TABANAN, Radar Bali.id – Sejumlah pamedek dari berbagai daerah di Bali terus berdatangan untuk melaksanakan persembahyangan pada Puncak Pujawali di Pura Luhur Tanah Lot, Tabanan.
Selama prosesi Pujawali berlangsung, pengempon pura Luhur Tanah Lot telah memperkirakan di jam-jam tertentu akan terjadi pasang surutnya air laut.Dari pantauan di lapangan ketika prosesi Pujawali berlangsung sekitar pukul 07.00 air laut memang surut, namun air mendadak pasang mulai pukul 10.00.
Para pamedek yang ingin melaksanakan persembahyangan di Pura Luhur Tanah Lot, terpaksa harus diseberangkan oleh Balawista dan Satuan Polisi Perairan (Satpolair) Polres Tabanan.
Demi keselamatan pemedek Balawista dan Satpolair harus menggunakan tali tampar sebagai pengaman untuk melintas di air laut yang pasang.
Khusus anak-anak agar dapat melaksanakan sembahyang diseberangkan dengan cara digendong oleh petugas.Panitia Pengempon Pura Luhur Tanah Komang Dedy Sanjaya menjelaskan pujawali di Pura Luhur Tanah akan berlangsung sampai dengan Sabtu (21/1/2023) mendatang.
Tetapi pelaksanaan Pujawali ternyata juga diikuti dengan air laut yang pasang sesuai hasil prediksi BMKG.
“Ada waktu-waktu tertentu air laut mulai pasang, biasanya diatas pukul 10.00 sampai 13.00 air laut pasang,” ujar Komang Dedy.
Di puncak Pujawali ini air laut sudah mulai pasang, sehingga pemedek harus diseberangkan oleh petugas Balawista DTW Tanah Lot.
Selama Pujawali berlangsung untuk menjaga keselamatan pemedek yang melaksanakan persembahyangan ke Pura Luhur Tanah Lot.
Selain personil Balawista yang disiagakan sebanyak 10 orang untuk menyeberangkan pemedek, juga disiapkan perahu karet milik DTW Tanah Lot.
Rubber boat ini khusus untuk mengangkut banten, pengempon pura dan pihak puri.“Kalau pamedek yang ingin ke pura tetap dibantu juga,” ungkapnya, Rabu (18/1/2023).
Sementara itu selama air pasang juga tampak terlihat Satpolair Polres Tabanan ikut membantu pamedek menyeberangi air laut yan pasang.
Kepala Satuan Polisi Perairan Polres Tabanan, AKP I Nyoman Artadana mengatakan pihaknya menyiagakan 1 perahu karet untuk menunjang kelancaran pelaksanaan piodalan di Pura Luhur Tanah Lot.
Rubber boat ini disiagakan sampai hari terakhir piodalan nantinya termasuk operatornya. Di samping itu pihaknya juga menyiagakan delapan orang personel.
Kedelapan personel ini akan bekerja sama dengan lifeguard dari manajemen Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot untuk melayani pemedek yang hendak melakukan persembahyangan.
“Tugas mereka sama dengan lifeguard dari DTW Tanah Lot. Melayani pemedek (umat Hindu) yang akan melakukan persembahyangan di Pura Luhur Tanah Lot,” sebutnya.
Para personel Satpolair ini bertugas membantu menyeberangkan pemedek ke Pura Luhur Tanah Lot bila kondisi air sedang pasang. Khususnya saat prosesi upacara dimulai pada pagi tadi.
“Tadi pagi prosesi utamanya dimulai. Karena pagi tadi air diperkirakan pasang. Sehingga pemangku, panitia, pangempon, maupun srati kami bantu untuk diseberangkan,” jelas mantan Kapolsek Penebel ini.
Dia menambahkan bila dalam perjalanan piodalan nanti kondisi air tiba-tiba pasang sementara pamedek yang sudah selesai sembahyang kebetulan masih berada di Pura Luhur Tanah Lot, maka perahu karet akan digunakan untuk membantu proses penyeberangan.
“Penggunaan perahu karet akan kami sesuaikan dengan kondisi ketinggian air di lapangan. Kalau dirasa perlu alat bantu, dalam hal ini rubber boat, kami sudah siap,” tandasnya. [juliadi/radar bali]