NEGARA, Radar Bali.id – Aktivitas bongkar muat kapal di dermaga landing craft machine (LCM) alias dermaga landasan pancang beton Pelabuhan Gilimanuk terganggu dengan pendangkalan di dekat dermaga. Terutama pada saat air laut surut, kapal sulit bersandar. Akibatnya bongkar muat kapal terganggu.
Seperti yang terjadi Kamis (23/3/2023) sore lalu. Sejumlah kapal yang hendak bersandar di dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk tidak bisa bersandar karena air laut sedang surut. “Pendangkalan di ujung dermaga ini di saat air surut yang menghambat kapal bersandar melakukan bongkar muatan karena air laut surut,” ujar ketua Gapasdap Gilimanuk Gusti Putu Astawa.
Karena itu para operator kapal berharap dilakukan normalisasi dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk agar lalu lintas penyeberangan tidak terganggu. Secara resmi dengan bersurat kepada pihak pengelola pelabuhan yakni PT. ASDP Indonesia Ferry juga pernah dilakukan dengan harapan pendangkalan segera ditangani.
Kondisi sulitnya kapal bersandar ini terjadi selama tiga hari ketika purnama dan tilem atau bulan mati. Setiap waktu -wakti tertentu itu, kapal yang akan bersandar di dermaga LCM atau plengsengan harus menunggu air laut pasang.
Dermaga LCM pada saat normal, ketika tidak terjadi air laut surut bisa digunakan empat kapal bersandar. Karena kondisi saat ini, terjadi pendangkalan pada ujung dermaga, hanya bisa memuat tiga kapal. Karena plengsengan bagian utara sudah tidak bisa digunakan karena tergerus air.
Pihak pengelola kapal berharap dermaga LCM segera diperbaiki, karena sekitar 20 kapal yang menggunakan dermaga LCM. Terlebih dalam waktu dekat angkutan lebaran yang membutuhkan operasional kapal dan pelabuhan yang memadai untuk kelancaran arus mudik dan balik. [m.basir/radar bali]