27.6 C
Denpasar
Friday, March 31, 2023

Liku-Liku PMI Berburu “Hujan Emas” di Negeri Orang: Kerja Keras Demi Membangun Rumah Ortu

SOSOK Ida Ayu Kade Yeni Priandari, 26, adalah salah satu di antara ratusan warga Jembrana yang mengadu nasib ke luar negeri menjadi PMI. Dengan pekerjaan selama 12 jam dalam sehari, pendapatan yang diperoleh juga cukup besar jika dibandingkan dengan gaji yang diterima saat bekerja di Bali.

Warga asal Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, menjadi PMI di Maladewa sejak 2019 lalu. Hingga saat ini, sudah empat kali berangkat ke Maladewa untuk bekerja sebagai bartender di bar. “Sudah empat kali, setiap kali berangkat beda resort. Karena di Maldives itu, satu pulau satu resort,” ujarnya.

Gadis saat ini pulang kampung karena libur selama satu bulan ini, sebelum menjadi PMI memang sudah bekerja sebagai bartender di Nusa Dua, Badung. Kemudian mendaftar sebagai PMI dengan pekerjaan yang sama. “Kalau dibandingkan sesaat kerja di Bali, dari segi penghasilan jauh lebih besar di Maldives,” ujarnya.

Baca Juga:  Nikmatnya Betutu Frozen di Gilimanuk, Inovasi Baru Men Tempeh

Salah satu motivasi bekerja di negara lain, karena penghasilan yang cukup besar. Sebulan mendapat gaji bersih Rp20 juta hingga Rp30 juta. Dengan gaji besar dibandingkan di Bali, sesua dengan pekerjaan yang dilakoni. Dalam seminggu waktu kerja 6 hari, setiap harinya 12 jam bekerja. “Setiap harinya, dalam 12 jam kerja ada waktu setiap 4 jam ada istirahatnya. Capek sih kerjanya, tapi saya enjoy saja,” ungkapnya.

Ke depan, Gek Yeni bercita-cita tetap tinggi di luar negeri. Australia menjadi negara tujuan tempat tinggal kelak. Sebelum mewujudkan cita-cita tinggal di Australia, Gek Yeni masih ingin membangunkan rumah untuk orangtuanya. (m.basir/editor: maulana sandijaya)



SOSOK Ida Ayu Kade Yeni Priandari, 26, adalah salah satu di antara ratusan warga Jembrana yang mengadu nasib ke luar negeri menjadi PMI. Dengan pekerjaan selama 12 jam dalam sehari, pendapatan yang diperoleh juga cukup besar jika dibandingkan dengan gaji yang diterima saat bekerja di Bali.

Warga asal Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, menjadi PMI di Maladewa sejak 2019 lalu. Hingga saat ini, sudah empat kali berangkat ke Maladewa untuk bekerja sebagai bartender di bar. “Sudah empat kali, setiap kali berangkat beda resort. Karena di Maldives itu, satu pulau satu resort,” ujarnya.

Gadis saat ini pulang kampung karena libur selama satu bulan ini, sebelum menjadi PMI memang sudah bekerja sebagai bartender di Nusa Dua, Badung. Kemudian mendaftar sebagai PMI dengan pekerjaan yang sama. “Kalau dibandingkan sesaat kerja di Bali, dari segi penghasilan jauh lebih besar di Maldives,” ujarnya.

Baca Juga:  Ketika Terminal Sepi, Berubah Fungsi:Jadi Angkringan Negaroa, Subagan Jadi Pasar

Salah satu motivasi bekerja di negara lain, karena penghasilan yang cukup besar. Sebulan mendapat gaji bersih Rp20 juta hingga Rp30 juta. Dengan gaji besar dibandingkan di Bali, sesua dengan pekerjaan yang dilakoni. Dalam seminggu waktu kerja 6 hari, setiap harinya 12 jam bekerja. “Setiap harinya, dalam 12 jam kerja ada waktu setiap 4 jam ada istirahatnya. Capek sih kerjanya, tapi saya enjoy saja,” ungkapnya.

Ke depan, Gek Yeni bercita-cita tetap tinggi di luar negeri. Australia menjadi negara tujuan tempat tinggal kelak. Sebelum mewujudkan cita-cita tinggal di Australia, Gek Yeni masih ingin membangunkan rumah untuk orangtuanya. (m.basir/editor: maulana sandijaya)


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru