SEMARAPURA, Radar Bali.id– Proyek pembangunan gedung perawatan bedah di RSUD Klungkung hingga saat ini belum juga rampung. Padahal proyek yang seharusnya tuntas pembangunannya 14 November 2022 itu telah beberapa kali mendapatkan perpanjangan waktu pengerjaan.
Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, Senin (13/2/2023) mengaku kecewa dengan rekanan yang mengerjakan proyek tersebut. Mengingat proyek senilai Rp4,7 miliar itu didanai dari dana pinjaman program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang besar harapannya segera rampung. Sehingga segera dapat dinikmati manfaatnya.
“Ini jadi pengalaman ke depannya dan menjadi catatan serta dasar pertimbangan Bagian Pengadaan Barang dan Jasa saat tender, sehingga ke depannya tidak lagi ada proyek molor,” terangnya.
Berdasarkan hasil audit yang dilakukan Inspektorat Daerah Kabupaten Klungkung, pengerjaan proyek yang baru rampung 90 persen tersebut diperpanjang selama 50 hari dan berakhir pada akhir Februari 2023 ini. Selama itu, rekanan harus membayar denda keterlambatan. “Kendalanya rekanan tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya tempat waktu karena masalah dana. Tenaga kerja belum dibayar sehingga tidak maksimal, pengadaan barang juga masih bon,” ungkapnya.
Meski demikian, dia optimistis pengerjaan proyek tersebut tuntas sesuai perpanjangan waktu yang diberikan. Sebab pengerjaannya sudah mulai dikebut, dari pekerja yang mulanya sekitar lima orang telah menjadi 30an orang. “Saya akan terus pantau. Optimis akhir bulan ini bisa selesai,” terangnya.
Untuk diketahui, ada dua proyek pembangunan gedung yang anggarannya bersumber dari pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di RSUD Klungkung tahun 2022. Adapun anggaran untuk proyek gedung rawat inap interna senilai Rp 12,679 miliar sementara proyek gedung perawatan bedah RSUD Klungkung senilai Rp 4,77 miliar.
Gedung itu dibangun untuk meningkatkan pelayanan RSUD Klungkung. Yang mana saat ini, ruang perawatan pasien penyakit dalam kurang nyaman karena bangunannya telah lama. Sedangkan ruang perawatan pasien bedah kurang tempat tidur, sehingga pasien bedah sering dititip di ruangan lainnya. [dewa ayu pitr arisanti/radar bali]