NEGARA, Radar Bali.id – Selama sebulan terakhir terjadi sejumlah bencana di Jembrana. Terdata sebanyak 10 kejadian bencana, mulai dari banjir, tanah longsor dengan dampak pada bangunan mengalami kerusakan berat ringan hingga berat. Potensi bencana masih mengintai dalam beberapa hari ke depan, yakni dampak hujan deras disertai angin kencang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana I Putu Agus Artana Putra menjelaskan, terhitung dari 25 Februari hingga 27 Maret lalu, telah terjadi 10 kejadian bencana di Jembrana. “Jenis bencana yang paling banyak terjadi adalah bencana Banjir,” jelasnya, Selasa (28/3/2023).
Dari total 10 kejadian bencana yang terjadi, bangunan terdampak sebayak tiga bangunan. Dua di antaranya rusak berat dan satu bangunan rusak ringan. Tidak ada koban jiwa dari bencana yang terjadi, namun kerugian ditaksir mencapai Rp 79 juta.
Menurutnya, bencana bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah, diperlukan partisipasi aktif dari masyarakat dlm mendukung penanggulangan bencana, terutama dalam meningkatkan kesiapsiagaan.
Karena kesiapsiagaan diharapkan mampu untuk mengurangi resiko dampak bencana sehingga meminimalkan korban baik korban jiwa, korban luka, maupun kerugian harta benda. “Dengan kesiapsiagaan yang dimulai dari dalam diri sendiri, kita dapat membantu keluarga dan lingkungan di sekitar kita,” jelasnya.
Dalam mencegah terjadinya banjir juga dengan menjaga kebersihan lingkungan. Karena dari sejumlah bencana banjir yang terjadi, penyebabnya sampah yang menutupi saluran pembuangan air kemudian meluap hingga ke pemukiman warga.
Agus menambahkan, berdasarkan informasi dari BMKG masih ada potensi hujan disertai hujan hingga beberapa hari ke depan. Karena itu, pihaknya bersama dinas dan instansi terkait melakukan pemangkasan dan pemotongan pohon perindang jalan yang membahayakan. [m.basir/radar bali]