26.5 C
Denpasar
Sunday, June 4, 2023

Cegah Pendangkalan Parah, Akhirnya Dermaga LCM Gilimanuk Disedot

NEGARA, Radar Bali.id – Keluhan pendangkalan ujung dermaga LCM Gilimanuk oleh operator kapal penyeberangan lintas Gilimanuk -Ketapang, akhirnya ditindaklanjuti dengan pengerukan. Pelaksanaan sedot pasir yang menumpuk di ujung dermaga plengsengan dialkukan sejak Sabtu (25/3/2023) lalu, hingga beberapa hari ke depan.

Pengerukan pasir dilakukan oleh pihak pengelola pelabuhan, yakni PT. ASDP Indonesia Fery Ketapang. Dalam surat pemberitahuan penyedotan pasir yang dikeluarkan Djumadi, selaku manajer usaha Pelabuhan Gilimanuk menyebutkan, dasar penyedotan pasir karena penumpukan pasir di dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk semakin tinggi.

Sehingga saat air laut surut kapal mengalami kandas dan mengganggu proses kegiatan bongkar muat di dermaga tersebut. Penyedotan pasir dilakukan  untuk kelancaran bongkar muat pada saat pelaksanaan angkutan lebaran akhir bulan April mendatang.

Manajer usaha Pelabuhan Gilimanuk Djuandi, belum bisa dikonfimasi mengenai pelaksanaan penyedotan pasir tesebut.

Baca Juga:  Kuota Berkurang, Daftar Tunggu Haji di Jembrana Bisa 86 Tahun

Terpisah Korsatpel Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Pelabuhan Gilimanuk I Nyoman Agus Sugiarta menjelaskan, pelaksanaan penyedotan pasir dilakukan oleh PT. ASDP sebagai tanggapan terkait pendangkalan di dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk. “Penyedotan  pasir sebagai upaya normalisasi dermaga,” jelasnya.

Proses pengerukan dengan cara sedot ini sudah dimulai sejak Sabtu lalu, diawali dengan pemasangan komponen yang akan alat digunakan untuk menyedot pasir di ujung dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk. Sehingga proses bongkar muat kapal di dermaga LCM tidak terganggu lagi dengan sedimentasi pasir. “Penyedotan untuk mengatasi pendangkalan yang menyebabkan gangguan pada proses bongkar muat kapal,” tegasnya.

Sebelumnya aktivitas bongkar muat kapal di dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk terganggu dengan pendangkalan di dekat dermaga. Terutama pada saat air laut surut, kapal sulit bersandar. Akibatnya bongkar muat kapal terganggu. Kondisi ini dikeluhkan operator kapal.

Baca Juga:  Senin (17/10/2022) Hanyut, Siswi Ditemukan Meninggal di Pantai

Ketua Gapasdap Gilimanuk Gusti Putu Astawa mengatakan, kapal yang hendak bersandar di dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk tidak bisa bersandar karena air laut sedang surut. “Pendangkalan di ujung dermaga ini di saat air surut yang menghambat kapal bersandar melakukan bongkar muatan karena air laut surut,” ujarnya.

Karena itu para operator kapal berharap dilakukan normalisasi dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk agar lalu lintas penyeberangan tidak terganggu. Secara resmi dengan bersurat kepada pihak pengelola pelabuhan yakni PT. ASDP Indonesia Ferry juga pernah dilakukan dengan harapan pendangkalan segera ditangani.

Kondisi sulitnya kapal bersandar ini terjadi selama tiga hari ketika purnama dan tilem atau bulan mati. Setiap waktu -wakti tertentu itu, kapal yang akan bersandar di dermaga LCM atau plengsengan harus menunggu air laut pasang. [m.basir/radar bali]



NEGARA, Radar Bali.id – Keluhan pendangkalan ujung dermaga LCM Gilimanuk oleh operator kapal penyeberangan lintas Gilimanuk -Ketapang, akhirnya ditindaklanjuti dengan pengerukan. Pelaksanaan sedot pasir yang menumpuk di ujung dermaga plengsengan dialkukan sejak Sabtu (25/3/2023) lalu, hingga beberapa hari ke depan.

Pengerukan pasir dilakukan oleh pihak pengelola pelabuhan, yakni PT. ASDP Indonesia Fery Ketapang. Dalam surat pemberitahuan penyedotan pasir yang dikeluarkan Djumadi, selaku manajer usaha Pelabuhan Gilimanuk menyebutkan, dasar penyedotan pasir karena penumpukan pasir di dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk semakin tinggi.

Sehingga saat air laut surut kapal mengalami kandas dan mengganggu proses kegiatan bongkar muat di dermaga tersebut. Penyedotan pasir dilakukan  untuk kelancaran bongkar muat pada saat pelaksanaan angkutan lebaran akhir bulan April mendatang.

Manajer usaha Pelabuhan Gilimanuk Djuandi, belum bisa dikonfimasi mengenai pelaksanaan penyedotan pasir tesebut.

Baca Juga:  CATAT! Pemkab Pastikan Tidak Ada Kelangkaan Minyak Goreng di Jembrana

Terpisah Korsatpel Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Pelabuhan Gilimanuk I Nyoman Agus Sugiarta menjelaskan, pelaksanaan penyedotan pasir dilakukan oleh PT. ASDP sebagai tanggapan terkait pendangkalan di dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk. “Penyedotan  pasir sebagai upaya normalisasi dermaga,” jelasnya.

Proses pengerukan dengan cara sedot ini sudah dimulai sejak Sabtu lalu, diawali dengan pemasangan komponen yang akan alat digunakan untuk menyedot pasir di ujung dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk. Sehingga proses bongkar muat kapal di dermaga LCM tidak terganggu lagi dengan sedimentasi pasir. “Penyedotan untuk mengatasi pendangkalan yang menyebabkan gangguan pada proses bongkar muat kapal,” tegasnya.

Sebelumnya aktivitas bongkar muat kapal di dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk terganggu dengan pendangkalan di dekat dermaga. Terutama pada saat air laut surut, kapal sulit bersandar. Akibatnya bongkar muat kapal terganggu. Kondisi ini dikeluhkan operator kapal.

Baca Juga:  Ganti Energi Kotor Jadi Energi Bersih, PLN Bangun ALMA di Pelabuhan ASDP

Ketua Gapasdap Gilimanuk Gusti Putu Astawa mengatakan, kapal yang hendak bersandar di dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk tidak bisa bersandar karena air laut sedang surut. “Pendangkalan di ujung dermaga ini di saat air surut yang menghambat kapal bersandar melakukan bongkar muatan karena air laut surut,” ujarnya.

Karena itu para operator kapal berharap dilakukan normalisasi dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk agar lalu lintas penyeberangan tidak terganggu. Secara resmi dengan bersurat kepada pihak pengelola pelabuhan yakni PT. ASDP Indonesia Ferry juga pernah dilakukan dengan harapan pendangkalan segera ditangani.

Kondisi sulitnya kapal bersandar ini terjadi selama tiga hari ketika purnama dan tilem atau bulan mati. Setiap waktu -wakti tertentu itu, kapal yang akan bersandar di dermaga LCM atau plengsengan harus menunggu air laut pasang. [m.basir/radar bali]


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru