Desa Petiga, Kecamatan Marga, Tabanan, dikenal sebagai sentra tanaman hias favorit, beragam jenis. Cukup komplit. Berbagai jenis tanaman dari jenis aglaonema, heliconia atau pisang-pisangan, monstera, rombusa mini hingga puring (croton) hingga tanaman hias lainnya. Ada yang sudah surut eranya, ada yang sedang mkenggeliat trennya.
USAI pandemi Covid-19 dan kondisi pariwisata Bali yang normal, penjualan tanaman hias yang paling banyak dicari bukan jenis aglonema dan monstera. Melainkan tanaman jenis pisang-pisangan.
“Sekarang tanaman hias jenis aglaonema sepi peminat, justru yang paling banyak diburu adalah jenis heliconia atau pisang-pisangan,” kata penjual tanaman hias Cahya Garden I Nyoman Puspadiasa di Banjar Petiga, Desa Petiga, Jumat kemarin (20/1/2023).
Mulai ramainya pembelian tanaman hias jenis pisang-pisangan ini terjadi sejak 3-4 yang lalu dan sampai sekarang. Tanaman hias pisang-pisangan ini diburu selain harganya relatif murah, juga menjadi hiasan pada areal taman yang tahan terhadap panas sinar matahari. Disamping itu perawatan yang mudah.
“Kalau keunikkan tidak begitu, tapi menyejukkan pandangan. Karena biasanya ditanam di depan tembok rumah, areal taman hotel, vila dan pagar-pagar-pagar perkantoran,” ungkapnya.
Puspadiasa menambahkan tanaman hias pisang-pisangan ini pihaknya jual dengan harga Rp 25-30 ribu per rumpun. Dalam satu rumpun pisang-pisangan terisi 4-5 biji pisang. Dulunya pisang-pisangan ini pihaknya jual per rumpun Rp 10-15 ribu
Sejatinya tanaman hias pisang-pisangan ini terdiri dari berbagai jenis mulai dari pisang bogor, pisang merah, pisang kodok dan pisang belut.
Jenis tanaman hias pisang-pisangan ini sejatinya bukan berasal dari lokal Bali melainkan dulunya didatangkan dari Pulau Jawa. Karena sudah bertahun-tahun selanjutnya dikembangkan biakkan oleh para penjual tanaman hias di Desa Petiga.
“Seharinya untuk tanaman pisang-pisangan ini mampu laku terjual 5-10 rumput, pesanan terbanyak dari hotel-hotel di Bali,” akunya.
Selain tanaman pisang-pisangan yang laku keras terjual ada juga puring (croton). Tanaman puring ini sama dengan pisang-pisangan sebagai tanaman hias yang ditanam di areal pagar rumah dan hotel.
“Kalau puring saya jual ada yang harga Rp 10 ribu sampai Rp 25 ribu tergantung besar dan ukuran,” ungkapnya.
Disinggung soal jenis tanaman hias aglaonema yang sepi penjualan saat ini. Puspadiasa menjelaskan ini lantaran sudah banyaknya warga yang melakukan budidaya tanaman hias aglaonema.
Selain itu tanaman hias jenis aglaonema ini mudah ditemukan di pekarangan rumah warga. Sehingga itu yang menyebabkan sepi penjualan.
Saat masih pagebluk, orang banyak di rumah, justru lebih ramai. “Kalau pandemi dulunya ya memang laris setiap hari orang beli sekarang tidak,” pungkasnya. [juliadi/radar bali]