27.6 C
Denpasar
Friday, March 31, 2023

22 Tahun Perjalanan Jawa Pos Radar Bali: Bu Tutik Tetap Optimistis Koran Punya Segmen Tersendiri

Percepatan era digital telah membawa begitu banyak perubahan. Keberadaan gawai pintar alias android misalnya, telah membawa perubahan besar dalam pola platform media yang terkini.

TIDAK  semua gigih bertahan. Toko  Surya, yang keberadaannya  di Pusat Pertokoan Jalan Gajah Mada, Tabanan, adalah salah satu yang tetap masih tetap eksis berjualan koran, di tengah era digitalisasi media.

Berbagai terbitan koran cetak mulai dari nasional hingga daerah tampak berjejer terpajang di Toko itu. Salah satu terbitan koran Jawa Pos Radar Bali. Selain berjualan Koran Toko Surya juga berjualan sejumlah buku-buku bacaan.“Saya ini mulai berjualan koran sejak tahun 2004, dua tahun setelah Radar Bali muncul di Bali,” ujar Ibu Tutik , saat ditemui di toko miliknya.

Dia mengaku berjualan koran pertama kali setelah bertemu dengan Pak Rudi,  salah seorang  agen koran di Kota Denpasar. Pak Rudi kerap kali berkeliling membawa sejumlah majalah. Terus menawarkan untuk berjualan koran.“Hingga sampai sekarang saya masih berjualan koran, meski tidak seramai dulu lagi,” ungkapnya.

Baca Juga:  Liku-Liku PMI Berburu “Hujan Emas” di Negeri Orang: Kerja Keras Demi Membangun Rumah Ortu

Bu Tutik menambahkan penjualan koran saat ini dengan dulunya begitu jauh perbandingannya. Dulu, saat masih ramai, penjualan koran sampai ada yang berlangganan dialihkan ke loper koran lainnya.

Jawa Pos Radar Bali sehari bisa tembus penjualan 25-30 koran terjual. Itu baru satu terbitan, belum terbitan Koran lainnya.

Namun, segala kondisi yang ada terus berubah. Penjualan koran terasa begitu berat  mulai sejak pandemi. Drastis itu turun, Jawa Pos Radar Bali hanya bisa laku  terjual 5-7 koran saja dalam sehari.

Meskipun zaman banyak  berubah, namun segmen pembaca koran  menurutnya  tetap ada. Tentu saja tidak sebesar  sepuluh, dua puluh tahun lalu.   “Kalau dulu senang jualan koran banyak yang laku diburu banyak orang. Kalau sekarang tetap ada sih yang cari,  tapi ya memang   tidak seramai dulu lagi,” bebernya.

Baca Juga:  Maraknya Jual-Beli Kendaraan Bermotor di Media Sosial: Jangan Gampang Tergiur Harga Murah

Disinggung apa harapan terbesar terkait kondisi koran saat ini dan harapan di ulang tahun Radar Bali, harapannya mudah-mudahan isi koran Jawa Pos Radar Bali makin berkualitas, berita masih eksis dan selalu  bersemangat. Koran cetak harus tetap ada tidak usaha ke yang elektrik. “Ya, cetak masih banyak yang senang baca, kok,” jelasnya.

Sementara kalau melihat koran Jawa Pos Radar Bali, menurtnya pembaca bisa nyaman membaca informasi lokal Bali, nasional dan dunia. Juga seperti media lain, Radar Bali juga punya beragam platform, sesuai perkembangan zaman. Dari online, hingga di media sosial, macam Facebook, Instagram, Twitter, hingga Jawa PosTV.“Sekali lagi harapan kami koran harus tetap ada,” imbuhnya. [juliadi/radarbali]

 



Percepatan era digital telah membawa begitu banyak perubahan. Keberadaan gawai pintar alias android misalnya, telah membawa perubahan besar dalam pola platform media yang terkini.

TIDAK  semua gigih bertahan. Toko  Surya, yang keberadaannya  di Pusat Pertokoan Jalan Gajah Mada, Tabanan, adalah salah satu yang tetap masih tetap eksis berjualan koran, di tengah era digitalisasi media.

Berbagai terbitan koran cetak mulai dari nasional hingga daerah tampak berjejer terpajang di Toko itu. Salah satu terbitan koran Jawa Pos Radar Bali. Selain berjualan Koran Toko Surya juga berjualan sejumlah buku-buku bacaan.“Saya ini mulai berjualan koran sejak tahun 2004, dua tahun setelah Radar Bali muncul di Bali,” ujar Ibu Tutik , saat ditemui di toko miliknya.

Dia mengaku berjualan koran pertama kali setelah bertemu dengan Pak Rudi,  salah seorang  agen koran di Kota Denpasar. Pak Rudi kerap kali berkeliling membawa sejumlah majalah. Terus menawarkan untuk berjualan koran.“Hingga sampai sekarang saya masih berjualan koran, meski tidak seramai dulu lagi,” ungkapnya.

Baca Juga:  22 Tahun Perjalanan Jawa Pos Radar Bali: Sopir Ekspedisi Dua Kali Crash, Koran Batal Dikirim

Bu Tutik menambahkan penjualan koran saat ini dengan dulunya begitu jauh perbandingannya. Dulu, saat masih ramai, penjualan koran sampai ada yang berlangganan dialihkan ke loper koran lainnya.

Jawa Pos Radar Bali sehari bisa tembus penjualan 25-30 koran terjual. Itu baru satu terbitan, belum terbitan Koran lainnya.

Namun, segala kondisi yang ada terus berubah. Penjualan koran terasa begitu berat  mulai sejak pandemi. Drastis itu turun, Jawa Pos Radar Bali hanya bisa laku  terjual 5-7 koran saja dalam sehari.

Meskipun zaman banyak  berubah, namun segmen pembaca koran  menurutnya  tetap ada. Tentu saja tidak sebesar  sepuluh, dua puluh tahun lalu.   “Kalau dulu senang jualan koran banyak yang laku diburu banyak orang. Kalau sekarang tetap ada sih yang cari,  tapi ya memang   tidak seramai dulu lagi,” bebernya.

Baca Juga:  22 Tahun Perjalanan Radar Bali:Selalu Menjaga Semangat Kekeluargaan, Kebersamaan dan Kekompakan

Disinggung apa harapan terbesar terkait kondisi koran saat ini dan harapan di ulang tahun Radar Bali, harapannya mudah-mudahan isi koran Jawa Pos Radar Bali makin berkualitas, berita masih eksis dan selalu  bersemangat. Koran cetak harus tetap ada tidak usaha ke yang elektrik. “Ya, cetak masih banyak yang senang baca, kok,” jelasnya.

Sementara kalau melihat koran Jawa Pos Radar Bali, menurtnya pembaca bisa nyaman membaca informasi lokal Bali, nasional dan dunia. Juga seperti media lain, Radar Bali juga punya beragam platform, sesuai perkembangan zaman. Dari online, hingga di media sosial, macam Facebook, Instagram, Twitter, hingga Jawa PosTV.“Sekali lagi harapan kami koran harus tetap ada,” imbuhnya. [juliadi/radarbali]

 


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru