjing liar. Kemudian rutin melakukan vaksinasi setiap enam bulan sekali. Ketika terjadi gigitan, segera laporkan ke dinas terkait agar segera ditindaklanjuti. Orang yang digigit, divaksin anti rabies dan anjingnya diambil sampel otaknya dan dilanjutkan dengan vaksinasi rabies.
Sebelumnya diberitakan, satu ekor anjing milik warga Banjar Peken, Kelurahan Lelateng, mengamuk dan menggigit empat orang warga. Anjing warna putih tersebut lalu mati secara tiba -tiba dan otaknya diambil untuk dijadikan sampel ke laboratorium.
Anjing awalnya menggigit seorang anak, WD, 8, yang sedang bermain. Tiga hari kemudian, Sabtu (18/3/2023) lalu, anjing menggigit tiga orang pemilik anjing dan keluarganya. Kemudian anjing kembali gigit pemiliknya dan kelurganya. Kemudian anjing yang menggigit tersebut tiba-tiba mati dengan sendirinya. [m.basir/radar bali]