TABANAN, Radar Bali.id – Dinas Kesehatan (Diskes) Tabanan meminta warga Tabanan mewaspadai potensi gigitan hewan penular rabies (HPR). Ini karena di awal tahun 2023, sudah ratusan warga Tabanan menerima vaksin antirabies (VAR).
Dari data yang diberikan Dinas Kesehatan Tabanan tercatat sudah 327 kasus gigitan hewan penular rabies yang dilayani oleh setiap faskes Puskesmas dan rumah sakit umum daerah di Tabanan selama awal tahun ini. Dengan gigitan hewan terbanyak 303 kasus pada gigitan anjing, 20 kasus kucing dan 3 kasus pada gigitan monyet.
Dengan 3 kasus positif rabies setelah dilakukan spesimen hewan yang diperiksa berada di Kecamatan Pupuan, Selemadeg dan Tabanan.
Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tabanan Gede Ngurah Upadana mengatakan 327 kasus gigitan HPR itu dari warga Tabanan yang tertangani berobat dan periksa ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Mereka yang tergigit oleh anjing, kucing dan monyet, dengan lokasi melakukan penanganan VAR berada di RSUD Tabanan dan enam puskesmas layanan center rabies.
“VAR diberikan kepada orang yang sudah digigit hewan yang diduga rabies dan digigit anjing dengan positif rabies,” ungkap Ngurah Upadana.
Selama ini setiap pelayanan kesehatan dengan pemberian VAR kepada masyarakat yang tergigit hewan penular rabies, pihaknya di Diskes Tabanan terlebih dahulu harus melakukan screening. Ini dilakukan agar mudah melakukan pemantauan terhadap warga, termasuk observasi terhadap hewan menggigit.
Anjing misalnya harus dilakukan observasi selama 14 hari, kalau anjing tersebut mati maka harus diambil kepalanya untuk diperiksa lebih lanjut oleh Dinas Pertanian termasuk diambil sampelnya.
“Artinya proses screening dan observasi dilakukan untuk kedepan melakukan pencegahan penularan rabies pada suatu wilayah,” terangnya.
Dia menambahkan untuk ketersedian vaksin anti rabies (VAR) pada tahun 2023 ada sebanyak 4.000 vial. VAR ini didatangkan dari Provinsi Bali dan pengadaan sendiri dari Diskes Tabanan.
“Vaksin VAR ini kami siapkan untuk warga Tabanan yang terkena gigitan hewan demi merespon kasus positif rabies pada hewan yang masih relatif tinggi,” pungkasnya. [juliadi/radar bali]